Jumat, 20 Februari 2015

MJH dengan buku PANCASILA dan Bibit-bibit MJH


Siapakah yang tidak mengenal sosok pejabat Negara yang ahli dalam bidang agribisnis, pertanian dan politik. Yang pernah menjadi lulusan terbaik Universitas Hasanuddin Makassar dan melanjutkan S3 di Institut Pertanian Bogor (IPB). Beliaulah Bapak DR.Ir.H. Mohammad Jafar Hafsah. Seorang pejabat yang tangguh, kuat, cerdas, berprestasi, bertanggung jawab, cinta rakyat, dan masih banyak lagi nilai-nilai positif yang beliau miliki. Tidak hanya itu beliau adalah seorang penulis buku. Salah satu yang beliau luncurkan buku yang baru-baru ini adalah buku  yang berjudul “PANCASILA”. Seperti yang kita ketahui bersama sebagai rakyat Indonesia bahwa Pancasila adalah sebagai ideology dalam berbangsa dan bernegara. Buku yang diluncurkan beliau dilangsungkan di gedung Nusantara IV MPR/DPR RI Senayan, Jakarta. Yang hari itu juga adalah hari ulang tahun beliau yang ke 66. Acara peluncuran buku ini dihadiri oleh beberapa pejabat Negara di Indonesia. Salah satunya adalah Bapak H. Fahri Hamzah, SE yang saat ini menjabat sebagai Wakil Ketua DPR RI. Selain peluncuran buku Pak MJH, Rafa Jafar atau biasa disapa RJ juga meluncurkan bukunya yang pertama dengan judul “Sampah Elektronik”. RJ adalah salah satu cucu Pak MJH dari Mami Dibha. RJ adalah anak tunggal Mami Dibha. Sebagai anak Tunggal, ia selalu di support oleh mami untuk terus berprestasi dan berkarya. Dan ternyata, Mami berhasil membimbing RJ untuk bisa berkarya. Terbukti saat RJ meluncurkan buku pertamanya yang bersamaan dengan peluncuran buku Pak MJH.



Mungkin ada sudah mengetahui siapa Mami Dibha. Beliau adalah Ibu dari 39 orang anak. 1 anak kandung (RJ) dan 38 lainnya anak asuh. Iya, mukanya memang masih kelihatan sangat muda. Tapi beliau  rela menjadi seorang wali bagi anak-anak asuhnya yang saat ini ber jumlah 16 orang di Yayasan Muslim Jabal Haq. Yang lainnya sudah menyelesaikan pendidikannya di SMA dengan bantuan beasiswa dari Yayasan yang mami Dibha pimpin (YMJH).  Dan saat ini ada yang melanjutkan kuliah sambil bekerja, ada yang focus kuliah saja dan ada juga yang focus bekerja dulu untuk menabung uang untuk kuliah.

More stories, kembali ke acara peluncuranbuku Pak MJH. Acara yang dihadiri sejumlah pejabat Negara, tentunya juga dihadiri oleh keluarga besar Pak MJH. Ada Ayah Mirdal dan keluarga, Pak Makkah dan keluarga, Bang Tama dan keluarga dan tidak ketinggalan lagi Mami Dibha bersama anak kesayangannya Rafa Jafar. Juga dihadiri oleh anak-anak MJH dan alumni MJH yang bisa dikatakan sebagai bibit-bit MJH. yang suatu saat nanti akan menjadi pengganti Bapak MJH.



Saat keberangkatan anak-anak MJH menuju gedung Nusantara IV MPR/DPR RI, ada sebuah kata yang  terdengar nyaring dan bergelombang di telinga “kok ke gedung MPR/DPR naik angkot dan naik busway?” kata-kata itu sedikit membuat saya pribadi kurang srek. Karena disertai dengan nada yang ejekan. Tapi tidak apa-apa saya terima saja dan tetap berangkat bareng dengan anak-anak MJH. Toh, mereka adalah seperti adik saya sendiri kok. Ngapain merasa gengsi bergabung dengan mereka dengan mengendarai sebuah angkot menuju gedung MPR/DPR RI. Dalam hati saya juga sempat mengukir kata “anda saat ini wajar saja menyampaikan kata-kata itu, tapi suatu saat nanti saya yakin lulusan MJH pasti ada yang bisa duduk di bangku MPR/DPR RI untuk memperbaiki rakyat di Indonesia. Karena mereka punya mimpi untuk itu”.

Terlihat alumni MJH yang hadir diacara peluncuran buku Pak MJH. Yang dulunya juga berangkat kemana-mana naik angkot tanpa ada rasa gengsi. Saat mereka menghadiri acara, saya terkagum-kagum melihat penampilan mereka. Saat itu saya sedang asyik ngobrol dengan alumni MJH yang lainnya (Akmal, Bachdim, Yono dan Abduh) di pintu masuk gedung nusantara IV. Tiba-tiba dari jauh terlihat Taksi berwarna biru yang melaju dan berhenti tepat di depan saya berdiri. Taksi tersebut berpenumpang 4 orang pemuda ganteng, berjas, dan gaya rambut yang sangat keren. Tidak mengalahkan dengan gaya-gaya para pejabat dan pengusaha saat ini. saya perhatikan mereka satu persatu. Setelah mereka ber empat turun dari taksi da berdiri dengan gagah dan rapih, barulah saya sadar. Owh.. ternyata mereka adalah Alumni MJH Boys yang dulunya naik angkot (pete-pete) ke berbagai acara. Kini sudah ada perkembangan. Mereka adalah Akmal Anhar, Ahmad Kurniawan, Dhiyaur Rahman dan Ahsan. “subhanallah” pujian kepada Allah yang keluar dari mulut saya tanpa saya sadari. Heran dan kagum melihat ke empat sahabat seperjuangan saya ini dengan penampilan seperti pejabat dan pengusaha  sukses di dunia. Sedangkan saya saa itu hanya berpakaian sederhana saja, baju batik berwarna cokelat. Layaknya sebagai seorang Guru. Iya, saya memang seorang guru dan mahasiswa J. Tapi saya punya mimpi yang lebih dari itu.

Setelah beberapa menit berlalu, saya dan teman-teman alumni MJH ngobrol bareng yang disertai dengan rasa kerinduan tentunya. J. Bagamana tidak, berbulan-bulan lamanya saya belum sempat ketemu dengan mereka karena terhalangi oleh tanggung jawab yang harus saya tunaikan. Bersyukur karena Allah mmpertemukan saya dengan mereka dalam perantuan di Ibu Kota Jakarta yang terus disupprt oleh Mami Dibha dan diberi nasehat yang sangat bermanfaat bagi kami. Hingga saat ini persahabatan itu masih terasa erat ikatannya dan sangat susah untuk saya lepaskan. Mereka adalah keluarga kedua dalam hidup saya.

Terima kasih dan selamat kepada Bapak DR. Ir. H. Mohammad Jafar Hafsah atas peluncuran bukunya yang berjudul “PANCASILA” semoga bermanfaat dan semoga menjadi amal jariyah yang tidak ada putus-putusnya. Selamat juga kepada RJ atas peluncuran buku pertamanya “Sampah Elektronik” semoga sukses terus dan bukunya bermnfaat bagi banyak orang. Terima kasih juga buat seluruh pengurus Yayasan Muslim Jabal Haq (YMJH) Ayah Mirdal, Bunda Ika, Baba, Mimim. Mami, Bang tama, Kak Fitri, Ambo aprila, Kak Accank dan Kak Ayi Irfan. Karena kalian kami bisa bertahan dalam perantauan untuk menjemput mimpi-mimpi kami masing. Untuk masyarakat dan untuk akhirat kami.




Salam hangat juga buat teman-teman alumni MJH Boys. Dan juga anak-anak MJH Boys yang masih berjuang di YMJH. Jangan menyerah, kita pasti bisa. Dan akan menjadi MJH-MJH selanjutnya yang berpresatasi, mengabdi kepada Agama, Bangsa dan Negara. Salam sukses J. Kita semua adalah bibit-bibit MJH. 


Kamis, 05 Februari 2015

Mau Sukses? Tidak meski masuk PTN kok


Masa SMA adalah masa yang sangat indah sangat banyak kenangan yang tidak bisa terlupakan begitu saja. Baik itu kenangan canda tawa bersama teman se kelas, teman ekskul, OSIS, guru, dan teman nogkrong sekali pun.. semua itu rasanya telah tersimpan dalam memori hidup yang tidak akan terkena virus apa lagi sampai terhapus. Masa SMA juga adalah langkah awal, ibaratnya ketika kita masuk ke dalam rumah maka kita terlebih dahulu membuka pintu gerbang. SMA adalah ibaratnya pintu gerbang. Setelah SMA ngapain? Kuliah atau kerja?. Dua-duanya bagus. Tapi yang lebih afdhol adalah kuliah. Kenapa? karena kuliah adalah salah satu wadah supaya ke depannya nanti bisa mendapatkan pekerjaan yang lebih baik. Begitu bukan?. tapi sebenarnya kuliah tujuan utamanya adalah menuntut Ilmu bukan cari kerja yang bagus. Saya ulangi lagi pertanyaannya, begitu bukan?

Next, siswa SMA sekarang yang mereka kejar-kejar adalah PTN (Perguruan Tinggi Negeri). Kenapa? Kebanyakan memilih alasan karena TIDAK MAU GENGSI. Yang kedua adalah  biaya kuliah lebih murah (berdasarkan pendapatan orang tua), yang ke tiga setelah lulus nanti bisa mendapatkan pekerjaan yang lebih TOP dari orang lain, dan bisa menghasilkan uang yang lebih dari orang lain. Itulah 3 alasan utama bagi siswa SMA sekarang mengejar PTN.



Beberapa hari yang lalu, saya sempat membaca sebuah status di facebook dari kakak kelas saya (Kak Nadya) alumni SMAN 7 Kota Bekasi 2013 dan saat ini beliau kuliah di sebuah PTN, Universitas Jenderal Sudirman (UNSOED) jurusan Kesehatan Masyarakat. Sebenarnya PTN yang saat ini Kak Nadya Kuliah adalah PTN idaman Ibunya, bukan PTN idamannya. Tapi Kak Nadya tetap bertahan kuliah di PTN tersebut sampai saat ini.  Dan berikut ini adalah status  yang kak Nadya post di Facebook dengan gaya bahasa ciri khasnya sendiri “pertama kali sedih rasanya gak diterima di PTN idaman, malah nyasar ke PTN yang diinginkan Ibu. Tapi lama-lama sampai saat ini saya berfikir, kayaknya gak ngaruh banget ke kehidupan saya wtf PTN is. Yang terpenting gimana saya bisa enjoy dan bermanfaat buat kehidupan orang lain. Toh di PTN saya sekarang yang saya anggap biasa aja buktinya saya belum jadi apa-apa, belum berkontribusi banyak terhadap kampus apa lagi jadi mapres. Suka lucu dulu punya ambisi berlebih ngejar PTN, pada hal kalo disyukuri enak-enak aja tuh, enteng-enteng aja dijalani. PTN bagus belum tentu sukses/kerja bagus, teman Ayah saya ada kok lulusn 3 PTN favorit di Indonesia, tapi gak diterima kerja dimana-mana. Karena perusahaan takut mau kasih gaji berapa orang tersebut. Keep fighting!”.  dan  kemudian status tersebut dikomentari oleh salah satu Alumni SMAN 7 Kota Bekasi pula 2012. Berikut komentarnya “Hahaha… jadi inget yah waktu SMA, ngebet bangat masuk ITB tapi ternyata sekarang di UNPAD. Tapi seharusnya semakin waktu berjalan kita semakin sadar yang namanya esensi kuliah, soalnya ketika kita udah masuk masa-masa kuliah, nilai perjuangan kita buat sukses itu akan bernilai sama dengan mahasiswa lain yang sekampus atau dari PT lain (swasta). Seharusnya ini juga harus ditanamkan ke anak-anak SMA. Karena sampai sekarang esensi kuliah masih sama yang namanya rasa gengsi. Walhasil, bisa kita lihat, masih ada loh mahasiswa yang udah mau tingkat lanjut yang sampai sekarang belum bisa bersyukur gara-gara masuk ke PTN yang bukan idamannya. Seolah-olah “sukses itu adalah masuk PTN A, gagal itu adalah masuk PTN  B, apalagi swasta”. Terkadang ada benarnya juga “lo punya apa sampai PTN itu mutlak terima lo?”. Pertanyaan ini bukan pertanyaan pesimis, ini sebagai pengingat, ketia kita udah mulai masuk masa kuliah di PTN atau PTS. Yang namanya gengsi itu udah gak ada nilainya sama sekali. Toh sampai sekarang pun gua kagum sama temen gua yang bisa berkontribusi lebih buat memajukan kampusnya. Walaupun dia anak PTS”
Komentar status Kak Nadya bukan hanya itu saja. Banyak yang lain ada puluhan. Yang intinya adalah sukses itu gak harus masuk PTN, dan jangan gengsi jika harus PTS.
Dari sini saya  bisa menyimpulkan bahwa:

1.  Buang jauh-jauh yang namanya GENGSI kalau mau kuliah. Jangan gengsi tidak masuk PTN A, tapi malah  nyasar ke PTN B. apalagi masuk swasta. Jangan GENGSI!!!
2. Sukses tidak harus masuk PTN, tapi bagaiamana kita enjoy dalam menjalani kuliah baik PTN atau pun PTS. Kalau kita kembali ke Agama, Rasulullah SAW bersabda “sebaik-baik diantara kalian adalah yang bermanfaat bagi orang lain”. Sukses bukam berarti punya rumah mewah, mobil mewah, punya perusahaan dimana-mana dan lain-lain
3. Bagi yang lulusan SMA 2015 yang tentunya mengejar PTN dan mempersiapkan segalanya, tetap berusaha dapetin PTN idaman dengan niat utama ingin menuntut ilmu. Kalau gagal jangan gengsi kuliah di swasta.  Saya ulangi lagi, sukses tidak harus masuk PTN, tapi bagaimana kita enjoy dalam kuliah, berkontribusi di kampus, berbuat yang lebih banyak buat orang lain dan lain-lain. Banyak orang yang sukses lulusan SD, SMP dan SMA. Karena ada usaha dan keinginan.
Rezeky kita Allah yang ngatur. Yang penting ada usaha, do’a dan tawakkal. Masuk swasta bisa sukses kok. Tapi lebih afdhol kalau masuk PTN, rajin, berkontribusi ke kampus, aktif berorganisasi, terus lulus dengan hasil yang memuaskan, dapat kerjaan yang bagus dan sesuai keinginan, soleh/solehah lagi, kan Subhanallah..:-). Intinya enjoy dan jalani dengan sungguh-sungguh di bangku kuliah. Satu lagi “selalu bersyukur apa yang diberikan Allah, yakinlah bahwa apa pun yang terjadi (masuk PTN atau gagal) Allah masih punya rencana yang lebih baik untuk kita. Allah tidak buta, mengetahui segala sesuatu dalam diri manusia, jadi jangan ragu. Intinya terus usaha, do’a dan tawakkal.


Semoge bermanfaat J.