Selasa, 31 Januari 2017

Sosok Seorang Pemuda Muslim sejati


Beriman, berwibawa, berkarakter dan berkarya itulah pemuda yang didambakan oleh banyak orang. Pemuda yang tidak pernah puas dengan apa yang ia dapatkan, ia selalu berusaha, berkarya dan bekerja keras untuk mempersembahkan hal-hal yang baru, hal-hal yang penuh dengan manfaat. Karena ia selalu menyadari bahwa hidup untuk bermanfaat bagi orang, bukan mencari kedudukan, bukan mencari nama dan bukan  menjadi insan yang selalu merasa benar.

Sesungguhnya pemuda tertampan bukanlah pemuda yang memiliki rupa tampan, tapi pemuda tertampan adalah pemuda yang selalu menebar senyumnya untuk semua orang.
Sesungguhnya pemuda yang kuat bukanlah pemuda yang berotot besar, tapi pemuda yang kuat adalah pemuda yang selalu ikhlas menerima dan menjalani liku liku kehidupan tanpa berkeluh kesah, karena ia menyadari bahwa sesuatu yang dijalankan disertai dengan Allah maka semuanya akan mudah.

Dan pemuda yang paling istimewa adalah pemuda yang selalu bersujud kepada Rabbnya di sepertiga malam, mengangkat kedua tangannya, merendahkan mata hatinya dihadapan sang Ilahi dan selalu larut dalam membaca surat-surat cinta (Al-Quran). Hati dan pikirannya selalu tertuju pada Rabbnya, sehingga kesehariannya wajahnya selalu terlihat bahagia, senyumnya berbinar-binar seakan-akan ia adalah insan yang paling  bahagia di dunia ini meskipun ia terhitung kurang dalam hal materi.

Pemuda terhebat dari yang terhebat adalah pemuda yang menembus batas, mengunyah mimpi, menganyam matahari, itulah karakter dan tekad kuat nan membara seorang anak muda, ingin melampaui dari yang pernah ada, ingin mewujudkan semua mumpi-mimpinya, ingin menjadikan matahari yang menemaninya menjadi karya yang luar biasa. Silahkan para sejarahwan mencatat karya yang telah dan akan dibuatnya, silahkan para pengagum diam tanpa mampu berkata apa-apa karena melihat sesuatu yang hampir tidak dipercaya pada apa yang dilihatnya. Itulah geliat, itulah warna, itulah wajah asli seorang pemuda muslim sejati, pemuda yang memiliki sederat prestasi hebat berkelas dunia. Prestasi yang ia persembahkan bagi bangsa dan agamanya, ia persembahkan bagi peradaban Islam, ia persembahkan bagi masyarakat dunia yang ingin membuktikan bahwa Islam itu rahmat bagi seluruh alam, Islam itu sangat bermanfaat dan dibutuhkan untuk memberikan kontribusi kedamaian dan kesejahteraan dunia yang kian hilang. Dari atas sejadah ketaatan ia mulai bergerak, dan dari kajian bacaan Al-Qur’an ia mulai merangkai serta dari keikhlasan dan kerendahan hati ia mulai bekerja penuh semangat dalam berkarya.

Baginya ia seperti belum belajar kalau belum memahami dan menemukan sesuatu, baginya belumlah bekerja kalau ia belum sampai bercucuran keringat, baginya tidak ada kata malas dan menunda waktu, baginya ia belum merasa berbahagia kalau belum bersujud menikmati kekhusyuan shalat. Itulah sosok enerjik seorang pemuda muslim sejati. Semua bisa kita lakukan, semua bisa kita mulai, semua bisa terwujud wahai pemuda muslim. Dan dunia ini sedang menunggu karya-karya dan prsetasi besarmu.


Bangkit dan berkaryalah wahai pemuda muslim sejati !! 








Catatan : ‘’sebagian artikel ini dikutip dari kalender hijriyah (Telkom Indonesia)”

Sabtu, 28 Januari 2017

Perbedaan Itu Indah


Setiap kita punya trik baru dalam meraih mimpi
Setiap kita punya langkah baru untuk berjalan mengarungi samudra kehidupan.
Dan setiap kita punya metode baru dalam menyusun rumus-rumus pendidikan kita masing-masing.

Dan setiap langkah mengarungi samudera pendidikan kita punya tempat yang berbeda-beda dalam menimba ilmu yang sebanyak-banyaknya. Disetiap tempat itulah kita punya teman/sahabat baru, tempat kita berbagi cerita, tempat kita saling memberi masukan, tempat kita saling mengingatkan jika ada yang salah, dan tempat kita saling memahami. Karena setiap kita punya karakter yang berbeda,punya hobby yang berbeda, bahkan suku pun berbeda. Dengan perbedaan itulah kata "saya" dan "kamu" menjadi "kita". Iya kita, kita yang saling memahami antara satu dengan yang lainnya. Ketika kita punya kawan baru yang mungkin tidak sesuai dengan kita, solusi terbaik adalah menyatukan perbedaan itu menjadi sebuah visi yang sama, hingga akhirnya bareng-bareng membangun misi agar bisa menghasilkan kata "kita" menjadi sebuah persahabatan yang luar biasa, bermanfaat bagi Agama, bangsa dan negara serta untuk orang banyak. Itu adalah solusi yang terbaik dalam membangun perbedaan diantara kita, BUKAN meninggalkan.

Perbedaan yang membuat hidup kita menjadi pelangi. Pelangi yang indah, yang warnanya berbeda-beda yang membuat banyak makhluk kagum melihatnya .

Hiduplah seperti pelangi, warnanya bermacam-macam tapi karena ia bersatu, terlihat indah di langit biru .


Sabtu, 21 Januari 2017

Keikhlasan si Mas Gojek

           
           
            Sore itu, saya mulai beres-beres pulang ke rumah setelah mengejarkan Qur’an kepada anak-anak usia TK dan SD. Begitu pula dengan anak-anak yang super semangat membereskan semua peralatan belajarnya  ketika jam pulang. Pertemuan hari itu dengan anak-anak diakhiri dengan muroja’ah dan juga membaca doa lalu kemudian bubar satu per satu dari lingkaran halaqoh Qur’an. Bubar untuk pulang ke rumah masing-masing. Saya pun terakhir bubar dari lingkaran halaqoh Qur’an sore itu. Ya…namanya juga pengajar yang pulangnya lebih akhir dibandingkan anak-anak. Saya pun bergegas pergi dari ruangan yang berdinding bambu itu membawa tas yang lumayan berat.

Dalam perjalanan pulang ke rumah sore itu, keadaan jalan tidak begitu mecat. Saya pun berlalu dengan cepat dengan motor kirana alias si kuda hitam yang selalu setia menemani dan mengangkut kemana pun saya pergi. Beberapa menit dalam perjalanan itu, saya berbelok kanan di jalan kodau. Tidak cukup 2 menit di jalan kodau,si kuda hitam mulai mengeluarkan tanda-tanda aneh. tanda-tanda yang sudah saya hafal dan tau sekali ada apa dengannya. Yapp tidak lain dan tidak bukan bensinnya habis. Dari kemarin memang saya sendiri sudah memprediksi bahwa si kuda hitam ini sepertinya sudah mulai lapar. Dan ternyata disore hari itu benar, ia tak mampu melanjutkan perjalanan bersama saya. Karena bensinnya habis, tidak ada pilihan lain. Saya dorong sampai  menemukan bensin alias makanan buat si kuda hitam. Kehabisan bensin di jalan memang sudah hal yang sangat biasa terjadi bagi saya, diakibatkan motornya sudah lumayan tua dan beberapa hal yang sudah tidak berfungsi akhirnya saya ketahui banyak atau sedikit bensin yang ada dalam perut si kuda hitam itu. Pede dan tak menghiraukan kendaraan lain yang ulu lalang di jalan ramai sore itu, saya mendorong dengan perasaan agak jengkel. Tiba-tiba ada motor berwarna putih plus dengan pengendaranya yang berjaket hijau dan berhelm hijau pula. Ah… ternyata si mas gojek. Tanpa salam dan tanpa permisi, si mas gojek bertanya dengan muka yang terlihat lelah “mas, motornya kenapa?”. Tanya si mas gojek. “kehabisan bensin mas”, jawabku. “naik aja ke motornya mas, nanti saya bantu”. Tawaran si mas gojek. Tapi karena saya berfikir penjual bensin tidak terlalu jauh dan tidak mau merepotkan orang, saya menolak tawaran si mas gojek dan melanjutkan mendorong si kuda hitam. “mas, naik aja mas, kasian masnya sudah sore begini pula” si mas gojek kembali menawarkan pertolongannya. Saya sedikit memperhatikan raut wajah si mas gojek yang sudah terilihat lelah juga terlihat wajah ikhlasnya yang ingin membantu orang. Iya, membantu saya sore itu. Saya kembali duduk di atas si kuda hitam. si mas gojek mengendarai motornya sambil melentangkan kakinya ke  arah klapot motor saya, ngeng… motorku kini kembali melanjutkan perjalanan dengan bantuan dorongan si mas gojek. Dalam perjalanan itu, saya menoleh kiri dan kanan untuk mencari dimana penjual bensin. Sekitar 500 meter saya berlalu tertnyata belum ketemu-ketemu juga penjual bensin eceran di pinggir jalan. Pada hal biasanya, ketika di perjalanan saya kehabisan bensin, penjual bensin eceran tidak  begitu jauh. Hanya beberapa meter saja sudah ketemu. Tapi kali ini tidak. Sabar hehe…

Si mas gojek terus membantu mendorong motor saya dihari yang mulai gelap itu. Dalam perjalanan, hati kecil saya sangat bersyukur karena ada orang yang begitu tulus dan begitu ikhlas membantu saya. iya sangat bersyukur. Sekitar 1 km dalam perjalanan itu, akhirnya saya menemukan penjual bensin eceran. “mas, berhenti disini aja, tuh ada penjual bensin” teriakku ke mas gojek. Si mas gojek pun berhenti. Setelah  berhenti, bukannya ngisi bensin si mas gojek malah nyuruh saya untuk naik ke motor kembali dan melanjutkan perjalanan dengan perut kosong si kuda hitam. “loh.. kenapa mas? Ini kan ada penjual bensin”. Kataku ke mas gojek. “di depan ada pom bensin mas. Tidak jauh dari sini” kata si mas gojek. “o…iya, ada ya pom bensin dekat sini”. Kataku dengan sedikit cengingisan. Ngeng… kembali melanjutkan perjalanan.

Tidak lama kemudian, tiba juga akhirnya di pom bensin. Sebelum belok kanan ke pom bensin, si mas gojek memintaku untuk mengambil jalan tengah persiapan belok kanan pom bensin. Saya pun mengikuti perintah si mas gojek. Tepat depan pom bensin (di jalan), ketika saya mau belok kanan, si kuda hitam belum berhenti dengan sempurna saya sudah keburu menurunkan kedua kaki dan menyenggol tas yang saya taro bagian depan sedangkan si mas gojek sudah belok kanan ke arah pom bensin. Brukkkk….ah… tas saya jatuh. Si kuda hitam pun saya rem mendadak dalam keadaan yang sudah panik. Saya ambil tas yang terjatuh di jalan dengan tangan kiri karena tangan kanan menahan si kuda hitam agar tidak ikutan jatuh. Setelah tas itu berhasil saya ambil, saya pun membelokkan si kuda hitam ke pom bensin dengan tergesah-gesah karena kendaraan di jalan sudah mulai macet berlawanan arah. Karena sikap terburu-buru dan tergesah-gesah, akhirnya bruuukkkkk…. Si kuda hitam jatuh ke kanan saya pun juga ikutan jatuh. Setelah saya berusaha bangun, terlihat seorang lelaki tua turun dari motornya dan membantu membangunkan si kuda hitam yang terjatuh “mas, hati-hati ya” kata lelaki si  tua itu. “iya pak, terima kasih banyak”. Kataku. Sejumlah kendaraan yang sudah memadati jalan membunyikan klaksonnya. Begitu pula dengan mobil avanza yang tepat berada di depan saya ketika jatuh. Saya membelokkan motor ke kanan arah pom bensin dan mencari-cari si mas gojek yang tadi membantu mendorong motor saya yang kehabisan bensin. Mataku melirik dan menoleh ke sana kemari tapi tak kunjung menemukan si mas gojek. Ah… pada hal saya belum sempat berterima kasih banyak kepadanya karena keikhlasannya yang begitu tulus membantu saya. karena mas gojeknya menghilang saya langsung mengisi bensin dan melanjutkan perjalanan ke rumah tanpa menyampaikan terima kasih banyak ke mas gojek. Sekitar 5 menit di perjalanan, tiba-tiba ibu jari saya terasa perih dan tangan kiri juga perih begitu pula dengan betis bagian kanan. Tapi, yah… ini hanya perih biasa saja. Maklum tadi abis dubrak bareng  motor di tengah jalan. Terus melanjutkan perjalanan dengan hati-hati dan akhirnya Alhamdulillah tiba di rumah dengan selamat. Lalu kemudian persiapan shalat maghrib dan ngajar kembali anak-anak di rumah.

Besok-besok perhatikan motornya jangan kehabisan bensin lagi di jalan hehe…