Rabu, 18 Maret 2015

Cara Para Sahabat Mendapatkan Hadits dari Rasulullah SAW.


Para pembaca yang InsyaAllah dirahmati Allah SWT. Seperti yang kita ketahui bersama bahwa dalam Agama Islam, segala macam hukum diambil dari Al-Qur’an dan Hadits Nabi. Al-Qur’an adalah sumber hukum yang paling nomor satu dalam Islam dan hadits adalah sumber hukum kedua dalam islam, kemudian ijtihad para sahabat Nabi kemudian Ijtihad dari para ulama. Maksudnya adalah ketika ada hukum Islam yang tidak ditemukan dalam Al-Qur’an, maka beralih ke hadits, jika dari hadits juga tidak ditemukan, maka beralih ke Ijtihad sahabat, jika Ijtihad sahabat juga tidak ditemukan, maka beralih ke IJtihad para ulama. Begitulah sumber-sumber hukum dalam Islam. Yang perlu saya garis bawahi adalah HADITS NABI. Hadits? Bukan sebuah kalimat yang asing lagi dalam Islam. Hadits adalah segala sesuatu yang disandarkan kepada Nabi Muhammad SAW Baik dari perkataan, perbuatan, dan taqrirnya. Yang menjadi pertanyaan adalah bagaimana cara sahabat mendapatkan Hadits dari Nabi? Nah… mungkin pertanyaan ini yang masih belum terjawab bagi para pembaca. Sebelum saya memberikan jawaban, alangkah baiknya jika saya membuat point-point saja mulai dari antara Rasulullah dengan sahabat sampai ke semangat para sahabat dalam menerima dan menyampaikan hadits .

    1.      Rasulullah dan Sahabat

Para sahabat adalah orang yang paling dekat dengan Rasulullah SAW. Mereka merupakan generasi terbaik umat ini dan terdepan dalam membawa Islam kepada kejayaan. Mereka merupakan manusia yang palin tau tentang Nabinya yang merupakan contoh manusia terbaik serta qudwah dan ushwa dalam kehidupan sehari-hari. Para sahabat sangat memperhatikan apa pun bentuknya yang berkenaan dengan Rasulullah SAW berupa perktaannya, kehidupannya dan yang paling penting yang berkenaan dengan hukum-hukum Islam. Disamping sebagai Nabi, Rasulullah juga merupakan panutan dan tokoh masyarakat. Beliau pun sebagai pemimpin, bagian dari masyarakat, panglima perang, kepala rumah tangga, teman, maka tingkah laku, ucapan dan petunjuknya dianggap ajaran untuk berdialog dengan sahabat sebagai media, dan para sahabat juga memanfaatkan hal itu untuk lebih mendalami ajaran Islam.

2.  Penerimaan dan penghafalan Hadits oleh sahabat

Umar r.a Berkata “Aku dan seorang tetanggaku dari kaum Anshar di Bani Umayyah Bin Zaid, saling bergantian datang kepada Rasulullah SAW. Sehari dia datang, sehari aku yang datang. Bila aku yang datang aku ceritakan kepadanya tentang wahyu yang lainnya pada hari itu. Demikian juga ketika dia yang datang akan melakukan hal itu”. Para sahabat yang sudah menerima hadits-hadits dari Nabi, sebagian besar menghafalnya, dan hanya beberapa yang menulis hadits dalam buku. Sebab itu kebanyakan sahabat menerima hadits melalui mendengar dengan hati-hati apa yang disabdakan Nabi. Ketika menghafal terekamlah lafal dan makna itu dalam sanubari mereka. Mereka dapat melihat langsung apa yang Nabi kerjakan. Atau mendengar pula dari orang-orang yang mendengarnya sendiri dari Nabi, karena tidak semua dari mereka pada setiap waktu dapat mengikuti dan menghadiri majelis Nabi. Kemudian para sahabat menghafal apa yang diperoleh dari sabda-sabdanya dan berupaya mengingat apa yang pernah Nabi lakukan, untuk selanjutnya disampaikan kepada orang lain secara hafalan pula. Diantara sahabat yang mencatat hadits yang didengarnya dari Nabi SAW antara lain Abu Hurairah yang meriwayatkan hadits (dalam kitab-kitab hadits sekarang) sebanyak 5.375 buah hadits.

3.  Cara sahabat menerima hadits

Masuk pembahasan inti . berikut adalah cara para sahabat menerima hadits dari Nabi SAW.

a.       Majelis-majelis Rasulullah SAW
Para sahabat selalu mendatangi majelis ilmu yang diselanggarakan Rasulullah SAW. Beliau pun selalu menyediakan waktu untuk mengajar para sahabat dan juga mengkhususkan waktunya untuk majelis kaum wanita. Beliau mengajar dan memberi fatwa kepada mereka. Jika ada seorang sahabat absen, sahabat lain yang hadir akan memberitahukan pengajaran yang didapat. Bahkan banyak sahabat yang diam-diam memperhatikan kehidupan Nabi meskipun harus bertanya kepada istri-istri beliau.

b.      Peristiwa-peristiwa yang terjadi pada diri Rasulullah SAW.
Rasulullah sendiri yang mengalami persoalan. Kemudian memberitakan kepada sahabat. Sahabat lain yang mendengar langsung mnyampaikan lagi pada keluarganya dan sahabat lainnya. Sehingga sabda Nabi ini cepat tersebar luas. Jika yang hadir sedikit, Rasulullah memerintahkan agar yang tidak hadir diberitahu atau dengan Rasulullah mengirimkan orang untuk dikabarkan hukum itu dikalangan masyarakat. Sebagai contoh ada riwayat Abu Hurairah r.a bahwa Rasulullah melewati seorang yang menjual makanan. beliau menanyakan bagaimana ia menjualnya. Ia pun memberitahu hal itu kepada beliau. Kemudian beliau mendapatkan wahyu, agar beliau memasukkan tangan ke dalam tumpukan makanan itu. Ternyata bagian dalam “tidak termasuk golongan kami, orang yang menipu”.
Kadang-kadang Rasulullah melihat atau mendengar seorang sahabat melakukan kesalahan, kemudian beliau meluruskan kesalahannya dan menunjukkan yang benar.

c.       Peristiwa-peristiwa yang terjadi pada kaum muslimin
Berkenaan dengan ini mereka menanyakan kepada Rasulullah. Beliau kemudian memberikan fatwa dan memberikan jawabannya kepada mereka, menjelaskan hukum yang mereka tanyakan. Di antara sekian peristiwa ada yang berkaitan dengan permasalahan pribadi penanya dan ada yang  berkaitan dengan orang lain. Semuanya merupakan permasalahan yang terjadi dikalangan masyarakat luas. Kita bisa melihat sahabat tidak merasa malu sedikit pun untuk menanyakan hal-hal tersebut. Merekalah justru bergegas datang kepada Rasul. Hal itu mereka lakukan agar mereka dapat mengetahui hakikatnya yang dapat membuat hati mereka tenang dan dada mereka sejuk. Kadang-kadang juga ada yang merasa enggan dan malu menanyakan persoalannya, tetapi sahabat yang lain memaksanya untuk bertanya kepada Rasulullah.
Para sahabat yang menanyakan persoalan pribadi ataupun persoalan keluarga mereka juga tidak menutup-nutupi pertanyaan Nabi. Tentang muamalah, ibadah, aqidah, dan persoalan mereka lainnya.
Kadang-kadang ada dua pihak saling bertikai mengenai suatu masalah atau bersilang pendapat tentang suatau hukum. Maka keduanya segera menghadapa Rasulullah untuk meminta penegasan dan penjelasan yang sebenarnya. Jawaban-jawaban, fatwa-fatwa dan persoalan-persoalan menjadi materi yang besar dalam beragam bab kitab-kitab sunnah Rasulullah SAW. Karena merupakan bagian dari kehidupan penanya, bahkan terkadang merupakan peristiwa unik sepanjang hidupnya.

d.      Berbagai persistiwa dan kejadian disaksikan para sahabat, bagaimana Rasulullah melaksanakannya.
Jenis ini sangat banyak jumlahnya, misalnya tentang shalat, puasa, haji, saat bepergian, saat di rumah dan hal-hal lain yang beliau kerjakan. Mereka kemudian memindahkan kepada Tabi’in yang kemudian menyampaikannya kepada generasi sesudah mereka. Semua itu membentuk sejumlah besar materi sunnah, khususnya berkenaan dengan bimbingan beliau mengenai ibadah dan muamalah serta jejak beliau.
Dari uraian diatas dapatlah disimpulkan bahwa sunnah para masa Nabi SAW juga dihafal para sahabat, berdampingan dengan hafalan mereka terhadap Al-Qur’an. meskipun jumlah yang dihafal para sahabat berbeda-beda jumlahnya ada yang “Al-Muktsir” (yang terlalu banyak) dan ada pula di antara mereka yang “Ak-Muqil” (yang terlalu sedikit). Oleh karena itu kami tegaskan bahwa mereka telah bergumul dengan sunnah dan menghafalnya dengan cara yang sangat baik serta menyampaikannya kepada generasi setelah mereka, yaitu Tabi’in.

    4.   Semangat para sahabat dalam menerima dan menyampaikan hadits

Minat yang besar para sahabat Nabi untuk menerima dan menyampaikan hadits disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya:
a.       Dinyatakan secara tegas oleh Allah, bahwa Nabi Muhammad adalah panutan utama (uswah hasanah) yang harus diikuti oleh orang-orang yang beriman dan sebagai utusan Allah yang harus ditaati oleh mereka. Allah berfirman “sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah suri tauladan yang baik bagimu” (QS. Al-Ahzab: 21)
b.      Allah dan Rasulnya memberikan penghargaan yang tinggi kepada mereka yang pengetahuan (ilmu Islam khususnya). Seperti yang terdapat dalam Al-Qur’an “adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?, sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran”.(Qs. Az-Zumar: 9).
c.       Para sahabat berusaha memperoleh ilmu yang banyak yang pada zaman Nabi, sumber pengetahuan adalah Nabi sendiri.
d.      Nabi memerintahkan para sahabatnya untuk menyampaikan pengajaran kepada mereka yang tidak hadir. Nabi menyatakan bahwa boleh jadi orang yang tidak hadir akan lebih paham dari pada mereka yang hadir mendengarkan dari Nabi. Perintah ini telah mendorong para sahabat untuk menyebarkan apa yang mereka peroleh.

Para pembaca yang dirahmati Allah, hanya itu yang dapat saya paparkan berkenaan dengan metode para sahabat dalam menerima hadits dari Nabi SAW. Semoga bermanfaat. Kritik dan saran yang bersifat membangun saya sangat terbuka dan berterima kasih.

Syukron wa Jazakumullah khair.

Sabtu, 07 Maret 2015

Aku Santri Rumah Qur'an


Dua minggu ini, Unit Pelaksana Teknis (UPT) Yayasan Rumah Qur’an Mulia (RQM) Jatisari menjalankan sebuah program yang tentunya bermanfaat bagi para santri Rumah Qur’an. diantaranya adalah Malam Bina Iman dan Taqwa (MABIT) dan pengumuman juara selama bulan Februari 2015 serta penerimaan hadiah. Saya garis bawahi untuk pengumuman juara. Ada tiga hal penting penilaian bagi santri Rumah Qur’an untuk berhak mendapatkan juara tiap bulannya. Yang pertama adalah kehadiran, yang ke dua adalah akhlaq dan yang ke tiga adalah nmenulis ayat-ayat pilihan dan hadits Nabi. Untuk meraih nilai yang maksimal, santri Rumah Qur’an prestasinya naik turun. Ada yang bulan lalu juara 3, bulan ini turun menjadi juara 5. Ada yang bulan lalu juara 5, bulan ini juara 3. Prestasi mereka memang naik turun. Sebenarnya, ada dua hal penilaian yang  membuat prestasi mereka naik turun yaitu masalah kehadiran dan akhlaq. Tapi, yang paling diprioritaskan adalah AKHLAQ. Karena prinsip yang ditanamkan adalah masalah akhlaq. Percuma menghafala Al-Qur’an kalau akhlaq terhadap orang tua, Guru, teman tidak karuan atau bisa dikatakan buruk. Yang  diharapkan dari para Santri Rumah Qur’an adalah menjadi penghafal Al-Qur’an dan berakhlaq yang mulia kepada semua orang. Sehingga salah satu program yang diadakan oleh Yayasan Rumah Qur’an adalah mengadakan acara MABIT untuk membentuk akhlaq Santri menjadi akhlaq yang mulia. Acara MABIT merupakan salah satu acara yang sangat disenangi oleh santri Rmah Qur’an karena dengan acara itulah kebersamaan mereka terjaga dan berprinsip bahwa “AKU SANTRI RUMAH QUR’AN”. They always spirit Al-Qur’an dan menganggap bahwa Rumah Qur’an adalah rumah mereka untuk menghafal Al-Qur’an, belajar lmu Agama dan MABIT serta acara-acara lainnya yang diprogramkan oleh yayasan Rumah Qur’an. intinya prinsip mereka adalah “AKU SANTRI RUMAH QUR’AN”.



Further then that, minggu lalu diadakanlah acara MABIT yang dipimpin oleh saya sendiri dan dibantu oleh dua orang Ustadz baru dari LIPIA Jakarta. They both are Ustadz Rizky dan Ustadz Imron. MABIT  kali ini adalah MABIT yang sedikit berbeda dari biasanya. Letak perbedaannya dimana? Salah satu yang membuat berbeda adalah kali ini ada siraman Rohani (berbagi ilmu Agama di dunia anak-anak) yang disampaikan oleh Ustadz Rizky dan Ustadz Imron. Khusus untuk Ustadz Rizky, beliau memberikan siraman Rohani kepada Santri tentang bagaimana cara Berakhlaq yang baik. Dan MABIT minggu lalu Ustadz Rizky memaparkan bagaimana cara berakhlaq terhadap orang tua yang dalilnya tentunya diambil dari Al-Qur’an dan Hadits Nabi. Dan Alhamdulillah santri Rumah Qur’an dapat menyimak materi / siraman Rohani dari Ustadz Rizky dengan seksama dan sekali-kali mereka tertawa jika ada kata-kata lucu dari Ustadz. Yeah, so facing children harus disertai dengan hal-hal yang lucu supaya para Santri tidak merasa bosan dan tidak mengantuk ketika mengikuti rangkaian acara MABIT. Dan khusus bagi Ustadz Imron,  beliau menyampaikan materi tentang sirah Nabawiyah. Yaitu perjalanan hidup para Nabi dan Rasul serta kisah perjalanan hidup para Sahabat Nabi. Dari kisah-kisa tersebut para santri biasanya diminta untuk berbicara dan menyampaikan apa hikmah yang bisa diambil dari kisah-kisah para Nabi dan sahabat Nabi. Tells the story of the life of prophet sudah pasti banyak sekali hikmah yang bisa diambil. Kesabaran misalnya kisah dari Nabi Ayyub,  dan masih banyak lagi hikmah yang bisa dipetik. Setelah mengetahui apa hikmah yang bisa diambil, santri diharapkan untuk bisa merealisasikan dalam kehidupan sehari-hari mereka supaya kepribadian mereka bisa menjadi pribadi yang berakhlaqul karimah.



Further stories, jam dinding menunjukkan pukul 21.45 WIB menandakan bahwa waktu tidur akan tiba. Seperti biasa, waktu tidur santri saa MABIT adalah pukul 22.00 WIB. tersisa waktu 15 menit. Kebetulan, malam itu ada snack dari Ustadz Alwi (ketua UPT RQM Jatisari) ada tahu, martabak, dan kue. Waktu yang tersisa 15 menit digunakan untuk mencicipi snack yang insyaallah berberkah. Amin J. Setelah mencicipi snack, ternyata masih ada sekitar 10 menit. Waktu 10 menit itu digunakan untuk menonton film kartun islami. Malam itu, kegelapan mulai menelan waktu yang terus berputar. Tepat pada pukul 22.00 WIB, santri Rumah Qur’an persiapan tidur di satu tempat yang hanya beralaskan karpet berawarna kuning. Yes, it does not matter, yang penting adalah ada kebersamaan. Dan kebersamaan itu sangatlah indah J.  Pukul 22.15 WIB para santri sudah tertidur pulas. Malam semakin sepi, sunyi, hanya ada suara nyanyian jangkrik yang berdendang di kedua telinga saya. Dan akhirnya membuat saya mengantuk, mata pun tinggal setengah watt. Akhirnya tertdiur pula menyusul santri dan tertidur pulas  juga dibawa jendela.

Malam gelap gulita dan waktu yang terus berputar. Pukul 03.30 pagi bunyi alarm berbunyi yang menandakan bahwa waktunya untuk shalat Tahajjud. Akhirnya saya terbangun begitu pun dengan santri. Tapi tidak semua, ada yang masih larut dalam mimpi-mimpi indah mereka J. Tapi karena waktunya untuk menghadap Allah dimalam hari, saya bangunkan santri satu per satu. Biarkan saja mimpi indah mereka bersambung untuk sementara, demi mendapatkan rahmat dan ketenangan jiwa. Dan yang terpenting adalah meraih cinta Allah yang hakiki. Akhirnya para santri pun terbangun dan langsung mengambil air wudhu dan kemudian shalat tahajjud sendiri-sendiri. Setelah shalat tahajjud, waktu subuh belum masuk, so, sambil menunggu waktu subuh santri saya minta untuk duduk berbentuk lingkaran dan tilawah Al-Qur’an surah Ar-Rahman, An-Naas, Al-Falaq dan Al-Ikhlas. Kemudian dilanjutkan shalat subuh berjama’ah di Masjid Al-Ihsan.

Setelah shalat subuh, dilanjutkan dengan muroja’ah hafalan, dzikir dan ceita Islami of my own J.  Kemudian tibalah acara puncak MABIT kali ini yaitu Futsak bareng di Grand Futsal Jatisari. Yang biasanya jalan kaki menuju Grand Futsal, kali ini naik sepeda dan naik motor. Khawatir santri kurang stamina dan down ketika perjalanan pulang. Selesai futsal, rangkain acara MABIT pun selesai. Dan para santri Rumah Qur’an istirahat sambil main Di Rumah Qur’an. yes, the home Qur’an is where they are also to study and also the resting place for them after The show MABIT J. Itulah acara Rumah Qur’an minggu lalu ie MABIT.





More stories, malam ahad kali ini acaranya bukan MABIT, tapi pengumuman juara dan penerimaan hadiah. Karena MABIT diadakan hanya dua minggu sekali khusus untuk santri Rumah Qur’an Jatisari. Untuk MABIT akbar yang diikuti oleh seluruh santri Rumah Qur’an Jatisari, Jatimakmur dan SD Qur’an jadwalnya 3 bulan sekali. So, acara kali ini adalah pengumuman juara dan penerimaan hadiah. Seperti yang sudah dipaparkan ditulisan bagian atas bahwa ada tiga kriteria penilaian yaitu kehadiran, akhlaq dan menulis ayat dan hadits Nabi. Dan yang berhasil meraih juara  1, 2 dan 3 adalah Andre Satriaji dengan rata-rata nilai 93,3, kemudian ada Fathan dengan rata-rata nilai 88,00, kemudian ada Fikri dengan rata-rata nilai 87,6. Alhamdulillah J. Congratulations for the winner, dan bagi yang belum juara, jangan berkecil hati. Terus berjuang perbaiki akhlaq, rajin ngaji, perbaiki hafalan dan perbaiki cara menulisnya. Jazakallah khair buat seluruh santri Rumah Qur’an dan para Ustadz Rumah Qur’an. salam sukses dunia dan akhirat. Pesan terakhir adalah “MULIAKAN RUMAH KITA DENGAN AL-QUR’AN”. we believe that great, glorious and Insyaallah so prospective hosts of heaven and loved Allah J.