Minggu, 26 Maret 2017

Berjuang di tengah Samudera Kehidupan

Perjalanan hidup yang begitu panjang dan berkelok-kelok. Rintangan beribu-ribu batu yang terus datang menerpa hidup ini. Tak kunjung habis dan tak kunjung sirna dalam hidup. Tapi semua itulah yang akan melahirkan pribadi yang kuat, tangguh, tegar, pekerja keras dan tak mudah putus asa. Siapapun yang mampu menyingkirkan rintangan itu, yakin dan percayalah ia akan menjadi insan dibutuhkan oleh banyak orang di luar sana.

Setiap kita punya jalan yang berbeda-beda dalam menempuh hidup ini, setiap kita punya cara dan arah terbaik untuk menembus segala metamorgana kehidupan ini. Usaha yang besar akan menghasilkan sesuatu yang besar, begitu pula sebaliknya.
Jika saat ini kau merasa lelah dengan aktivitasmu, entah itu belajar atau hal-hal lain, disitulah engkau sedang berjuang untuk masa depanmu, untuk keluargamu, untuk teman-temanmu, untuk sahabat-sahabatmu dan untuk semua orang yang telah berjasa dalam hidupmu. Mereka tak meminta rupiah darimu, tapi mereka ingin melihatmu menjadi orang yang bermanfaat di dunia ini.

Coba kau ingat-ingat orang tuamu. Ingat Ayahmu, yang saat ini beliau sedang bekerja keras untuk membayar uang kuliahmu, untuk memenuhi kebutuhan sehari-harimu. Telah jauh  engkau berlayar dalam samudera kehidupan ini. Ayahmulah yang bekerja keras dan banting tulang di belakang layar, Ayahmulah yang yang selalu kuat menjadi mesin kapalmu hingga saat ini kau masih berlayar. Beliau tak kenal lelah, tak kenal panas dan hujan hanya demi untukmu. Jangan ! jangan sampai cucuran keringatnya kau balas dengan cucuran air mata kecewa, tapi balaslah dengan cucuran air mata bahagia. Bahagia karena engkau kini menjadi anak yang berprestasi dan menjadi panutan masyarakat.

Dan coba ingat Ibumu, kau tau betapa kuatnya beliau? Kau tak betapa susahnya beliau menutup matanya dimalam hari disaat engkau masih bernaung dalam rahimnya? Hingga akhirnya kau lahir dengan tangisan manjamu, sedang ibumu membalasa tangis manjamu itu dengan senyum manis dan bahagia. Bahagia karena engkau kini lahir dunia untuk hidup bersamanya.
Dan saat ini kau kini telah dewasa, perjuangan Ibumu tak mampu pula kau bayar dengan nilai rupiah. Cinta dan kasih sayangnya yang tak tertandingi oleh miliaran manusia di dunia ini.

Sekarang, selamat berlayar mengarungi samudera kehidupan ini. Jika suatu saat dalam pelayaran ini engkau tertempa badai dan ombak besar, tegar dan kuatlah sekuat Ayah dan Ibumu yang begitu kuat memperjuangkan hidupmu hingga detik ini. Kuatlah seperti batu karang di lautan yang tak pernah goyah disaat ombak datang menerjangnya.

Mudah-mudahan dalam perjalanan di tengah-tengah samudera kehidupan ini, engkau dapat umpangan besar berupa ilmu pengetahuan dan keberhasilan untuk kau persembahkan buat semua orang di dunia ini, hingga namamu tertulis di layar sejarah.

Selamat berlayar !!

Jumat, 24 Maret 2017

Akibat Makanan yang Haram


Sungguh banyak kaum Muslimin pada masa sekarang ini menggampangkan masalah keharaman. Mereka terjerumus di dalamnya dan berlomba-lomba kepadanya, terutama dalam urusan harta. Akibatnya, kehalalan bagi mereka adalah apa yang berada di tangan walaupun itu keharaman yang jelas tiada syubhat di dalamnya. Mereka mentakwilkannya dengan takwil-takwil serampangan, pertimbangan murahan, dan siasat-siasat lemah yang hanya menambah keharaman itu semakin diharamkan dan menambah kezhaliman semakin pekat. Syaitanlah yang menarik mereka kepadanya, dan kecintaan kepada dunia serta mengikuti hawa nafsu mendorong mereka ke dalam kelemahan iman dan kurang amanah. Karena itu, jangan heran bila engkau melihat dan mendengar setiap hari ada orang yang jatuh ke dalam lumpur keharaman yang hina. Ia menjual Agama dan amanahnya dengan harta dunia yang sedikit. Na’udzubillahi min dzalik.
Banyak kenyataan-kenyataan di luar sana yang telah kita saksikan. Orang-orang yang tidak takut kepada Allah, orang-orang yang imannya masih sangat lemah dan orang-orang yang masih menjadi babu-babu syaithan. Mereka-mereka itulah yang tidak mengenal halal haramnya sesuatu. Pada hal, Allah telah menyempurnakan nikmat untuk kita, dan menyempurnakan Agama untuk kita, dengan menjadikannya sebagai Agama yang lengkap lagi sempurna yang mencakup semua aspek kehidupan. Dengan Allah menjaga lima kebutuhan paling primer: agama, akal, kehormatan, jiwa dan harta.
Dalam tulisan sederhana ini, saya akan menjelaskan 6 akibat makanan yang haram.

1.       Menghilangkan keberkahan

Allah berfirman :
Allah memusnahkan riba dan menyuburkan sedekah” (QS. Al-Baqarah: 276)
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda “penjual dan pembeli itu berada dalam khiyar selama keduanya belum berpisah. Jika keduanya jujur dan transparan, maka keduanya diberkahi dalam jual belinya. Sebaliknya, jika menyembunyikan dan berdusta, maka dihapuskan keberkahan jual belinya”. (HR. Bukhari dan An-Nasa’i).

Lihatlah saudaraku, tentang akibat dusta dan bertransaksi dengan keharaman berupa riba, kecurangan dan selainnya, sesungguhnya itu menghilangkan keberkahan. Siapa yang melakukan kecurangan dan menyembunyikan cacat barang karena menginginkan keuntungan lebih, maka ia dihukum dengan kebalikan tujuannya, yaitu hilang keberkahan harta yang diambilnya. Meskipun bertambah secara kuantitas, tapi tiada keberkahan di dalamnya, atau ia didera musibah, petaka, penyakit atau suatu peristiwa, lalu ia membelanjakan harta tersebut untuk mengatasi musibah yang menimpanya. Namun, jika jujur dan menjelaskan cacat barang serta tulus kepada saudaranya sesama muslim, maka harga barang itu menjadi sedikit, tapi Allah Ta’ala memberkahi harta tersebut. Banyak orang pada masa sekarang mengeluhkan sedikitnya keberkahan harta padahal hartanya banyak.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “sumpah itu melariskan barang dagangan tapi menghilangkan keberkahan”. (HR. Al-bukhari).

Bersumpah, yaitu bersumpah atas jual beli, dan ini tidak boleh. Memang dapat melariskan barang dagangan, yaitu terjual dengan harga yang banyak, tapi tidak ada keberkahan pada harta ini. Lalu apa gunanya?!
Banyak pebisnis pada masa sekarang mengalami kebangkrutan dan hutang mereka menumpuk tidak lain karena disebabkan muamalah yang diharamkan, terutama riba. Semoga Allah melindungi kita darinya dan dari segala keharaman.

       2.  Do’a tidak terkabul

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda kepada Sa’ad bin Waqqassh: “wahai Sa’ad, perbaikilah makananmu, niscaya do’amu terkabul”. (HR. ath-Thabrani)

 Dalam hadits, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Sungguh beliau menyebutkan orang yang menempuh perjalanan panjang dalam keadaan rambut kusut, tubuh berdebu, ia mengangkat kedua tangannya seraya berucap ‘Wahai Rabb, Wahai Rabbi!’ sementara makanannya haram, minumannya haram, pakaiannya haram dan diberi makanan dari yang haram, maka bagaimana mungkin do’anya terkabul?”. (HR. Muslim).

Perhatikanlah, semoga Allah merahmatimu. Pengaruh makan haram dalam menghalangi terkabulnya do’a. Apa daya seseorang ketika sebab-sebab langit terputus darinya, ia mengangkat kedua tangannya ke langit saat sedang sakit mengharapkan kesembuhan dari penyakitnya, saat ia berada dalam kesusahan yang mengharapkan kelapangan darinya, dan saat ia berada dalam duka yang mengharapkan kelapangan darinya. Ia mengangkat kedua tangannya dengan mengiba kepada Rabbnya agar dihilangkan kesusahannya dan dilapangkan kesedihannya, sedang pintu-pintu langit di tutup karena ia makan haram, maka bagaimana mungkin do’anya akan dikabulkan? Andaikan tidak ada dalam keharaman kecuali kerugian ini, niscaya itu sudah bisa menjadi penjera dan penghalau terbesar untuk tidak makan keharaman. Karena itu, perbaikilah makananmu, niscaya do’amu dikabulkan, dan janganlah tutup pintu-pintu langit dengan makan keharaman. Karena engkau butuh kepada Rabbmu, dan engkau tidak pernah tidak butuh kepada-Nya.

Penya’ir berkata :

Kita menyeru kepada Ilah dalam segala kesusahan
Kemudian kita melupakan-Nya ketika kesusahan telah hilang
Bagaimana mungkin kita mengharapkan terkabulnya do’a
Sedangkan kita menutup jalannya dengan dosa



   3.   Penghalang dari diterimanya sedekah, haji, umrah, dan semua yang di dalamnya terdapat harta haram

Nabi Shallallahu ‘alahi wa sallam bersabada : “Sesungguhnya Allah itu baik tidak menerima kecuali yang baik-baik”. (HR. Muslim).

Dalam hadits lain disebutkan “Jika seseorang pergi berhaji dengan nafkah yang baik dan menaruh kakinya di lembah lalu berseru :’labbaika Allahumma labbaik,’ maka penyeru berseru kepadanya dari langit, ‘Labbaika wa Sa’dik’, bekalmu halal kendaraanmu halal, dan hajimu mabrur tanpa berdosa. Jika ia keluar dengan membawa nafkah yang buruk dan menaruh kakinya di lembah lalu berseru :’Labbaika Allahumma Labbaik’, maka penyeru berseru kepadanya ‘La Labbaik wala sa’dik’, bekalmu haram, nafkahmu haram, dan hajimu tidak mabrur’.” (HR. Ath-Thabrani).

Dalam Al-Musnad disebutkan :”Tidaklah seorang hamba mencari harta dari keharaman lalu menafkahkannya dengan diberi keberkahan, dan tidaklah menyedekahkannya lalu diterima sedekahnya, serta tidaklah ia meninggalkannya di belakang punggungnya melainkan itu semakin menambahnya ke Neraka. Sesungguhnya Allah tidak menghapus keburukan dengan keburukan, tetapi menghapus keburukan dengan kebaikan. Sesungguhnya keburukan itu tidak menghapuskan keburukan”. (HR. Ahmad. Syaikh Al-Albani rahimahullah mendha’ifkannya dalam Dha’iiful Jaami no. 1625).

Anehnya, sebagian orang tidak berhati-hati dari muamalah yang diharamkan. Di samping itu, mereka menyedekahkan dan menyumbangkan dalam aspek-aspek kebajikan berupa membangun masjid dan selainnya, berhaji dan berumroh, serta menyangka bahwa itu akan diterima  dari mereka, dan bahwa sedekah-sedekah ini akan menghapuskan keburukan makan haram. Orang-orang yang merana ini tidak mengetahui bahwa mereka telah membinasakan diri mereka dalam keharaman, dan sedekah mereka tidak diterima, karena sedekah tersebut bukan sedekah yang baik, dan Allah tidak menerima kecuali yang baik.

‘Abdullah bin ‘Umar berkata “Sungguh menolak seperenam dirham dari keharaman adalah lebih baik dari seratus ribu dirham yang dinafkahkan di jalan Allah”.

‘Abdullah bin Al-Mubarak berkata “Sungguh jika aku menolak satu dirham dari syubhat lebih aku sukai dari pada menyedekahkan 600.000 dirham.”

     4. Kerusakan Hati

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :”Ingatlah, bahwa di dalam tubuh terdapat segumpal daging; jika baik, maka seluruh tubuh menjadi baik. Dan jika rusak, maka seluruh tubuh menjadi rusak pula, ketahuilah bahwa itu adalah hati”. (HR. Muttafaqun ‘alaih)

Ibnu Hajar berkata “Didalamnya terdapat peringatan supaya mengagumkan nilai hati dan menganjurkan supaya memperbaikinya, serta mengisyaratkan bahwa penghasilan yang baik itu memiliki dampak”. (Fath al-Baari). “Imam Ahmad ditanya, ‘dengan apakah hati menjadi lunak? Ia menjawab ‘Dengan makan yang halal’.’’ (Manaaqib al-Imaam Ahmad, hal. 255).

    5. Hidup Dalam Keadaan hina, gelisah lagi bimbang

Hal itu karena ia terombang ambing dalam kemaksiatan kepada Allah, baik pagi maupun petang. Pakaian yang dikenakannya berasal dari keharaman, tempat tinggalnya dari keharaman, makan dan minumnya dari keharaman, dan do’anya tidak dikabulkan. Hatinya dirusak oleh makan keharaman. Kemudian ia berada dalam ketakutan dan kecemasan dari tersingkap urusannya, diketahui pencuriannya dan penjambretannya. Bagaiman merasa tentram orang yang demikian keadaannya, dan merasa tenang orang yang demikian akibatnya, terutama orang melakukan taruhan dan memperdaya orang lain untuk mengambil harta mereka. Engkau melihatanya menjalani kehidupan di siang hari dalam keadaan hina dan di malam hari dalam kedukaan. Ia berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya, ketika tempat dan kampungnya diketahui. Ia ketakutan ketika mendengar  dering teleponnya berbunyi, dan terkejut ketika pintu rumahnya diketuk. Allah berfirman “Mereka mengira bahwa tiap-tiap teriakan yang keras ditujukan kepada mereka”. (QS. Al-Baqarah: 4).

Semoga Allah tidak memberkahi harta yang mendatangkan kehinaan, dan perdagangan yang mengakibatkan kesusahan dan kesudahan.

     6. Ancaman dengan adzab yang keras pada hari kiamat

Demi Allah, itu adalah dampak yang besar dan musibah yang parah. Di samping orang yang makan keharaman itu yang mendaptkan duka, kesedihan, kerusakan hati, dan tidak terkabul do’anya, ia juga diberi ancaman dengan api yang menyala-nyala yang hanya dimasuki orang yang paling celaka.

Allah berfirman:
Sesungguhnya orang-orang yang memakan harta anak yatim secara zhalim, sebenarnya mereka itu menelan api dalam perutnya dan mereka akan masuk ke dalam api yang menyala-nyala”. ( QS. An-Nisa’: 10).

Orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirnya orang yang kemasukan syaithan lantaran tekanan penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka berkata (berpendapat), sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba. Sedang Allah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Orang-orang yang telah sampai kepadanya larangan dari Rabbnya, lalu terus  berhenti (dari mengambil riba), maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum datang larangan); dan urusannya (terserah) kepada Allah Ta’ala. Orang yang mengulangi (mengambil riba), maka orang itu “Adalah penghuni-penghuni Neraka; mereka kekal di dalamny”. (QS. Al-Baqarah: 275).

Dalam hadits disebutkan “Suatu daging yang tumbuh dari keharaman, maka neraka lebih patut baginya”. (. HR. Ath-Thabrani)

Bagamana mungkin orang yang berakal lebih mementingkan dunia daripada akhirat,  lebih mementingkan negeri mereka yang terbatas daripada Surga yang luasnya seluas langit dan bumi, dan dikumpulkan sebagai umpan Jahannam.

Namun, para pencari dunia itu telah dibutakan oleh dunianya, difitnah oleh hawa nafsunya, dan disesatkan oleh Syaithan dari kalangan jin dan manusia, sehingga ia menjadi hamba dinar dan dirham.
Celakalah hamba dinar dan dirham, orang yang merana ini tidak tahu bahwa pada Hari Kiamat kelak ia akan berandai-andai sekiranya bisa menebus dirinya dari adzab dengan semua yang ada di bumi.

Allah berfirman :
Sedang mereka saling melihat. Pada hari itu, orang yang berdosa ingin sekiranya dia dapat menebus (dirinya) dari adzab dengan anak-anaknya, dan istrinya dan saudaranya, dan keluarga yang melindunginya (di dunia), dan orang-orang di bumi seluruhnya, kemudian mengharapkan (tebusan) itu dapat menyelamatkannya”.  (QS. Al-Ma’arij: 11-14)

Demi Allah, jika seorang muslim hidup dalam keadaan fakir hanya cukup dengan memakan sepotong roti, tinggal di dalam tenda terbuat dari bulu, dan hidup dalam keadaan mulia, damai, tentram, dikabulkan do’anya, diterima amalnya, dan selamat dari api yang menyala-nyala, itu lebih disukainya dan lebih mulia daripada hidup di dalam istana yang bisa makan segala macam makanan, memakai pakaian paling mewah, dan mengendarai kendaraan paling mewah, sedang ia dalam kehinaan dan kesusahan, do’anya tidak diterima, amalnya tidak dinaikkan, dan diberi ancaman dengan Neraka yang menyala-nyala. Tapi dimanakah akal yang sehat, dan hati yang berpandangan, yang lebih mengutamakan apa yang ada di sisi Allah berupa kenikmatan dan kemuliaan dibandingkan syahwat dunia dan kesenangannya yang fana?.





 sumber :buku "akibat makanan yang haram" :Abdullah bin Sa'ad Al Faalih




Jumat, 17 Maret 2017

Keikhlasan si Mas Gojek

Sore itu, saya mulai beres-beres pulang ke rumah setelah mengajarkan Qur’an kepada anak-anak usia TK dan SD. Begitu pula dengan anak-anak yang super semangat membereskan semua peralatan belajarnya  ketika jam pulang. Pertemuan hari itu dengan anak-anak diakhiri dengan muroja’ah dan juga membaca doa lalu kemudian bubar satu per satu dari lingkaran halaqoh Qur’an. Bubar untuk pulang ke rumah masing-masing. Saya pun terakhir bubar dari lingkaran halaqoh Qur’an sore itu. Ya…namanya juga pengajar yang pulangnya lebih akhir dibandingkan anak-anak. Saya pun bergegas pergi dari ruangan yang berdinding bambu itu membawa tas yang lumayan berat.

Dalam perjalanan pulang ke rumah sore itu, keadaan jalan tidak begitu mecat. Saya pun berlalu dengan cepat dengan motor kirana alias si kuda hitam yang selalu setia menemani dan mengangkut kemana pun saya pergi. Beberapa menit dalam perjalanan itu, saya berbelok kanan di jalan kodau. Tidak cukup 2 menit di jalan kodau,si kuda hitam mulai mengeluarkan tanda-tanda aneh. tanda-tanda yang sudah saya hafal dan tau sekali ada apa dengannya. Yapp tidak lain dan tidak bukan bensinnya habis. Dari kemarin memang saya sendiri sudah memprediksi bahwa si kuda hitam ini sepertinya sudah mulai lapar. Dan ternyata disore hari itu benar, ia tak mampu melanjutkan perjalanan bersama saya. Karena bensinnya habis, tidak ada pilihan lain. Saya dorong sampai  menemukan bensin alias makanan buat si kuda hitam. Kehabisan bensin di jalan memang sudah hal yang sangat biasa terjadi bagi saya, diakibatkan motornya sudah lumayan tua dan beberapa hal yang sudah tidak berfungsi akhirnya saya ketahui banyak atau sedikitnya bensin yang ada dalam perut si kuda hitam itu. Pede dan tak menghiraukan kendaraan lain yang ulu lalang di jalan ramai sore itu, saya mendorong dengan perasaan agak jengkel. Tiba-tiba ada motor berwarna putih plus dengan pengendaranya yang berjaket hijau dan berhelm hijau pula. Ah… ternyata si mas gojek. Tanpa salam dan tanpa permisi, si mas gojek bertanya dengan muka yang terlihat lelah “mas, motornya kenapa?”. Tanya si mas gojek. “kehabisan bensin mas”, jawabku. “naik aja ke motornya mas, nanti saya bantu”. Tawaran si mas gojek. Tapi karena saya berfikir penjual bensin tidak terlalu jauh dan tidak mau merepotkan orang, saya menolak tawaran si mas gojek dan melanjutkan mendorong si kuda hitam. “mas, naik aja mas, kasian masnya sudah sore begini pula” si mas gojek kembali menawarkan pertolongannya. Saya sedikit memperhatikan raut wajah si mas gojek yang sudah terilihat lelah juga terlihat wajah ikhlasnya yang ingin membantu orang. Iya, membantu saya sore itu. Saya kembali duduk di atas si kuda hitam. si mas gojek mengendarai motornya sambil melentangkan kakinya ke  arah klapot motor saya, ngeng… motorku kini kembali melanjutkan perjalanan dengan bantuan dorongan si mas gojek. Dalam perjalanan itu, saya menoleh kiri dan kanan untuk mencari dimana penjual bensin. Sekitar 500 meter saya berlalu tertnyata belum ketemu-ketemu juga penjual bensin eceran di pinggir jalan. Pada hal biasanya, ketika di perjalanan saya kehabisan bensin, penjual bensin eceran tidak  begitu jauh. Hanya beberapa meter saja sudah ketemu. Tapi kali ini tidak. Sabar hehe…

Si mas gojek terus membantu mendorong motor saya dihari yang mulai gelap itu. Dalam perjalanan, hati kecil saya sangat bersyukur karena ada orang yang begitu tulus dan begitu ikhlas membantu saya. iya sangat bersyukur. Sekitar 1 km dalam perjalanan itu, akhirnya saya menemukan penjual bensin eceran. “mas, berhenti disini aja, tuh ada penjual bensin” teriakku ke mas gojek. Si mas gojek pun berhenti. Setelah  berhenti, bukannya ngisi bensin si mas gojek malah nyuruh saya untuk naik ke motor kembali dan melanjutkan perjalanan dengan perut kosong si kuda hitam. “loh.. kenapa mas? Ini kan ada penjual bensin”. Kataku ke mas gojek. “di depan ada pom bensin mas. Tidak jauh dari sini” kata si mas gojek. “o…iya, ada ya pom bensin dekat sini”. Kataku dengan sedikit cengingisan. Ngeng… kembali melanjutkan perjalanan.

Tidak lama kemudian, tiba juga akhirnya di pom bensin. Sebelum belok kanan ke pom bensin, si mas gojek memintaku untuk mengambil jalan tengah persiapan belok kanan pom bensin. Saya pun mengikuti perintah si mas gojek. Tepat depan pom bensin (di jalan), ketika saya mau belok kanan, si kuda hitam belum berhenti dengan sempurna saya sudah keburu menurunkan kedua kaki dan menyenggol tas yang saya taro bagian depan sedangkan si mas gojek sudah belok kanan ke arah pom bensin. Brukkkk….ah… tas saya jatuh. Si kuda hitam pun saya rem mendadak dalam keadaan yang sudah panik. Saya ambil tas yang terjatuh di jalan dengan tangan kiri karena tangan kanan menahan si kuda hitam agar tidak ikutan jatuh. Setelah tas itu berhasil saya ambil, saya pun membelokkan si kuda hitam ke pom bensin dengan tergesah-gesah karena kendaraan di jalan sudah mulai macet berlawanan arah. Karena sikap terburu-buru dan tergesah-gesah, akhirnya bruuukkkkk…. Si kuda hitam jatuh ke kanan saya pun juga ikutan jatuh. Setelah saya berusaha bangun, terlihat seorang lelaki tua turun dari motornya dan membantu membangunkan si kuda hitam yang terjatuh “mas, hati-hati ya” kata lelaki si  tua itu. “iya pak, terima kasih banyak”. Kataku. Sejumlah kendaraan yang sudah memadati jalan membunyikan klaksonnya. Begitu pula dengan mobil avanza yang tepat berada di depan saya ketika jatuh. Saya membelokkan motor ke kanan arah pom bensin dan mencari-cari si mas gojek yang tadi membantu mendorong motor saya yang kehabisan bensin. Mataku melirik dan menoleh ke sana kemari tapi tak kunjung menemukan si mas gojek. Ah… pada hal saya belum sempat berterima kasih banyak kepadanya karena keikhlasannya yang begitu tulus membantu saya. karena mas gojeknya menghilang saya langsung mengisi bensin dan melanjutkan perjalanan ke rumah tanpa menyampaikan terima kasih banyak ke mas gojek. sekitar 5 menit di perjalanan, tiba-tiba ibu jari saya terasa perih dan tangan kiri juga perih begitu pula dengan betis bagian kanan. Tapi, yah… ini hanya perih biasa saja. Maklum tadi abis dubrak bareng  motor di tengah jalan. Terus melanjutkan perjalanan dengan hati-hati dan akhirnya Alhamdulillah tiba di rumah dengan selamat. Lalu kemudian persiapan shalat maghrib dan ngajar kembali anak-anak di rumah.

Besok-besok perhatikan motornya jangan kehabisan bensin lagi di jalan hehe…




Minggu, 12 Maret 2017

Untukmu yang memendam rasa

 "Bukan curhat,,, hanya merangkai kata saja menjadi sebuah kalimat hehe.."

Hari hari yang telah berlalu bersama angin yang membawa pesan yang tak tersampaikan, hari yang telah berlalu yang akhirnya menjadi sebuah sejarah kehidupan yang mungkin tidaklah direkam oleh para sejarawan, akan tetapi terekam oleh jiwa dan hati yang berlalu bersamanya. Hari hari yang berlalu bersama rintihan hujan yang menyisakan butiran-butiran embun yang menari di atas daun hijau nan segar. Hari yang telah pergi bersama masa lalu yang kini hanya tinggal menjadi sebuah kenangan. Dan hari yang telah pergi yang kini menyisakan rindu yang begitu dalam.  Iya, begitulah putaran kehidupan di atas bumi ini. Waktu yang terus berjalan tak akan menunggu anda untuk siap mengikuti setiap putaran kehidupan. Ia bukanlah sebuah angkutan umum yang bisa menunggu untuk berlalu bersamanya.

Perjalanan yang tak pernah berhenti yang membawa manusia mengarungi samudera kehidupan. Perjalanan yang mengenalkan manusia tentang sebuah rasa yang bergejolak. Rasa yang tak mampu tersampaikan, rasa yang hanya bersarang dalam hati, rasa yang begitu sulit untuk diungkapkan kepada seseorang yang telah membuat rasa itu tumbuh tak terawat. Ya... Itulah rasa yang terpendam. Rasa yang kini menjadi tamu tak diundang oleh para remaja. Ia memang tidak terlihat oleh kasat mata tapi ia terlihat oleh mata hati. Ia memang tak sekuat senjata tapi ia mampu membuat seseorang lemah. Iya lemah, lemah tak berdaya. Ia juga mampu mengalihkan kedua bola mata untuk mencuri pandangan ke arah siapa yang telah membuatnya tumbuh dan bersarang. Ia begitu sulit untuk dihentikan bereaksi. Tapi sulit bukan berarti tak mampu untuk dipatahkan. Hey... Kau yang kini sedang merasakannya, jangan larut bersamanya, jangan biarkan ia menenggelamkanmu dalam lautan hati yang tak bertepi.

"UNGKAPKAN, JANGAN DIPENDAM"

Rabu, 08 Maret 2017

Remaja Berkarakter untuk Indonesia

Untuk teman-teman remaja dimana pun kalian berada, yang hatinya sedang bergejolak oleh cinta rasa sayang yang tidak terbina dengan syariat. Saya menulis ini bukan karena saya adalah seorang pemuda yang suci, sok pintar, sok menasehati, dan bukan pula sok alim. Saya menulis ini karena saya merasa peduli dengan kalian yang masih sibuk dengan pasangan yang tidak halal bagimu. Yang setiap Minggu atau bahkan tiap hari kalian bersama, berpegangan tangan, jalan bareng, makan suap suapan layaknya suami istri. Why? Kenapa kalian melakukan itu? Kenapa kalian begitu berani dan merasa tidak malu kepada Dzat yang telah menciptakan kalian dengan sempurna? Agama kalian adalah Islam. Islam adalah agama yang lurus, mengajarkan semua hal yang berkaitan dengan kehidupan. Jangankan shalat, masuk kamar mandi pun ada adab dan aturannya apa lagi soal rumah tangga.

Saya dan semua orang juga tau bahwa manusia dilahirkan yang disertai dengan hawa nafsu. Punya rasa suka terhadap lawan jenisnya. Tapi bukan berarti rasa suka itu dilarutkan melalui pacaran. Jangan pikir pacaran itu dapat memuaskan hawa nafsumu. Tidak kawan! Itu bukan jalan yang tepat yang harus kalian tempuh. Jika kalian belum mampu menahan hawa nafsumu dan juga belum mampu untuk menikah, maka berpuasalah. Coba perlahan-lahan latih dirimu untuk meninggalkan hal-hal yang tak seharusnya dilakukan.

Coba lirik disekelilingmu, betapa banyak wanita-wanita yang hamil di luar nikah. Dan itu otomatis mereka telah mencoreng malu di muka keluarganya. Atau peribahasa orang Makassar "pada disapu tai di rupangku na pakua siri' ".
Juga pernah tersebar berita siswa SMA yang melahirkan di kebun, entah itu hoax atau apalah, dari hal itu kita bisa mengambil pelajaran. Coba lihat dan perhatikan mereka. Apa mau jadi orang setelahnya? Na'udzu billahi min dzalik.

Waktu dekat kemarin, kita dihebohkan dengan berita-berita pelecehan terhadap umat Islam oleh pemimpin di negeri tercinta ini. Rakyat yang tak bersalah digusur paksa oleh penguasa. Dan mereka hanya merintih, meratapi nasib yang begitu menyayat hati mereka. Apakah kalian hanya diam dan gigit jari dan hanya mampu berkata "kasihan ya". Bangkitlah kawan! Bangkitlah, perbaiki lisanmu, perbaiki akhlakmu, perbanyak ilmumu karena masa depan bangsa ini ada di tangan kalian.

Saya berharap kita semua segera sadar akan apa yang telah terjadi. Negara kita butuh pemimpin yang bijak, berkarakter, beriman dan cinta akan rakyatnya. Jika saat ini kalian belum mampu menjadi seorang pemimpin dan mengayomi banyak orang, jadilah seorang pendidik. Bukan larut dalam pacaran. Mendidik anak-anak menjadi generasi yang berkarakter, berwibawa, peduli terhadap orang lain dan hal yang lainnya.
Mudah-mudahan Allah selalu menjaga kita dari segala hal yang dapat merusak diri dan juga bangsa dan negara ini.
Allahu Akbar !!!.

Bangkit! Karena menyerah bukan solusi.

Selasa, 07 Maret 2017

Persahabatan Itu Indah

Sahabat..
persahabatan bukan tentang siapa yang lebih dahulu kamu kenal atau yang baru kenal. tapi persahabatan ialah mereka yg datang dan tidak pernah pergi.


"sepucuk kata untuk sahabat"
sahabat...
kau memang bukan malaikat tak bersayap, tapi kau mampu membawa aku terbang saat kaki dan tanganku tak berperan. kau memang bukan pelangi yang selalu hadir saat hujan, tapi kau selalu hadirkan keindahan di tengah badai air mataku. kau memang bukan bintang yg selalu menghiasi gelapnya malam, tapi kau lebih dari cahaya bintang yang mampu menerangi hidupku.
sahabat...
aku tak punya permata untukmu, yg ku punya hanya air mata, air mata bahagia karena  telah mengenalmu. aku tak punya berlian untukmu, yg ku punya hanya ketulusan, ketulusan untuk menyayangimu.
sahabat...
mungkin hingga tubuhku tertimbun tanah, aku tak sempat mebalas kebaikanmu. aku yakin Allah selalu ada untuk orang sebaik dirimu.
sahabat...
aku hanyalah kanvas putih jika tanpa dirimu di hidupku.
terima kasih tak terhingga untukmu sahabatku. kau adalah hadiah terindah Tuhan Untukku. sukses selalu ya untukmu.
 selamat berjuang...:-)

Minggu, 05 Maret 2017

Kita dan Mereka adalah sama


Ketika seorang ibu melahirkan anak, tentu mereka ingin anaknya kelak menjadi anak yang berguna bagi bangsa, agama dan juga negara. Dan seorang ibu punya tanggung jawab untuk mendidik dan memberikan kasih sayang kepada anak-anaknya agar mereka tumbuh dengan baik. Akan tetapi, tidak semua anak yang dilahirkan oleh seorang ibu adalah anak yang normal. iya, tidak semuanya. Tidak sedikit di luar sana seorang ibu yang melahirkan anaknya berbeda dengan anak-anak yang lain. Katakan saja mereka para ibu-ibu itu melahirkan anak berkebutuhan khusus (ABK) atau biasa juga disebut autis. ABK /autisme merupakan suatu gangguan adanya kerusakan pada simpul syaraf, dan hal ini dapat mengganggu perkembangan anak. Namun, apakah  ABK itu juga berbeda dengan kasih sayang yang diberikan oleh sang Ayah dan Bundanya? Apakah ABK itu tidak perlu dibekali pendidikan dan sebagainya? Jawabannya adalah tidak ! Mereka juga punya hak besar untuk mendapatkan kasih sayang dan cinta dari orang tuanya serta orang-orang yang ada di sekelilingnya. Meskipun ia memang berbeda dengan anak-anak yang lain, tapi haknya tetap diberikan sebagai seorang anak. Cinta, kasih sayang, pendidikan, dan banyak hal lain yang menjadi haknya untuk mereka terima. Dengan diberikan hak-hak mereka, akan membuat mereka senang.

Orang tua yang memiliki anak berkebutuhan khsusus, banyak yang bisa dan harus  dilakukan. Penanganan untuk ABK sebuah tim baik secara medis ataupun psikologis dan kerja sama dengan orang tua. Secara medis ada dokter anak dan dan rehabilitasi medis, kemudian psikolog sebagai pendamping dalam memotivasi terapi baik orang tua maupun anak. Terapi terhadap ABK tidak akan berhasil tanpa kerja sama yang baik dari orang tua, karena terapi tidak hanya dilakukan di tempat terapi saja namun ketika ada di rumah, orang tua juga harus melakukan proses terapi kepada anak. Dan perlu orang tua pahami bahwa ABK bukanlah sebuah bencana dan bukan aib dalam keluarga. Mereka tetaplah seorang anak yang memerlukan hangatnya kasih sayang dari orang tuanya.
Sebagian orang berpikiran bahwa ABK itu tidak ada yang bisa dibanggakan dari mereka dan akhirnya mereka mengucilkan dan membully ABK. Pada hal, mereka  juga punya kelebihan yang tidak dimiliki oleh anak-anak yang lain. Sebenarnya, ABK memiliki tingkat kecerdasan yang tinggi dan mereka mampu menyelesaikan materi pembelajaran yang sulit. Contohnya matematika. Matematika selalu menjadi pelajaran tersulit dibandingkan dengan pelajaran-pelajaran yang lain yang tidak disukai anak-anak. Namun, ABK mampu dalam bidang tersebut. Seperti Ismail murid kelas 5 SD Qur’an Jatimakmur. Ia adalah seorang anak yang berkebutuhan khusus yang mampu mengerjakan soal matematika dengan cepat dan benar. Pada hal teman-temannya yang lain yang tidak berkebutuhan khusus (normal) tidak mampu mengerjakan soal matematika seperti Ismail.

Dari contoh anak yang berkebutuhan khusus di atas, kita dapat melihat bahwa mereka juga mempunyai kelebihan. Mereka juga berhak untuk dihargai dan mendorong serta mendukung mereka dalam mengembangkan kemampuan yang mereka miliki. Dan ketika kita ikut andil dalam membantu mereka untuk mengembangkan kemampuannya, itu adalah kebahagiaan yang sangat luar biasa bagi dirinya dan juga keluarganya. Mungkin sebagian dari kita belum mengetahui bahwa sesungguhnya ABK yang mampu membaca diusia 8 tahun, adalah sebuah keberhasilan dan kesenangan bagi para orang tua mereka. Bagaimana tidak, mereka adalah anak-anak yang jelas berbeda dengan anak-anak lainnya, tapi mampu membaca seperti anak umum lainnya.

Kita ketahui bersama bahwa manusia adalah makhluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri. Perlu bantuan, perlu sahabat dan perlu dukungan dari orang-orang di sekitarnya untuk terus menumbuhkan semangatnya dalam meraih apa yang mereka impikan. Kita hidup berbeda-beda, akan tetapi dengan perbedaan itulah yang membuat hidup lebih bermakna, saling memahami antara satu dengan yang lainnya. Jika kita adalah orang-orang yang tidak berkebutuhan khusus (normal), bantu saudara-saudara kita, adik-adik kita di luar sana yang berkebutuhan khusus, bantu mereka untuk bisa meraih mimpi-mimpinya, bantu mereka untuk bisa berkarya dan bantu mereka untuk bisa membahagiakan keluarganya terutama orang tua dan untuk orang banyak. Mengucilkan dan membully mereka adalah sesuatu yang salah dan membuat mereka makin tidak berani, tidak percaya diri dan akhirnya mereka merasa tak mampu berkarya. Kita dan mereka adalah sama, sama dihadapan Allah, tidak ada yang membedakan kecuali taqwa dan tingkat keimanan kita kepada-Nya.


Jadikan hidup ini indah seperti pelangi, meskipun warnanya berbeda-beda tapi terlihat indah di langit biru. Itulah kebersamaan, itulah ukhuwah yang patut kita contoh. Satu hal catatan penting bagi orang tua yang mempunyai anak yang tidak berkebutuhan khusus (normal), ajari mereka bagaimana menghormati orang lain, ajari mereka memahami setiap perbedaan antara satu dengan yang lainnya agar anak tersebut tidak membully anak-anak yang berkebutuhan khusus.