Ketika
seorang ibu melahirkan anak, tentu mereka ingin anaknya kelak menjadi anak yang
berguna bagi bangsa, agama dan juga negara. Dan seorang ibu punya tanggung
jawab untuk mendidik dan memberikan kasih sayang kepada anak-anaknya agar
mereka tumbuh dengan baik. Akan tetapi, tidak semua anak yang dilahirkan oleh
seorang ibu adalah anak yang normal. iya, tidak semuanya. Tidak sedikit di luar
sana seorang ibu yang melahirkan anaknya berbeda dengan anak-anak yang lain.
Katakan saja mereka para ibu-ibu itu melahirkan anak berkebutuhan khusus (ABK) atau
biasa juga disebut autis. ABK /autisme merupakan suatu gangguan adanya
kerusakan pada simpul syaraf, dan hal ini dapat mengganggu perkembangan anak. Namun,
apakah ABK itu juga berbeda dengan kasih
sayang yang diberikan oleh sang Ayah dan Bundanya? Apakah ABK itu tidak perlu
dibekali pendidikan dan sebagainya? Jawabannya adalah tidak ! Mereka juga punya
hak besar untuk mendapatkan kasih sayang dan cinta dari orang tuanya serta
orang-orang yang ada di sekelilingnya. Meskipun ia memang berbeda dengan
anak-anak yang lain, tapi haknya tetap diberikan sebagai seorang anak. Cinta,
kasih sayang, pendidikan, dan banyak hal lain yang menjadi haknya untuk mereka
terima. Dengan diberikan hak-hak mereka, akan membuat mereka senang.
Orang
tua yang memiliki anak berkebutuhan khsusus, banyak yang bisa dan harus dilakukan. Penanganan untuk ABK sebuah tim
baik secara medis ataupun psikologis dan kerja sama dengan orang tua. Secara
medis ada dokter anak dan dan rehabilitasi medis, kemudian psikolog sebagai
pendamping dalam memotivasi terapi baik orang tua maupun anak. Terapi terhadap
ABK tidak akan berhasil tanpa kerja sama yang baik dari orang tua, karena
terapi tidak hanya dilakukan di tempat terapi saja namun ketika ada di rumah,
orang tua juga harus melakukan proses terapi kepada anak. Dan perlu orang tua
pahami bahwa ABK bukanlah sebuah bencana dan bukan aib dalam keluarga. Mereka
tetaplah seorang anak yang memerlukan hangatnya kasih sayang dari orang tuanya.
Sebagian
orang berpikiran bahwa ABK itu tidak ada yang bisa dibanggakan dari mereka dan
akhirnya mereka mengucilkan dan membully ABK. Pada hal, mereka juga punya kelebihan yang tidak dimiliki oleh
anak-anak yang lain. Sebenarnya, ABK memiliki tingkat kecerdasan yang tinggi
dan mereka mampu menyelesaikan materi pembelajaran yang sulit. Contohnya
matematika. Matematika selalu menjadi pelajaran tersulit dibandingkan dengan
pelajaran-pelajaran yang lain yang tidak disukai anak-anak. Namun, ABK mampu
dalam bidang tersebut. Seperti Ismail murid kelas 5 SD Qur’an Jatimakmur. Ia
adalah seorang anak yang berkebutuhan khusus yang mampu mengerjakan soal
matematika dengan cepat dan benar. Pada hal teman-temannya yang lain yang tidak
berkebutuhan khusus (normal) tidak mampu mengerjakan soal matematika seperti
Ismail.
Dari
contoh anak yang berkebutuhan khusus di atas, kita dapat melihat bahwa mereka
juga mempunyai kelebihan. Mereka juga berhak untuk dihargai dan mendorong serta
mendukung mereka dalam mengembangkan kemampuan yang mereka miliki. Dan ketika
kita ikut andil dalam membantu mereka untuk mengembangkan kemampuannya, itu
adalah kebahagiaan yang sangat luar biasa bagi dirinya dan juga keluarganya.
Mungkin sebagian dari kita belum mengetahui bahwa sesungguhnya ABK yang mampu
membaca diusia 8 tahun, adalah sebuah keberhasilan dan kesenangan bagi para
orang tua mereka. Bagaimana tidak, mereka adalah anak-anak yang jelas berbeda
dengan anak-anak lainnya, tapi mampu membaca seperti anak umum lainnya.
Kita
ketahui bersama bahwa manusia adalah makhluk sosial yang tidak bisa hidup
sendiri. Perlu bantuan, perlu sahabat dan perlu dukungan dari orang-orang di
sekitarnya untuk terus menumbuhkan semangatnya dalam meraih apa yang mereka
impikan. Kita hidup berbeda-beda, akan tetapi dengan perbedaan itulah yang
membuat hidup lebih bermakna, saling memahami antara satu dengan yang lainnya.
Jika kita adalah orang-orang yang tidak berkebutuhan khusus (normal), bantu
saudara-saudara kita, adik-adik kita di luar sana yang berkebutuhan khusus,
bantu mereka untuk bisa meraih mimpi-mimpinya, bantu mereka untuk bisa berkarya
dan bantu mereka untuk bisa membahagiakan keluarganya terutama orang tua dan
untuk orang banyak. Mengucilkan dan membully mereka adalah sesuatu yang salah
dan membuat mereka makin tidak berani, tidak percaya diri dan akhirnya mereka
merasa tak mampu berkarya. Kita dan mereka adalah sama, sama dihadapan Allah,
tidak ada yang membedakan kecuali taqwa dan tingkat keimanan kita kepada-Nya.
Jadikan
hidup ini indah seperti pelangi, meskipun warnanya berbeda-beda tapi terlihat
indah di langit biru. Itulah kebersamaan, itulah ukhuwah yang patut kita
contoh. Satu hal catatan penting bagi orang tua yang mempunyai anak yang tidak
berkebutuhan khusus (normal), ajari mereka bagaimana menghormati orang lain,
ajari mereka memahami setiap perbedaan antara satu dengan yang lainnya agar anak
tersebut tidak membully anak-anak yang berkebutuhan khusus.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar