Senin, 06 November 2017

Jalani dan nikmati

Hafalan memang masih sangat minim.  Tapi Allah memilihku  untuk disini.  Mengajarkan kalam-kalam-Nya kepada para  generasi  mulia  yang dirindukan  Islam.
Ibadahku memang masih sangat minim.  Tapi Allah menaruhku  di tempat ini  untuk membina,  mentarbiyah dan sambil belajar  untuk  lebih dekat kepada sang pencipta.
Tak segampang  membalikkan tangan  berada di jalan ini.  Tapi mau tidak mau,  suka atau tidak suka harus tetap ku jalani dan ku nikmati. 
Hamasah....

Selasa, 24 Oktober 2017

Insan Istimewa

Telah jauh aku berlayar dan telah banyak gelombang dan badai kehidupan yang telah aku lalui. Walau harus menelan paksa pahitnya kesabaran, menjahit setiap goresan luka di hati dan menyatukan semangat yang kadang hancur berkeping-keping hingga aku tiba dipertengahan perjalanan ini. Perjalanan panjang yang ku lalui tanpa belaian tangan dan perhatian dari seorang Amma' (ibu). Perjalanan yang berkelok seribu yang ku lalui tanpa arahan dari seorang Aji (bapak) yang begitu teliti disetiap langkah pendidikanku. Jarak yang memisahkan kami. Namun, nama mereka tak pernah terlewatkan dalam setiap bait-bait do'aku. Dan wajah mereka yang tak pernah terhapus menjelang tidurku.
Amma'... Seorang ibu rumah tangga yang sangat luar biasa.
Darimu aku belajar bagaimana menjalani hidup dengan penuh kesabaran.
Darimu aku belajar untuk selalu mengulurkan tanganku dikala ada orang yang membutuhkanku.
Darimu aku belajar untuk tetap tersenyum walau ada banyak luka yang tergores dalam hatiku.
Darimu aku belajar untuk tetap tegar menghadapi tantangan kehidupan sejengkal demi sejengkal.
Ah... Terlalu banyak hal yang dapat ku petik darimu yang tak mampu ku tuliskan dengan rangkaian kata dan kalimat. Ada dua hal yang sangat mahal dan sangat melekat dalam jiwaku. Yaitu CINTA dan KASIH SAYANGMU. Selama 22 tahun aku mengarungi samudera kehidupan ini, aku belum pernah menemukan sosok wanita sepertimu. Sungguh kau lebih indah dari bintang kejora dan bulan purnama. Kau lebih berharga dari intan dan permata. Dan kau lebih lembut dari kain sutera. Dan, aku begitu bangga menjadi anak bontotmu (anak ke 5).

Dan untuk Aji, seorang petani hebat.

Darimu aku belajar tentang kesungguhan.
Darimu aku belajar tentang ketangguhan.
Darimu aku belajar tentang kegigihan.
Darimu aku belajar tentang kedisiplinan.
Darimu aku belajar tentang bagaimana beribadah yang baik kepada Rabb yang telah menciptakan alam semesta ini.
Sungguh kau adalah lelaki hebat dan istimewa yang ku miliki dalam hidupku. Aku berharap, engkau bisa meminjamkan hatimu untukku walau hanya sedetik saja agar aku dapat mengerti bagaimana menjalani hidup dan menyelesaikan masalah tanpa keluh kesah dan putus asa.
Aji, Amma', tahukah kau? Bahwa dikala senja menampakkan keindahannya, kadang kala aku menatap wajahmu. Wajah lelah, wajah yang mulai berkeriput. Hingga aku tertunduk dan meresapi dalam-dalam bahwa kedua wajah itulah yang telah memberikan segalanya dalam hidupku, dua wajah itu yang tak kenal lelah untuk membesarkan anak-anaknyah hingga aku sendiri bisa sampai disini.
Dari senja itu pula, kadangkala berputar kembali rekamanmu yang sedang memikul enam ember hitam yang kau gunakan untuk mengambil air aren lalu diolah menjadi gula merah. Tak kenal teriknya matahari dan tak kenal derasnya hujan
demi untuk memenuhi kebutuhan anggota keluarga.

Kuharap namaku selalu ada dalam setiap sujud dan do'amu agar perjuanganku tak berujung sia-sia.
Ketahuilah Amma', Aji. Bahwa engkau adalah insan istimewa yang ku miliki. Dan ketahuilah bahwa mimpi terbesarku adalah bisa membahagiakanmu dunia dan akhirat serta mencarikan menantu istimewa yang kau inginkan.



Jumat, 20 Oktober 2017

Berhenti Sejenak


Waktu tidak mengenal siaran tunda, waktu tidak mengenal siaran ulang. Waktu akan terus bejalan tanpa peduli dengan keadaan kita. Kita tidak bisa memberhentikan waktu, namun kita bisa memberhentikan sejenak diri kita. Berhenti untuk merefleksikan diri di masa lalu. Berhenti untuk bermuhasabah diri. Sejauh mana kedekatan dengan sang pencipta, sejauh mana keridhoan Allah pencipta alam semesta dan diri ini. Berhenti untuk melihat seberapa besar kesalahan dan dosa yang pernah dilakukan.

Mari renungkan perjalanan kehidupan yang telah dilalui hingga detik ini. Coba tanyakan pada diri sendiri, apakah tapak demi tapak langkah yang dilalui hingga saat ini adalah langkah yang benar? Apakah kita berada pada jalur yg benar? Kita Mungkin sama-sama tau bahwa setiap manusia diberi satu kesempatan untuk hidup di dunia ini, bukan dua atau tiga kesempatan. Untuk itu, kita harus menggunakan satu kesempatan itu dgn sebaik-baiknya. Kenapa? Jika satu-satunya kesempatan yang telah diberikan tetapi tidak mampu menggunakannya dengan baik maka kita akan mendapatkan penyesalan abadi. Jika ruh sudah tidak bersatu dalam raga, maka sampai disitulah batas waktunya. Sekali lagi, waktu tidak akan berbaik hati sedikitpun untuk memberikan satu lagi kesempatan bagi kita.

Senin, 16 Oktober 2017

Tentang Dakwah

Berada di jalan ini bukan karena kebetulan, tapi karena Allah yang telah memilih diantara hamba-hamba-Nya.
Berada di jalan ini bukan karena terpaksa, tapi karena Allah yang telah meneguhkan hati untuk merangkul dakwah ini.
Mengajarkan kalam-kalam-Nya nan mulia dan mentarbiyah generasi emas yang sedang dirindukan Islam (Agama tercinta ini) dimasa mendatang. Tak gampang memang, tapi Allah yang telah memberi kekuatan untuk mengarungi perjalanan dakwah ini.
Lelah? Pasti. Capek? Iya. Sulit? Mungkin. Tapi tidak ada kata putus asa di jalan ini. Biarlah dalam kesulitan teruji kesabaran dan dalam perjuangan teruji keikhlasan. Biarlah lelah yang menjadi teman sejati di jalan ini. Lelah itu membahagiakan bila kita berada di jalan kebaikan, lelah itu membahagiakan bila kita berada di jalan kebenaran, lelah itu membahagiakan bila melangkah bersama orang-orang yang beriman. Dan lelah itu indah bila kita berlelah di jalan dakwah.
Lelah itu berkah bila kita berlelah tuh raih Syahidah, lelah itu ibadah bila kita berlelah tuk raih jannah. Jika berat beban ini, janganlah meminta Allah untuk meringankan bebanmu. Tapi mintalah Allah untuk menguatkan pundakmu. Jika berat jalan ini, jangan meminta Allah untuk meratakan jalan yang kita lalui, tapi mintalah pada Allah untuk memberi kita sepatu yang kuat dan kaki yang sehat untuk menapaki terjalnya jalan yang ada di hadapan kita.

Mudah-mudahan selalu istiqamah di jalan-Nya.

Jumat, 13 Oktober 2017

Celoteh Murid

Tok...Tok...Tok...
Terdengar suara ketukan pintu di kamar kecil itu. Dan suara panggilan dari anak kecil "Ustadz... Ustadz... Ustadz...". Iya, itu suara Aziz murid SDQU yang tiap hari ikut program full day di sekolah. Saya pun tergegas meninggalkan tempat tidur yang empuk nan sederhana itu dan membuka pintu kamar. "Eh... Ustadz udah bangun" kata Aziz sambil tersenyum. "Shalat Ashar Ustadz, udah adzan" lanjutnya. Saya pun segera ke tempat wudhu dan ke mushallah untuk shalat Maghrib berjamaah bersama murid SDQU dan Rumah Qur'an Mulia. Usai shalat Ashar, saya kembali ke kamar untuk bersantai sejenak sambil menunggu jam dinding tepat pukul 16.00 WIB.

Sore itu, langit terlihat mendung yang menandakan akan turunnya hujan. Tak lama mata ini menatap langit tiba-tiba terdengar suara "tok...Tok... Tok...". Nah itu bukan suara ketukan pintu, tapi bell yang menandakan waktunya untuk ngajar lagi. Saya menyegerakan diri ke mushallah untuk mendampingi murid-murid dzikir sore dan lanjut ke halaqoh Qur'an. Namun, hari ini murid-murid tidak saya haruskan setor hafalan, melainkan hanya muroja'ah saja 1/2 juz dan menyiapkan kertas plus pensil untuk menuliskan sesuatu. Saya memberikan dua butir pertanyaan dan jawaban mereka tuangkan dalam kertas yang telah mereka siapkan.
Pertanyaannya adalah:
1. Apa pesan dan kesan kalian selama belajar di SDQU dan RQM?
2. Utarakan mengenai saya (Risal).
Sengaja saya memberikan dua pertanyaan itu hanya ingin tau saja apa yang mereka rasakan selama belajar dengan guru yang dikenal galak ini hehe... Jawaban mereka bermacam-macam tentunya dan lucu. Dan berikut jawaban mereka:

1. Miftah (kelas 4).
     " Kesan saya, suka sekali di SDQU karena ada kak Salman dan ada teman yang baik".
" Saya suka sama Ustadz Risal karena sukanya marah-marah seperti saya".

2. Umar (kelas 6)
" Kesan saya, biasa aja sih, cuma Paling seru mainnya hehe... Gitu deh. Tapi  disini aku bisa nambah hafalan Qur'an yang banyak. Cuman yaa... Akunya banyak bercanda jadinya gitu deh".
"Pesan, mudah-mudahan ustadznya tambah ganteng, baik, tulus, dan mudah-mudahan SDQU tambah luas dan banyak yang masuk SDQU".
"Kalo saya Ustadz Risal, Lumayan galak. Cuman kalo lagi lucu kayak badut dari Afrika. Ustadz Risal tuh belum nikah dari Makassar. Ustadz Risal tuh item, idungnya gede,. Eh.. tapi jangan salah Ustadz Risal itu keren dan pintar sering juara kelas".

3. ayyasy (kelas 4)
"Aku senang sekolah disini. Disini kalo hari Jumat shalat Jumat berjamaah di masjid Al-Qolam dan kalo hari Rabu memanah dan menembak".
"Kalo sama Ustadz Risal, ah... Lumayan sama Ustadz Risal, lumayan galak. Tapi kadang-kadang seru, suaranya bagus dan belum nikah. Kalo muridnya bandel, Ustadz Risal marah. Kalo berenang Ustadz Risal menyamar jadi hiu buat main-main sama muridnya. Kalo baris berbaris muridnya bandel, dipukulin pake kayu. Terus kalo hari Jum'at, cerita-cerita. Yah... udahlah pokonya Ustadz Risal seru".

4. Raihan (kelas 6).
"RQM itu sangat bagus, muridnya juga baik-baik. SDQU adalah sekolah yang sangat bagus dan mulia. Gurunya baik-baik. Muridnya juga baik dan ganteng semua. Di SDQU aktivitasnya juga seru, ada olahraga. Semuanya pokoknya seru. Kalo berenang dilatih sama pelatih jago.
Memanah agar kita mempersiapkan untuk perang. Menembak juga buat perang nanti. Halaqoh Qur'annya kompak dan gurunya juga bagus. Campingya juga seru.  Ya Allah Mudah-mudahan  SDQU terus bertahan dan murid-muridnya pintar semua. SDQU siap perang ke negeri Syam. Allahu Akbar....!!!

5. Naufal (kelas 6)
"Sekolah di SDQU itu seru walaupun aku masih anak baru disini. Tapi aku paling suka saat pelajaran full day dan aku disini bisa menghafal Al-Quran bersama".
"Ustadz Risal sih menurutku biasa aja, tapi kadang Ustadz Risal itu suka marah. Dan kadang baik juga dan lucu. Dan Ustadz Risal itu Suka cerita masa kecilnya. Tapi, walaupun Ustadz Risal itu tegas tapi aku yakin Ustadz Risal itu sayang sama kita".

6. Rassya (kelas 3)
" Sekolah di SDQU seru banget. Soalnya ada teman baru namanya kak Naufal. Main benteng sama dia".
" Ustadz Risal kalo mau nikah dengan orang Makassar, nanti anak muridnya diajak ke Makassar ya Ustadz".

7. Kholid (kelas 5).
"Di SDQU kadang enak kadang juga gak. Ustadznya ada yang baik ada juga yang galak"
" Kalo Ustadz Risal itu kadang galak kadang juga seru. Tapi kalo gak ada Ustadz Risal itu sepi. Kalo muridnya bercanda dia marah.  Tapi kadang juga diajak ngobrol".

8. Kalifa (kelas 3)
"Aku disini suka menembak dan memanah serta camping Qur'an. Dan kalo belajar ketawa-ketawa".
" Ustadz Risal itu suka lucu pas full day. Kalo ada yang berisik diiqob"

9. Abbas (kelas 4)
"Alhamdulillah saya sekolah di SDQU bisa menghafal Al-Quran 3 juz. Saya senang sekolah disini Ustadznya baik-baik".
"Saya senang dengan Ustadz Risal dia baik dan bisa menghibur saya. Tetapi, ketika saya bandel, saya diomelin. Walaupun Ustadz Risal kadang galak, dia juga baik. Terimakasih ustadz Risal karena sudah mengajarkan saya. Terimakasih Ustadz Risal. Cepat nikah ya....


Baca coloteh mereka,  jadi senyum-senyum sendiri.

Makin cinta dengan dunia pendidikan.
Mudah-mudahan kalian tumbuh jadi anak yang baik, soleh, hafidz Qur'an dan bisa jadi pemimpin Islam. Belajar terus. Hamasah !!.


Selasa, 10 Oktober 2017

Sibuk di Dunia Pendidikan itu Nikmat

Bagi saya, mendidik dan mentarbiyah adalah sebuah hobby yang begitu menarik dan membuat saya jatuh cinta. Sudah tiga tahun lamanya Allah memberikan amanah ini untuk saya jalani dan saya nikmati. Dengan segala rintangan-rintangan dan hal-hal yang tidak mengenakkan. Namun, dari situlah saya belajar bagaimana untuk menjadi pribadi yang tangguh, menjadi pribadi yang lebih sabar lagi, lebih introspeksi diri lagi dan lebih memperbanyak pengalaman lagi untuk peran-peran di dunia pendidikan berikutnya. Saya begitu sangat bersyukur karena dengan usia yang masih muda begini, Allah sudah memberikan amanah ini (ngajar full) yang notabenenya ilmu tidak begitu banyak dan bukan seorang sarjana pendidikan. Tapi masih dalam status mahasiswa di STIU Darul Hikmah Bekasi. Padat memang aktivitas sehari-hari. Sampai-sampai mencuci baju saja harus mencuri waktu kosong di malam hari karena saking padatnya. Tapi kesemua itu ternyata makin menumbuhkan benih-benih cinta dalam dunia pendidikan dan semakin bermekaran dan saya begitu menikmatinya sehingga waktu rasanya begitu cepat berlalu.

Di SD yang dibawa naungan yayasan Rumah Qur'an Mulia Al-Quds, saya diamanahkan sebagai wali kelas dan harus mengajar seluruh mata pelajaran tanpa terkecuali. Bisa? Iya bisalah, masa tidak. Meskipun awal-awal ngajar harus icip-icip dulu bagaimana cara menyampaikan materi dengan baik agar anak-anak bisa memahaminya dengan baik. Di SD inilah yang banyak merubah pribadi saya sendiri. Lebih disiplin, lebih bersih, lebih menghargai waktu dan memanfaaatkannya dengan baik. Karena Setiap murid yang sekolah disini setiap hari  harus dimutaba'ah aktivitas kesehariannya. Mulai dari shalat subuh, mandi, kebersihan kuku, dan semuanya mulai dari ujung kaki sampai ujung rambut semua di mutaba'ah. Karena muridnya harus super, ya.. gurunya juga harus lebih super. Harus jadi multitalenta. Hehe...


Di luar jam mengajar di SD, juga sibuk di rumah Qur'an pusat pondok gede dan rumah Qur'an cabang jatisari. juga sibuk di bangku kuliah.  Sesibuk apapun, nikmati, jalani dan syukuri.