Rabbaniyah
Syarah
· Dakwah yang rabbani adalah dakwah yang merabb
(berorientasi kepada tuhan). Rabbani berarti segala aktivitas dakwah Islam
harus merujuk kepada Allah sebagai rabb. Minhaj dan ghoyah harus dikembalikan
kepada Allah SWT. Beberapa petunjuk yang dapat dijelaskan disini adalah ciri
dakwah rabbani berarti mereka yang terlibat dalam dakwah harus melakukan
tadarus dan ta’lim. Pelaku dakwah rabbani harus memiliki sifat yang tidak
lemah, tidak bersedih hati, tidak wahn tetapi berani dan siap berhadapan dengan
siapapun. Dakwah rabbani juga menjunjung tinggi syura yang merujuk kepada Allah
(sumber), Rasul (cara), dan ulil amri (nizam).
· Dakwah rabbani juga mengambil aqidah dan tauhid sebagai sesuatu
yang utama, warna akhlak Islamiyah, ukhuwah Islamiyah, dan jihad juga merupakan
ciri dakwah rabbani. Dakwah rabbani juga bertumpu kepada tarbiyah takwiniyah
dalam membentuk kader dan kemudian menerjunkan kader kedalam masyarakat melalui
ketokohan, kepakaran, dan keikutsertaan.
Dalil
· Al Qur’an Surat Ali Imron 3:79 ;
Tidak wajar bagi seseorang manusia yang Allah
berikan kepadanya Al Kitab, hikmah dan kenabian, lalu dia berkata kepada
manusia: "Hendaklah kamu menjadi penyembah-penyembahku bukan penyembah
Allah." Akan tetapi (dia berkata): "Hendaklah kamu menjadi
orang-orang rabbani[208], karena kamu selalu mengajarkan Al
Kitab dan disebabkan kamu tetap mempelajarinya”.
· Al Qur’an Surat
Ali Imron 3:146 ;
Dan berapa banyaknya nabi yang berperang
bersama-sama mereka sejumlah besar dari pengikut (nya) yang bertakwa. Mereka
tidak menjadi lemah karena bencana yang menimpa mereka di jalan Allah, dan
tidak lesu dan tidak (pula) menyerah (kepada musuh). Allah menyukai orang-orang
yang sabar.
3. Islamiyah qobla jam’iyah
Syarah
· Islam mengajak dan menyeru perasatuan bukan perpecahan. Diantara
penyebab perpecahan adalah ta’asub dengan jamaah atau kumpulan. Allah SWT
berfirman agar melarang kita berpecah belah dan berbangga-bangga dengan
kumpulan, tetapi Allah SWT menyuruh kita bersatu di dalam Islam melalui aqidah
Islamiyah dan I’tisham bihablillah.
· Islamiyah qobla jamiyah bukan menafikan peranan jamaah atau
tidak memerlukan jamaah atau kumpulan. Pernyataan ini adalah usaha meluruskan
dan untuk menduhulukan Islam dari jamaah sehingga mengenal Islam dan sadar
Islam adalah prioritas utama yang kemudian dapat menerima peranan jamaah
setelah kesadaran Islam. Hal ini akan membentuk sikap kepada pribadi untuk
menerima semua golongan atau mau berdakwah kepada semua golongan sehingga
memudahkan munculnya dakwah ustadziyatul ‘alam.
· Pembedahan jamaah diberikan setelah kesadaran mad’u kepada Islam
sehingga penerimaan jamaah dilakukan dengan cara yang baik. Sikap kepada jamaah
sebagai wasilah dan bukan satu-satunya tujuan walaupun jamaah digunakan untuk
membawa dakwah kita.
· Pendekatan Islamiyah juga berarti juga kita memberikan bagaimana
semestinya kita seorang muslim dengan dakwah Islamiyah akan terbentuk
syakhshiyah Islamiyah. Siapakah yang menjalankan dakwah ini? Jawabannya adalah
jamaah. Memberikan fikrah mengenai ciri-ciri dakwah Islam adalah usaha untuk
mengajak manusia ke dalam jamaah setelah mereka memerlukan atau memahami
kepentingannya.
Dalil
· Al Qur’an Surat
Ar Ruum 30:31-32 ;
dengan kembali bertaubat kepada-Nya dan
bertakwalah kepada-Nya serta dirikanlah shalat dan janganlah kamu termasuk
orang-orang yang mempersekutukan Allah, yaitu orang-orang yang memecah-belah
agama mereka[1169] dan mereka menjadi beberapa golongan.
Tiap-tiap golongan merasa bangga dengan apa yang ada pada golongan mereka.
· Al Qur’an Surat
Al Hujurat 49:13 ;
Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan
kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa
- bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang
yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa
diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.
· Al Qur’an Surat
Ali Imron 3:103 ;
Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali
(agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat
Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah
mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah, orang-orang
yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah
menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya
kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk.
4. Syamilah ghoiru juz’iyyah
Syarah
· Dakwah Islam adalah sesuai dengan nilai Islam sehingga dakwah
Islam harus bersifat syamilah (sempurna). Dakwah tidak boleh juz’iyyah
(parsial). Syamilah dari segi program, aktivitas, tujuan, dan minhaj. Dakwah
yang syamilah juga mencakup bidang tarbiyah, dakwah dan sosial, budaya,
politik, ekonomi dan pertahanan dan keamanan. Aspek ini harus dibicarakan oleh
dakwah. Tanpa membahas masalah ini atau hanya membahas masalah dakwah saja maka
dakwah bersifat juziyah.
· Dakwah syamilah juga menekankan peranan dan aktivitas dakwah
yang membahas masyarakat dan keahlian, dakwah juga bertumpu kepada jihad dan
tegaknya syariat. Dakwah syamilah berperan di dalam membangun masyarakat
melalui potensi dirinya.
· Pemahaman terhadap dakwah syamilah ini akan membuka pemikiran
aktivis perlunya dakwah dan agar Islam dapat diterima masyarakat. Diterimanya
aktivis oleh masyarakat tentunya mempunyai beberapa ciri misalnya karena tokoh,
status, kemampuan, kepakaran, dan lain sebagainya. Untuk memcapai ciri ini maka
dari sekarang jamaah dan dakwah sudah memikirkan dan bergerak dengan berbagai
bidang.
Dalil :
·Al Qur’an Surat Al
Baqarah 2:208 ;
Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke
dalam Islam keseluruhan, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan.
Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu. Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke
dalam Islam keseluruhan, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan.
Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu.
· Al Qur’an Surat
Al An ‘am 6:161-162 ;
Katakanlah: "Sesungguhnya aku telah
ditunjuki oleh Tuhanku kepada jalan yang lurus, (yaitu) agama yang benar, agama
Ibrahim yang lurus, dan Ibrahim itu bukanlah termasuk orang-orang
musyrik." Katakanlah: sesungguhnya sembahyangku, ibadatku, hidupku dan
matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam.