Rabu, 28 Januari 2015

MABIT Akbar, Kegiatan yang Bermanfaat


Setelah beberapa minggu tulisan dari saya sempat off alias libur dengan alasan hanya satu MALES. Males karena ngga ada cerita baru yang cocok buat saya sampaikan via tulisan. Tapi, saya sempat berfikir kalau males terus kapan jadinya nih tulisan dan kapan berkembangnya hobby nulis ini. so, dengan terpaksa dan sangat memaksakan diri untuk tetap nulis, nulis dan nulis. Katakan yesss buat rajin nulis dan katakan NO buat males nulis (prinsip) Lagian kan kalau males terus yang diikutin mau jadi apa nantinya? Mau jadi tukang kebun? Kalau mau jadi tukang kebun, ngapain merantau jauh-jauh ke Jakarta, toh di kampung juga luas kok lapangan pekerjaan kalau mau jadi tukang kebun mah.
Okey, kali ini judulnya adalah “MABIT AKBAR”

Beberapa minggu ini santri Rumah Qur’an Mulia (RQM) Jatisari, jarang mengadakan mabit lagi. Dengan alasan karena kakaknya (Guru ngaji mereka) beberapa minggu yang lalu dapat amanah dari  Kak Ayi Irfan yang sempat pulang kampung ke Cianjur untuk menemukan sang bidadarinya yang kini sudah menjadi bagian dalam hidupnya.  Amanah untuk menginap di Yayasan MJH untuk memastikan bahwa keadaan anak-anak bak-baik saja alias tidak terjadi apa-apa. Sementara Ustadz Firman juga sebagai pengasuh santri RQM Jatisari tidak pernah punya kesempatan lagi untuk menginap  di RQM Jatisari karena beliau harus menyetorkn hafalan dan Talaqi ke Syekh Ibrahim di Lemabaga Kaderisasi Imam dan Da’I (ELKID) puncak, Bogor. Dari beberapa minggu mabit sempat terputus, malam ahad kemarin diadakan MABIT akbar yang pesertanya adalah seluruh santri RQM Jatisari dan Jatimakmur. Dan total peserta adalah 33. Acara MABIT ini diketuai langsung oleh My Self J. Sempat bingung juga ya karena panitia dari RQM Cuma ber lima(saya, Kak Ahmad, Kak Firman, Kak Ziad dan Kak Jihad) dan dibantu oleh ketua Unit Pelaksana Teknis (UPT) Jatisari Ustadz Alwi. Akhirnya saya sempat berfikir untuk mengambil panitia bantuan dari Yayasan MJH. Harapannya terdiri dari 11 panitia dari MJH tapi nyatanya yang datang adalah 5 orang doang. Dikarenakan hari ahad mereka ada acara P3 (Program pengenalan profesi). Agak gimana gitu ya dengan bantuan panitia hanya 5 orang doang sedangkan tugas menumpuk yang rasanya tidak mungkin saya selesaikan dengan panitia RQM saja. Tapi, dengan keinginan yang kuat semuanya terlewatkan dan acara berjalan dengan lancar dan mulus tanpa ada kasar sedikit pun.

Acara MABIT akbar dimulai pukul 18.30 (ba’da shalat Ashar) dibuka dengan MC Ustadz Firman di Masjid Al-Ihsan Jatisari permai. Seluruh peserta duduk dengan rapih dan sangat kelihatan semangat mereka mengikuti acara mabit tersebut. Susunan acara yang dimulai dengan pembukaan dan lanjut dengan lomba per kelompok (menggambar, nyusun ayat dan bisik-bisik kalimat). Senang, gembira dan tertawa terbahak-bahak yang tentunya meramaikan acara malam itu. Dan selalu dihadirkan cemilan-cemilan yang bisa dikatakan mengenyangkan perut (Ubi jalar dan kacang tanah). Yah,,,ngga apa-apalah ya gak pake nasi. J. Acara pertama malam itu Alhamdulillah lancar. Kemudian dilanjutkan  bakar-bakar jagung tapi tidak semua peserta mengikuti acara tersebut karena udah pada teler dan setengah watt alias mengantuk. Bahkan ada yang tertidur pulas di area games (lomba). Acara bakar-bakar jagung para peserta bakar sendiri, ada yang mateng ada juga yang gak mateng tapi tetap dinyem nyem.. gak kenal istilah matang atau tidak intinya masuk ke dalam perut aja. after that, para peserta mabit tidur malam di dalam satu ruangan di dalam masjid. Tapi ada juga sih beberapa peserta yang tidur di teras masjid dan bahkan ada yang tidur di depan masjid (halaman masjid) dan itu adalah saya dan satu panitia dari MJH. Beralaskan karpet berwarna biru. Tapi nyenyak juga sih tidurnya. Yah..itulah kebersamaan ya. Semuanya berjalan dengan indah dan mulusJ. Jam dinding menunjukkan pukul 00.00. ada something yang membuat saya tidak bisa tidur, gelisah dan sangat gelisah. Untung aja waktu itu ada teman baik yang membantu dan rela untuk meminjamkan HP nya untuk menyelesaikan something ini dengan baik. Dan akhirnya terselesaikan juga. Dan mata saya beru tertutup ketika jam dinding menunjukkan pukul 00.30 dinihari. Dalam kepulasan tidur angin malam datang menerpa, suara rintihan hujan tedengar keras dan bergelomang di telinga, dan air hujan masih sempat juga mampir di wajahku yang kedinginan. Saya terbangun malam itu dan melihat jam. O..ternyata sudah jam 01.30 pagi. Ku tarik jaket kuat-kuat untuk melindungi tubuh yang kedinginan. Setelah beberapa kemudian terdengar suara jeritan yang tidak jauh dari tempat tidur saya. Saya sempatkan untuk membuka mata dan mengarah pada sumber suara tersebut, oww ternyata suara jeritan Ismail yang berbadan gemuk kelas 3 SD, tapi beratnya lumayan 53 kg. hmm… akhirnya saya kembali menutup mata dan kembali mengarungi samudera dalam mimpi, berlayar dengan ayat-ayat Al-Qur’an.



 Jarum pendek Jam dinding menunjukan  pukul 02.30 pagi, terdengar suara adzan yang membangunkan saya. Thoyyib, waktunya untuk beraktivitas lagi. Pagi itu dimulai dengan shalat tahajjud sendiri-sendiri. Kemudian dilanjutkan dengan tadabbur alam. Seluruh peserta berbaris di halaman masjid dan mata mereka ditutup. Kemudian menuju ke suatu tempat tempat dimana mereka akan duduk sendiri dalam kegelapan, melihat alam dalam kegelapan dan mengingat bahwa manusia suatu saat nanti akan mati. Melatih diri mula saat ini untuk mempersiapkan bekal menghadapi kematia. Itulah  tujuan utama tadabbur alam malam itu. Setiap kelompok didampingi oleh dau panitia, satu dari MJH dan satunya lagi dari Ustadz RQM. Ada beberapa santri yang sempet meneteskan air mata khususnya di kelompok dibawa pimpinan saya. Ada yang nangis karena takut dan berteriak “Ummi….tooloong, aku takuut,” sambil bertakbir “ALLAHU AKBAR”. Yang lainnya ada yang menangis dengan suara yang pelan karena mereka memang benar-benar mengingat mati. Membayangkan dirinya masing-masing ketika ajal dapat menjemput. Ayah, Ibu dan seluruh keluarga akan pergi meninggalakna kita dalam kesendirian di alam kubur yang saangat gelap. Berfikir mulai dari sekarang bekal apa yang sudah disiapkan untuk menghadapi sakaratul maut. Apakah harta yang selama ini dikejar-kejar, dosa kepada orang tua. Naudzubilla..sungguh merugi orang-orang yang membawa bekal seperti itu dan sungguh bahagia bagi orang-orang yang membawa bekal dengan ayat-ayat  Al-Qur’an, amal baik dan lain-lain. Itulah yang sempat saya sampaikan dimalam tadabbur alam. Dan berhasil membuat peserta menangis dan membayangkan dirinya ada di dalam kubur sendirian dalam kegelapan.  Acara tadabbur alam tersebut memakan waktu 30 menit. Dan kembali ke masjid untuk muroja’ah hafalan satu juz sambil menunggu waktu shalat subuh.

Usai melaksanakan shalat subuh berjama’ah, saya kumpulkan seluruh peserta di dalam masjid serta kakak-kakak pembimbingnya dari MJH (Andika, Sultan, Rusdi, Taufiq dan Yusri). Sebenarnya acara saat itu adalah muroja’ah satu juz. Tapi karena muroja’ah satu juz sudah selesai saya ganti dengan bercerita kisah-kisah Nabi dan sahabat Nabi yang memakan waktu 30 menit juga. Setelah itu saya lanjutkan games tepuk tunggal dan lan-lain. Kemudian dilanjutkan dengan sarapan berjam’ah di teras masjid.




Dan ini adalah acara puncak yaitu track king pagi di Jalur Jatisari (JJ) yang jaraknya sekitar 3 km dari Masjid Al-Ihsan menulusuri hutan dan ilalang-ilalang dan melewati jembatan gantung yang terbuat dari bambu. Seluruh peserta berangkat dengan bekal gorengan, lontong dan segelas air aqua. Perjalan memakan waktu sekitar 45 menit. Yang membuat lama adalah jalan becek, belum lagi mengurus satu peserta yang tidak jauh beda dengan presiden. Dikawal mulu.. yapp..itulah Ismail  salah satu peserta mabit dari SD Qur’an Jatimakmur. Ia adalah tokoh utama dalam acara ini. bagaiman tidak, ia adalah peserta ter PD, terasyik, dan ter ter dan ter J. Satu lagi TER LUCU. Huuufft bikin saya ngakak mulu kalau ngeliat dia. Emang sih Ismail anak autis jadi wajarlah. Setelah 45 menit menempuh perjalanan sampailah ke tempat tujuann. Sebuah lapangan yang bertanah merah. Disana diadakan games (kuda-kudaan, ngerebut mahkota, merayap, ranjau darat, ambil koin dalam teribu pake mulut dan oper terigu). Pulang-pulang dengan muka yang berubah 180 derajat. Rambut penuh dengan tepung, baju yang tadinya warna warni kini berubah menjadi dua warna (cokelat dan putih). Sebelum pulang, seluruh peserta diajak untuk membersihkan diri alias berenang di sebuah danau alami yang airnya sungguh cokelat membahan juga. Tapi, peserta MABIT tidak peduli dengan air di dananu itu. Mau kuning kek,mau merah kek. Intinya dapat kolam renang  gratis. Hehehe…




Setelah berenang barulah peserta pulang melalui jalan yang penuh dengan rintanga. Harus melewati jalan licin, nanjak, curam pokoknya hot bangat deh itu jalan. Sampai-sampai satu peserta (Ismail) ampe nangis-nangis dan ditarik oleh semua panitia. Udah kayak naikin sapi. Bahkan  mendingan deh  naikin sapi. Because beeraatttnya minta ampun. Hadehhh..
Setelah sampai kembali di tempat acara inti (Masjid Al-Ihsan) seluruh peserta mabit bersiap-siap untuk melaksanakan shalat duhur dan penerimaan hadiah bagi yang juara. Tepat pada pukul 13.00 seluruh rangkaian acara selesai dan berjalan dengan mulus.. Alhamdulillah J.

Syukron buat seluruh panitia Ustadz Firman, Ustadz Ahmad, Ustadz Ziad, Ustadz Jihad dan teman-teman dari MJH Foundation (Andika, Taufik, Sultan, Rusdi dan Yusri). Afwan ya ngga dikasi apa-apa. Cuma dikasi senyum doang J sama Ismail. Hehe….






Tidak ada komentar:

Posting Komentar