Setelah beberapa minggu tulisan
dari saya sempat off alias libur dengan alasan hanya satu MALES. Males karena
ngga ada cerita baru yang cocok buat saya sampaikan via tulisan. Tapi, saya
sempat berfikir kalau males terus kapan jadinya nih tulisan dan kapan
berkembangnya hobby nulis ini. so, dengan terpaksa dan sangat memaksakan diri
untuk tetap nulis, nulis dan nulis. Katakan yesss buat rajin nulis dan katakan
NO buat males nulis (prinsip) Lagian kan kalau males terus yang diikutin mau
jadi apa nantinya? Mau jadi tukang kebun? Kalau mau jadi tukang kebun, ngapain
merantau jauh-jauh ke Jakarta, toh di kampung juga luas kok lapangan pekerjaan
kalau mau jadi tukang kebun mah.
Okey, kali ini judulnya adalah “MABIT
AKBAR”
Beberapa minggu ini santri Rumah
Qur’an Mulia (RQM) Jatisari, jarang mengadakan mabit lagi. Dengan alasan karena
kakaknya (Guru ngaji mereka) beberapa minggu yang lalu dapat amanah dari Kak Ayi Irfan yang sempat pulang kampung ke
Cianjur untuk menemukan sang bidadarinya yang kini sudah menjadi bagian dalam
hidupnya. Amanah untuk menginap di
Yayasan MJH untuk memastikan bahwa keadaan anak-anak bak-baik saja alias tidak
terjadi apa-apa. Sementara Ustadz Firman juga sebagai pengasuh santri RQM
Jatisari tidak pernah punya kesempatan lagi untuk menginap di RQM Jatisari karena beliau harus
menyetorkn hafalan dan Talaqi ke Syekh Ibrahim di Lemabaga Kaderisasi Imam dan
Da’I (ELKID) puncak, Bogor. Dari beberapa minggu mabit sempat terputus, malam
ahad kemarin diadakan MABIT akbar yang pesertanya adalah seluruh santri RQM
Jatisari dan Jatimakmur. Dan total peserta adalah 33. Acara MABIT ini diketuai
langsung oleh My Self J.
Sempat bingung juga ya karena panitia dari RQM Cuma ber lima(saya, Kak Ahmad,
Kak Firman, Kak Ziad dan Kak Jihad) dan dibantu oleh ketua Unit Pelaksana
Teknis (UPT) Jatisari Ustadz Alwi. Akhirnya saya sempat berfikir untuk
mengambil panitia bantuan dari Yayasan MJH. Harapannya terdiri dari 11 panitia
dari MJH tapi nyatanya yang datang adalah 5 orang doang. Dikarenakan hari ahad
mereka ada acara P3 (Program pengenalan profesi). Agak gimana gitu ya dengan
bantuan panitia hanya 5 orang doang sedangkan tugas menumpuk yang rasanya tidak
mungkin saya selesaikan dengan panitia RQM saja. Tapi, dengan keinginan yang
kuat semuanya terlewatkan dan acara berjalan dengan lancar dan mulus tanpa ada
kasar sedikit pun.
Acara MABIT akbar dimulai pukul
18.30 (ba’da shalat Ashar) dibuka dengan MC Ustadz Firman di Masjid Al-Ihsan
Jatisari permai. Seluruh peserta duduk dengan rapih dan sangat kelihatan
semangat mereka mengikuti acara mabit tersebut. Susunan acara yang dimulai
dengan pembukaan dan lanjut dengan lomba per kelompok (menggambar, nyusun ayat
dan bisik-bisik kalimat). Senang, gembira dan tertawa terbahak-bahak yang
tentunya meramaikan acara malam itu. Dan selalu dihadirkan cemilan-cemilan yang
bisa dikatakan mengenyangkan perut (Ubi jalar dan kacang tanah). Yah,,,ngga
apa-apalah ya gak pake nasi. J.
Acara pertama malam itu Alhamdulillah lancar. Kemudian dilanjutkan bakar-bakar jagung tapi tidak semua peserta
mengikuti acara tersebut karena udah pada teler dan setengah watt alias
mengantuk. Bahkan ada yang tertidur pulas di area games (lomba). Acara bakar-bakar
jagung para peserta bakar sendiri, ada yang mateng ada juga yang gak mateng
tapi tetap dinyem nyem.. gak kenal istilah matang atau tidak intinya masuk ke
dalam perut aja. after that, para peserta mabit tidur malam di dalam satu
ruangan di dalam masjid. Tapi ada juga sih beberapa peserta yang tidur di teras
masjid dan bahkan ada yang tidur di depan masjid (halaman masjid) dan itu
adalah saya dan satu panitia dari MJH. Beralaskan karpet berwarna biru. Tapi nyenyak
juga sih tidurnya. Yah..itulah kebersamaan ya. Semuanya berjalan dengan indah
dan mulusJ. Jam
dinding menunjukkan pukul 00.00. ada something yang membuat saya tidak bisa
tidur, gelisah dan sangat gelisah. Untung aja waktu itu ada teman baik yang
membantu dan rela untuk meminjamkan HP nya untuk menyelesaikan something ini
dengan baik. Dan akhirnya terselesaikan juga. Dan mata saya beru tertutup
ketika jam dinding menunjukkan pukul 00.30 dinihari. Dalam kepulasan tidur
angin malam datang menerpa, suara rintihan hujan tedengar keras dan bergelomang
di telinga, dan air hujan masih sempat juga mampir di wajahku yang kedinginan. Saya
terbangun malam itu dan melihat jam. O..ternyata sudah jam 01.30 pagi. Ku tarik
jaket kuat-kuat untuk melindungi tubuh yang kedinginan. Setelah beberapa
kemudian terdengar suara jeritan yang tidak jauh dari tempat tidur saya. Saya sempatkan
untuk membuka mata dan mengarah pada sumber suara tersebut, oww ternyata suara
jeritan Ismail yang berbadan gemuk kelas 3 SD, tapi beratnya lumayan 53 kg. hmm…
akhirnya saya kembali menutup mata dan kembali mengarungi samudera dalam mimpi,
berlayar dengan ayat-ayat Al-Qur’an.
Jarum pendek Jam dinding menunjukan pukul 02.30 pagi, terdengar suara adzan yang membangunkan
saya. Thoyyib, waktunya untuk beraktivitas lagi. Pagi itu dimulai dengan shalat
tahajjud sendiri-sendiri. Kemudian dilanjutkan dengan tadabbur alam. Seluruh peserta
berbaris di halaman masjid dan mata mereka ditutup. Kemudian menuju ke suatu
tempat tempat dimana mereka akan duduk sendiri dalam kegelapan, melihat alam
dalam kegelapan dan mengingat bahwa manusia suatu saat nanti akan mati. Melatih
diri mula saat ini untuk mempersiapkan bekal menghadapi kematia. Itulah tujuan utama tadabbur alam malam itu. Setiap kelompok
didampingi oleh dau panitia, satu dari MJH dan satunya lagi dari Ustadz RQM. Ada
beberapa santri yang sempet meneteskan air mata khususnya di kelompok dibawa
pimpinan saya. Ada yang nangis karena takut dan berteriak “Ummi….tooloong, aku
takuut,” sambil bertakbir “ALLAHU AKBAR”. Yang lainnya ada yang menangis dengan
suara yang pelan karena mereka memang benar-benar mengingat mati. Membayangkan dirinya
masing-masing ketika ajal dapat menjemput. Ayah, Ibu dan seluruh keluarga akan
pergi meninggalakna kita dalam kesendirian di alam kubur yang saangat gelap. Berfikir
mulai dari sekarang bekal apa yang sudah disiapkan untuk menghadapi sakaratul
maut. Apakah harta yang selama ini dikejar-kejar, dosa kepada orang tua. Naudzubilla..sungguh
merugi orang-orang yang membawa bekal seperti itu dan sungguh bahagia bagi
orang-orang yang membawa bekal dengan ayat-ayat
Al-Qur’an, amal baik dan lain-lain. Itulah yang sempat saya sampaikan
dimalam tadabbur alam. Dan berhasil membuat peserta menangis dan membayangkan
dirinya ada di dalam kubur sendirian dalam kegelapan. Acara tadabbur alam tersebut memakan waktu 30
menit. Dan kembali ke masjid untuk muroja’ah hafalan satu juz sambil menunggu
waktu shalat subuh.
Usai melaksanakan shalat subuh
berjama’ah, saya kumpulkan seluruh peserta di dalam masjid serta kakak-kakak
pembimbingnya dari MJH (Andika, Sultan, Rusdi, Taufiq dan Yusri). Sebenarnya acara
saat itu adalah muroja’ah satu juz. Tapi karena muroja’ah satu juz sudah
selesai saya ganti dengan bercerita kisah-kisah Nabi dan sahabat Nabi yang
memakan waktu 30 menit juga. Setelah itu saya lanjutkan games tepuk tunggal dan
lan-lain. Kemudian dilanjutkan dengan sarapan berjam’ah di teras masjid.
Dan ini adalah acara puncak yaitu
track king pagi di Jalur Jatisari (JJ) yang jaraknya sekitar 3 km dari Masjid
Al-Ihsan menulusuri hutan dan ilalang-ilalang dan melewati jembatan gantung
yang terbuat dari bambu. Seluruh peserta berangkat dengan bekal gorengan,
lontong dan segelas air aqua. Perjalan memakan waktu sekitar 45 menit. Yang membuat
lama adalah jalan becek, belum lagi mengurus satu peserta yang tidak jauh beda
dengan presiden. Dikawal mulu.. yapp..itulah Ismail salah satu peserta mabit dari SD Qur’an
Jatimakmur. Ia adalah tokoh utama dalam acara ini. bagaiman tidak, ia adalah
peserta ter PD, terasyik, dan ter ter dan ter J. Satu lagi TER LUCU. Huuufft bikin saya ngakak mulu
kalau ngeliat dia. Emang sih Ismail anak autis jadi wajarlah. Setelah 45 menit
menempuh perjalanan sampailah ke tempat tujuann. Sebuah lapangan yang bertanah
merah. Disana diadakan games (kuda-kudaan, ngerebut mahkota, merayap, ranjau
darat, ambil koin dalam teribu pake mulut dan oper terigu). Pulang-pulang
dengan muka yang berubah 180 derajat. Rambut penuh dengan tepung, baju yang
tadinya warna warni kini berubah menjadi dua warna (cokelat dan putih). Sebelum
pulang, seluruh peserta diajak untuk membersihkan diri alias berenang di sebuah
danau alami yang airnya sungguh cokelat membahan juga. Tapi, peserta MABIT
tidak peduli dengan air di dananu itu. Mau kuning kek,mau merah kek. Intinya dapat
kolam renang gratis. Hehehe…
Setelah berenang barulah peserta
pulang melalui jalan yang penuh dengan rintanga. Harus melewati jalan licin,
nanjak, curam pokoknya hot bangat deh itu jalan. Sampai-sampai satu peserta
(Ismail) ampe nangis-nangis dan ditarik oleh semua panitia. Udah kayak naikin
sapi. Bahkan mendingan deh naikin sapi. Because beeraatttnya minta
ampun. Hadehhh..
Setelah sampai kembali di tempat
acara inti (Masjid Al-Ihsan) seluruh peserta mabit bersiap-siap untuk
melaksanakan shalat duhur dan penerimaan hadiah bagi yang juara. Tepat pada
pukul 13.00 seluruh rangkaian acara selesai dan berjalan dengan mulus..
Alhamdulillah J.
Syukron buat seluruh panitia
Ustadz Firman, Ustadz Ahmad, Ustadz Ziad, Ustadz Jihad dan teman-teman dari MJH
Foundation (Andika, Taufik, Sultan, Rusdi dan Yusri). Afwan ya ngga dikasi
apa-apa. Cuma dikasi senyum doang J sama Ismail. Hehe….
Tidak ada komentar:
Posting Komentar