Senin, 01 Desember 2014

Ketika Santri Berdemo Untuk Mabit


Malam ahad kemarin santri Rumah Qur’an kembali melakukan demo Islami secara berjama’ah. Demo yang dimaksud disini bukan demo seperti di gedung DPR loh ya. ini namanya demo Islamilah ya. “mabit..mabit..mabit..”. iya, kata itulah yang selalu terdengar nyaring ditelinga saya. Setiap saya menuju ke Masjid untuk melaksanakan shalat berjama’ah, pasti ada santri yang bertanya “kak Risal, malam ahad besok mabit gak kak?” lalu saya jawab “gak tau”. Setiap saya jawab gak tau, santri selalu menjawab “yahhh…” sambil mengeluh. Thoyyib, dari situlah saya berfikir dan memperhatikan santri setiap menyetorkan hafalan mereka masing-masing. Terlihat jelas mereka punya niat yang sangat besar untuk menjadi penghafal Al-Qur’an. entah motivasi apa yang mereka miliki hingga punya niat yang besar untuk menghafal Al-Qur’an dan selalu mengadakan mabit guna untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Hati saya selalu bertanya-tanya ketika santri meminta saya untuk mengadakan mabit setiap malam ahad. “kok ini santri semangat bangat ya, beda dengan masa kecil saya dahulu”. Dari situlah saya memulai merancang kembali program untuk santri ke depannya. Karena setiap malam ahad juga saya selalu ingin sekali menginap di Yayasan MJH berbagi cerita dengan para pemuda hebat dari Sulawesi Selatan. Apalagi saat ini kelas 3 SMA udah pada mau ujian. Dan tentunya mereka butuh masukan untuk menghadapi UN dan mendaftar Universitas serta berbagai macam program beasiswa yang bisa kita daftar ke sana. Ya..untug aja saya punya pengalaman setahun yang lalu yang bisa saya bagikan buat anak-anak MJH yang sebentar lagi  udah mau lulus.
                    
                           

Ok next, akhirnya malam ahad kemarin mabit pun saya adakan di Rumah Qur’an Mulia Jatisari. Tapi santri tetap aja pada protes “yah…kak, kok gak di Masjid?”. Hufftt. Kesal? Ya kesallah. Santrinya banyak protes sih. Tapi meskipun ada rasa kesal, saya tetap tersenyum dihadapan mereka. “kalau di Masjid, banyak nyamuk dan dingin. Karena sekarang kan musim hujan”. Ujar saya kepada santri. “gak apa-apa kak, nanti bawa autan aja, kalau bisa bawa selimut juga”. Komentar salah satu Santri Rumah Qur’an.” hadeh… ini santri kok banyak alasan juga ya”. Kata hati saya. Dengan suara yang lantang mulut saya kembali menegaskan “Mala ini mabitnya di Rumah Qur’an bukan di Masjid, kalau ada yang mau mabit di Masjid mabit aja sendiri disana. Dan kalau ada yang gak mau ikut Mabit, batalin aja mabit mala ini. Malam ahad berikutnya gak ada Mabit lagi”. Seketika itu, tidak ada lagi santri yang berkomentar. Dan akhirnya diadakanlah Mabit di Rumah Qur’an yang dipimpin oleh saya sendiri. Kebetulan malam itu juga programnya adalah penerimaan hadiah bagi santri yang berprestasi selama bulan November. Nilainya diambil dari 3 kriteria penilaian. Nilai menulis  hadits dan Ayat, kehadiran dan Akhlaq. Santri berprestai kali ini banyak yang menurun, banyak juga yang meningkat. Example, Rizky bulan lalu peringkat ke 2, sekarang menurun menjadi peringkat ke 3. Fathan bulan lalu peringkat ke 3, sekarang meningkat menjadi peringkat ke 2. Dan peringkat pertama selalu diraih oleh Andre Setriaji. Yang paling drastis peningkatannya adalah Nabil Azizy. Bulan lalu peringkat ke 11, sekarang meningkat menjadi peringkat ke 5. Yes,it is truly remarkable improvement. Nabil ini adalah santri Rumah Qur’an termuda kedua setelah Abdillah Al Barra’. Dan Nabil sekarang duduk di kelas 2 SD dan hafalannya Alhamdulillah sekarang menyetorkan juz 29 surah Al-Qalam.
Kembali lagi ke mabit, Setelah beberapa menit saya menunggu kedatangan santri di Rumah Qur’an, Rizky, Fathan dan Fikri datang dengan muka riang gembira. Mereka masuk ke dalam rumah dengan wajah yang penuh dengan senyuman. Hati saya kembali berkata “wah… senang sekali mereka”. Lama kelamaan, Rafly dan Dani mulai datang juga. Saya bingung mau saya apakan santri pada malam itu. Disuruh muroja’ah pada mengeluh “yah…kak, kok muroja’ah mulu”. Okey, saya pahami keadaan mereka. Akhirnya saya mengeluarkan laptop dari dalam tas saya. Dan berniat untuk nonton bareng aja. namun, tiba-tiba Kak Firman keluar dari kamar dan menuju tempat para santri berkumpul. Saya pun menyerahkan laptop saya ke Kak Firman. “kak, cari film aja deh di you tube”. Kata saya. Kak Firman langsung  mencari film di you tube saat itu juga. Dan sepertinya mata saya sudah setengah watt alias mengantuk. Akhirnya saya menuju lantai dua untuk tidur sedangkan santri nonton bareng dengan Kak Firman. entah film apa yang mereka tonton, yang jelasnya suara tawa mereka terdengar nyaring ditelinga saya.


Nah.. seperti biasa, setiap jam 03.00 pagi, santri saya bangunkan untuk shalat tahajjud di Masjid kemudian dilanjut shalat subuh, muroja’ah dan dzikir pagi di teras Masjid Al-Ihsan. After that, santri saya ajak jalan-jalan pagi ke Yayasan MJH. Disana main futsal bareng dan main basket. Lalu pulang lagi ke Rumah Qur’an. Nah… ditengah perjalanan menuju Rumah Qur’an, santri membuat sebuah video di jalan yang lumayan lucu. Tidak terasa sampai deh di Rumah Qur’an dan menyantap nasi uduk. Setelah itu,saya tertidur pulas di kamar dan santri pulang ke rumah masing-masing. He completed activities Mabit Sunday this time. And I am proud to have students memorize the spirit of the Qur’an. It was incredible for me J.

Malam ahad besok programnya gak ada mabit. gak tau nih para santri. kayaknya pada mau demo lagi kalau  gak ada mabit. lihat saja nanti. 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar