Malam ahad kemarin santri Rumah
Qur’an kembali melakukan demo Islami secara berjama’ah. Demo yang dimaksud disini bukan demo seperti di gedung DPR loh ya. ini namanya demo Islamilah ya. “mabit..mabit..mabit..”. iya, kata itulah yang selalu terdengar nyaring
ditelinga saya. Setiap saya menuju ke Masjid untuk melaksanakan shalat berjama’ah,
pasti ada santri yang bertanya “kak Risal, malam ahad besok mabit gak kak?”
lalu saya jawab “gak tau”. Setiap saya jawab gak tau, santri selalu menjawab
“yahhh…” sambil mengeluh. Thoyyib, dari situlah saya berfikir dan memperhatikan
santri setiap menyetorkan hafalan mereka masing-masing. Terlihat jelas mereka
punya niat yang sangat besar untuk menjadi penghafal Al-Qur’an. entah motivasi
apa yang mereka miliki hingga punya niat yang besar untuk menghafal Al-Qur’an
dan selalu mengadakan mabit guna untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Hati
saya selalu bertanya-tanya ketika santri meminta saya untuk mengadakan mabit
setiap malam ahad. “kok ini santri semangat bangat ya, beda dengan masa kecil
saya dahulu”. Dari situlah saya memulai merancang kembali program untuk santri
ke depannya. Karena setiap malam ahad juga saya selalu ingin sekali menginap di
Yayasan MJH berbagi cerita dengan para pemuda hebat dari Sulawesi Selatan.
Apalagi saat ini kelas 3 SMA udah pada mau ujian. Dan tentunya mereka butuh masukan
untuk menghadapi UN dan mendaftar Universitas serta berbagai macam program
beasiswa yang bisa kita daftar ke sana. Ya..untug aja saya punya pengalaman
setahun yang lalu yang bisa saya bagikan buat anak-anak MJH yang sebentar
lagi udah mau lulus.
Ok next, akhirnya malam ahad
kemarin mabit pun saya adakan di Rumah Qur’an Mulia Jatisari. Tapi santri tetap
aja pada protes “yah…kak, kok gak di Masjid?”. Hufftt. Kesal? Ya kesallah.
Santrinya banyak protes sih. Tapi meskipun ada rasa kesal, saya tetap tersenyum
dihadapan mereka. “kalau di Masjid, banyak nyamuk dan dingin. Karena sekarang
kan musim hujan”. Ujar saya kepada santri. “gak apa-apa kak, nanti bawa autan
aja, kalau bisa bawa selimut juga”. Komentar salah satu Santri Rumah Qur’an.” hadeh…
ini santri kok banyak alasan juga ya”. Kata hati saya. Dengan suara yang
lantang mulut saya kembali menegaskan “Mala ini mabitnya di Rumah Qur’an bukan
di Masjid, kalau ada yang mau mabit di Masjid mabit aja sendiri disana. Dan
kalau ada yang gak mau ikut Mabit, batalin aja mabit mala ini. Malam ahad
berikutnya gak ada Mabit lagi”. Seketika itu, tidak ada lagi santri yang
berkomentar. Dan akhirnya diadakanlah Mabit di Rumah Qur’an yang dipimpin oleh
saya sendiri. Kebetulan malam itu juga programnya adalah penerimaan hadiah bagi
santri yang berprestasi selama bulan November. Nilainya diambil dari 3 kriteria
penilaian. Nilai menulis hadits dan
Ayat, kehadiran dan Akhlaq. Santri berprestai kali ini banyak yang menurun,
banyak juga yang meningkat. Example, Rizky bulan lalu peringkat ke 2, sekarang
menurun menjadi peringkat ke 3. Fathan bulan lalu peringkat ke 3, sekarang
meningkat menjadi peringkat ke 2. Dan peringkat pertama selalu diraih oleh
Andre Setriaji. Yang paling drastis peningkatannya adalah Nabil Azizy. Bulan lalu
peringkat ke 11, sekarang meningkat menjadi peringkat ke 5. Yes,it is truly
remarkable improvement. Nabil ini adalah santri Rumah Qur’an termuda kedua
setelah Abdillah Al Barra’. Dan Nabil sekarang duduk di kelas 2 SD dan
hafalannya Alhamdulillah sekarang menyetorkan juz 29 surah Al-Qalam.
Kembali lagi ke mabit, Setelah
beberapa menit saya menunggu kedatangan santri di Rumah Qur’an, Rizky, Fathan
dan Fikri datang dengan muka riang gembira. Mereka masuk ke dalam rumah dengan
wajah yang penuh dengan senyuman. Hati saya kembali berkata “wah… senang sekali
mereka”. Lama kelamaan, Rafly dan Dani mulai datang juga. Saya bingung mau saya
apakan santri pada malam itu. Disuruh muroja’ah pada mengeluh “yah…kak, kok
muroja’ah mulu”. Okey, saya pahami keadaan mereka. Akhirnya saya mengeluarkan
laptop dari dalam tas saya. Dan berniat untuk nonton bareng aja. namun,
tiba-tiba Kak Firman keluar dari kamar dan menuju tempat para santri berkumpul.
Saya pun menyerahkan laptop saya ke Kak Firman. “kak, cari film aja deh di you
tube”. Kata saya. Kak Firman langsung
mencari film di you tube saat itu juga. Dan sepertinya mata saya sudah
setengah watt alias mengantuk. Akhirnya saya menuju lantai dua untuk tidur
sedangkan santri nonton bareng dengan Kak Firman. entah film apa yang mereka
tonton, yang jelasnya suara tawa mereka terdengar nyaring ditelinga saya.
Nah.. seperti biasa, setiap jam
03.00 pagi, santri saya bangunkan untuk shalat tahajjud di Masjid kemudian
dilanjut shalat subuh, muroja’ah dan dzikir pagi di teras Masjid Al-Ihsan.
After that, santri saya ajak jalan-jalan pagi ke Yayasan MJH. Disana main
futsal bareng dan main basket. Lalu pulang lagi ke Rumah Qur’an. Nah… ditengah
perjalanan menuju Rumah Qur’an, santri membuat sebuah video di jalan yang
lumayan lucu. Tidak terasa sampai deh di Rumah Qur’an dan menyantap nasi uduk.
Setelah itu,saya tertidur pulas di kamar dan santri pulang ke rumah
masing-masing. He completed activities Mabit Sunday this time. And I am proud
to have students memorize the spirit of the Qur’an. It was incredible for me J.
Malam ahad besok programnya gak ada mabit. gak tau nih para santri. kayaknya pada mau demo lagi kalau gak ada mabit. lihat saja nanti.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar