Kamis, 09 Oktober 2014

Ibu, aku membutuhkanmu

“IBU, AKU MEMBUTUHKANMU”

Sebagai seorang anak yang telah dilahirkan oleh seorang Ibu. Pastinya mereka butuh kasih sayang dari sang Ibu. Karena sang Ibu adalah tempat mereka mengadu setiap sang anak punya masalah. ibu tidak bisa memebiarkan anaknya berjalan begitu saja apalagi jika anaknya masih berusia 3 sampai 5 tahun. Karena diumur itulah sang anak butuh pendekatan dan kasih sayang yang lebih dari Ibu begitu pun dari Ayahnya. Karena dengan kasih sayang dan pendekatan serta perhatian dari orang tuanyalah sang anak bisa termotivasi untuk belajar dan berprestasi. Seperti salah satu murid yang saya ajar di TKIT  Al- Abraar Jaticempaka, Pondok Gede. Anak ini selalu meraih juara  1 setiap pekan ulangan, begitu pun dengan kegiatan lomba-lomba. Jadi, anak ini bisa dikatakan berprestasi dibidang akademik maupun non akademik. Kuncinya apa? Adanya pendekatan, kasih sayang dan perhatian dari orang tuanya. Selain itu, anak ini juga mulai berani berangkat ke sekolah meskipun tidak diantar oleh Ibu atau Ayahnya. Artinya adalah anak ini mandiri. Kuncinya apa? Kuncinya sama seperti yang tadi diutarakan, tapi ada tambahannya, yaitu anak jangan dimanjakan.

Nah, selain saya menemukan anak berprestasi di TK Al- Abraar, saya juga menemukan murid yang begitu berkarat. Artinya adalah ia sangat sulit untuk mengikuti pelajaran di sekolah. Anak ini duduk di TK A yang biasa dipanggil Atar. Anak ini tidak pernah duduk manis dibangkunya ketika saya sedang mengajar dan berpote-pote di depannya mengajarkan bahasa Arab dasar. Ketika saya memulai pelajaran dengan salam, anak ini mulai bertingkah yang aneh. Tapi saya membiarkan anak ini bertingkah semaunya, wahy? Kok begitu? Dibiarkan muridnya bertingkah semaunya. Apakah saya adalah guru yang tidak peduli dengan murid-muridnya? Tidak!, saya bukanlah tipe seorang Guru yang seperti itu. Tentunya seorang Guru ingin sekali melihat murid-muridnya berprestasi dan masa depannya cerah. Saya ingin sekali seperti guru Onizuka dalam film yang berjudul “graet teacher Onizuka” yang dibuat oleh Jepang. Guru Onizuka adalah seorang guru yang sangat hebat, ia selalu menyelesaikan masalah murid-muridnya dengan baik.  Tapi anak yang satu ini yang menjadi murid saya, membuat saya bingung bagaimana saya merubahnya menjadi anak yang selalu siap dan duduk manis ketika pelajaran sedang dimulai. Tingkahnya begitu aneh, berlari ke sana dan ke sini tanpa arah, meninju tembok dan paling parah, setiap saya mengajar ia seperti ikan menggelepar karena kekuranga air. Aneh memang aneh. Nah, saya ingin mencari tau apa yang menyebabkan ia seperti ini. Akhirnya saya tanyakan ke neneknya yang mengantarnya ke sekolah setiap hari. Ternyata dan ternyata kurangnya perhatian dari orang tuanya. Ibu dan Ayahnya sibuk bekerja sehingga anaknya dibiarkan begitu saja. Sedih rasanya melihat  orang tua yang seperti ini. Lebih mementingkan  harta dari pada kemajuan dan prestasi anaknya. Selama kurang lebih 1,5 bulan saya mengajar di TKIT Al- Abraar, anak ini tidak pernah diantar oleh Ibu tercintanya. Tapi sang nenek yang tua dan berambut  putihlah yang mengantarnya ke sekolah.  Ia sangat terlihat beda dengan teman-temannya yang setiap ke sekolah diantar oleh Ibunya meskipun Ibunya harus bekerja. Saya mengambil satu contoh lagi dari salah satu murid saya yang biasa dipanggil Rafa. Ibunya bekerja di TRANS TV, tapi setiap ke sekolah Rafa diantar Ibunya ke sekolah, agar si Rafa ini lebih percaya diri dan siap mengikuti pelajaran di sekolah. Setelah diantar barulah Ibunya berangkat untuk bekerja. Beda dengan Atar yang  tidak pernah konsentrasi dalam belajar. Sepertinya ia butuh pendekatan dari Ibunya, minimal ia diantar ke sekolah oleh Ibunya. Karena Cuma Atarlah satu-satunya murid yang tidak pernah saya lihat Ibu atau pun Ayahnya muncul di sekolah. Karena Ibu dan Ayahnya sibuk mengejar dunianya. Naudzubillahi min dzalika. Dimanakah kasih sayang pada anakmu Ibu? Dimanakah perhatianmu ibu? Dimanakah hangatnya pelukanmu ibu? Saya butuh perhatian dari Ibu. Inilah mungkin teriakan hati Atar kepada Ibunya. Menjadi PR besar bagi saya untuk Atar sebagai gurunya adalah merubahnya menjadi anak yang percaya diri dan siap untuk belajar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar