“IBU, AKU MEMBUTUHKANMU”
Sebagai seorang
anak yang telah dilahirkan oleh seorang Ibu. Pastinya mereka butuh kasih sayang
dari sang Ibu. Karena sang Ibu adalah tempat mereka mengadu setiap sang anak
punya masalah. ibu tidak bisa memebiarkan anaknya berjalan begitu saja apalagi
jika anaknya masih berusia 3 sampai 5 tahun. Karena diumur itulah sang anak
butuh pendekatan dan kasih sayang yang lebih dari Ibu begitu pun dari Ayahnya.
Karena dengan kasih sayang dan pendekatan serta perhatian dari orang tuanyalah
sang anak bisa termotivasi untuk belajar dan berprestasi. Seperti salah satu
murid yang saya ajar di TKIT Al- Abraar
Jaticempaka, Pondok Gede. Anak ini selalu meraih juara 1 setiap pekan ulangan, begitu pun dengan
kegiatan lomba-lomba. Jadi, anak ini bisa dikatakan berprestasi dibidang
akademik maupun non akademik. Kuncinya apa? Adanya pendekatan, kasih sayang dan
perhatian dari orang tuanya. Selain itu, anak ini juga mulai berani berangkat
ke sekolah meskipun tidak diantar oleh Ibu atau Ayahnya. Artinya adalah anak
ini mandiri. Kuncinya apa? Kuncinya sama seperti yang tadi diutarakan, tapi ada
tambahannya, yaitu anak jangan dimanjakan.
Nah, selain saya
menemukan anak berprestasi di TK Al- Abraar, saya juga menemukan murid yang
begitu berkarat. Artinya adalah ia sangat sulit untuk mengikuti pelajaran di
sekolah. Anak ini duduk di TK A yang biasa dipanggil Atar. Anak ini tidak
pernah duduk manis dibangkunya ketika saya sedang mengajar dan berpote-pote di
depannya mengajarkan bahasa Arab dasar. Ketika saya memulai pelajaran dengan
salam, anak ini mulai bertingkah yang aneh. Tapi saya membiarkan anak ini
bertingkah semaunya, wahy? Kok begitu? Dibiarkan muridnya bertingkah semaunya.
Apakah saya adalah guru yang tidak peduli dengan murid-muridnya? Tidak!, saya bukanlah
tipe seorang Guru yang seperti itu. Tentunya seorang Guru ingin sekali melihat
murid-muridnya berprestasi dan masa depannya cerah. Saya ingin sekali seperti
guru Onizuka dalam film yang berjudul “graet teacher Onizuka” yang dibuat oleh
Jepang. Guru Onizuka adalah seorang guru yang sangat hebat, ia selalu
menyelesaikan masalah murid-muridnya dengan baik. Tapi anak yang satu ini yang menjadi murid
saya, membuat saya bingung bagaimana saya merubahnya menjadi anak yang selalu
siap dan duduk manis ketika pelajaran sedang dimulai. Tingkahnya begitu aneh,
berlari ke sana dan ke sini tanpa arah, meninju tembok dan paling parah, setiap
saya mengajar ia seperti ikan menggelepar karena kekuranga air. Aneh memang
aneh. Nah, saya ingin mencari tau apa yang menyebabkan ia seperti ini. Akhirnya
saya tanyakan ke neneknya yang mengantarnya ke sekolah setiap hari. Ternyata
dan ternyata kurangnya perhatian dari orang tuanya. Ibu dan Ayahnya sibuk
bekerja sehingga anaknya dibiarkan begitu saja. Sedih rasanya melihat orang tua yang seperti ini. Lebih
mementingkan harta dari pada kemajuan
dan prestasi anaknya. Selama kurang lebih 1,5 bulan saya mengajar di TKIT Al-
Abraar, anak ini tidak pernah diantar oleh Ibu tercintanya. Tapi sang nenek
yang tua dan berambut putihlah yang
mengantarnya ke sekolah. Ia sangat
terlihat beda dengan teman-temannya yang setiap ke sekolah diantar oleh Ibunya
meskipun Ibunya harus bekerja. Saya mengambil satu contoh lagi dari salah satu
murid saya yang biasa dipanggil Rafa. Ibunya bekerja di TRANS TV, tapi setiap
ke sekolah Rafa diantar Ibunya ke sekolah, agar si Rafa ini lebih percaya diri
dan siap mengikuti pelajaran di sekolah. Setelah diantar barulah Ibunya
berangkat untuk bekerja. Beda dengan Atar yang
tidak pernah konsentrasi dalam belajar. Sepertinya ia butuh pendekatan
dari Ibunya, minimal ia diantar ke sekolah oleh Ibunya. Karena Cuma Atarlah
satu-satunya murid yang tidak pernah saya lihat Ibu atau pun Ayahnya muncul di
sekolah. Karena Ibu dan Ayahnya sibuk mengejar dunianya. Naudzubillahi min
dzalika. Dimanakah kasih sayang pada anakmu Ibu? Dimanakah perhatianmu ibu?
Dimanakah hangatnya pelukanmu ibu? Saya butuh perhatian dari Ibu. Inilah
mungkin teriakan hati Atar kepada Ibunya. Menjadi PR besar bagi saya untuk Atar
sebagai gurunya adalah merubahnya menjadi anak yang percaya diri dan siap untuk
belajar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar