Selasa, 28 Oktober 2014

Kisah Menyedihkan ke Empat Saudaraku

Selama tiga tahun lebih aku merantau di Ibu Kota Jakarta. Orang-orang sukses selalu terlihat di depan mataku. Jauh beda dengan orang-orang pelosok seperti di daerahku kabupaten Bulukumba Sulawesi Selatan. Sangat jarang aku meihat orang-orang hebat, selain orang-orang yang berprofesi sebagai petani seumur hidup mereka. Dan itulah yang dialami oleh ke empat saudaraku. Sungguh menyedihkan.

1.       Kak Olleng
Kak Olleng adalah kakak pertamaku, ia sekarang berumur 28 tahun. Masa kecilnya ia jalani di sebuah kampung yang amat sangat terpolosok di Kabupaten Bulukumba. Desa Somba Palioi. Ia hanya mengenyam pendidikan sampai kelas 5 SD. Itu pun selama sekolah tidak pernah mengikuti pelajaran di sekolah. Ia hanya menunggu di tengah jalan sampai teman-temannya pulang. Umurnya semakin bertambah hingga ia menginjak masa remaja. Kak Olleng adalah satu-satunya remaja kampung yang ditakuti oleh banyak orang. Why? Karena ia sangat nakal. Kerjaannya tiap hari adalah berantem dan memukul anak orang hingga benjol-benjol. Bukan hanya itu Kak Olleng juga pernah mencuri cokelat warga kampung di jalan, hingga ia masuk penjara selama 3 bulan. Setelah ia bebas dari penjara, ia ke rumah orang tua saya selama seminggu dan pamit ke Malaysia. Namun, ia merasa terjanggal karena Ayah dan Ibuku tidak mengizinkan kak Olleng untuk pergi ke Malaysia. Karena usianya yang masih remaja. Tapi, Kak Olleng ini tetap saja ngelotot pengen ke Malaysia. Hingga tanpa restu dari Ayah dan Ibuku ia berangkat ke Malysia. 10 tahun lamanya Kak Olleng di Malaysia, ia tidak pernah ada kabar sama sekali. Tetanggaku menganggap bahwa Olleng mati di Malaysia karena ia tidak pernah ada kabar. Namun, Ibuku masih saja merindukan anak pertamanya ini. hingga pada tahun 2012 Kak Olleng pulang kampung dan membawa uang sebanyak Rp. 2.000. huffttt menyedihkan. 10 tahun lamanya di Malaysia pulang kampung cum bawa uang Rp. 2.000. Menyedihkan bukan? Saya jawab PAKE BANGAT MENYEDIHKANNYA. Nah… selama beberapa bulan di kampung, ia semakin terlihat nakal. Kebun Ayahku dijual Oleh Kak Olleng tanpa tujuan yang pasti. Motor Ayahku pun ia jual karena utan-utangnya tidak bisa ia bayar. Ayah dan Ibuku tidak bisa berbuat apa-apa melihat tingkah Kak Olleng seperti ini. di rumah kerjanya hanya tidur,nonton TV, dan marah-marah. Dan bahkan ia sering menendang panci dan piring di dapur ketika ia mau makan tapi tidak ada makanan. Ibuku hanya bisa menjatuhkan butiran-butiran air matanya melihat tingkah Kak Olleng. Hingga saat ini, ia tidak pernah berubah sikapnya. Dan sekarang Kak Olleng sudah bersitri dan punya anak. Tapi sikapnya tetap seperti itu, bahkan ia sering membentak istrinya di rumah. Sekarang, ia hanya berprofesi sebagai petani di kampung. Huuffftt.



2.       Kak Andri
Kak Andri adalah kakak keduaku. Alhamdulillah kak Andri tidak berakhlak buruk seperti Kak Olleng. Ia lebih sopan dan lebih tampan dari Kak Olleng. Kak Andri hanya berpendidikan sampai kelas 2 SMP. Ia memutuskan pendidikannya karena warga sekampungku menggosipnya bahwa di sekolah ia pernah berpacaran bahkan menciumnya dengan tetanggaku sendiri. Pada hal semua itu hanya omongan kosong dari warga sekampungku. Setelah putus sekolah, Kak Andri mengikuti jejak Kak Olleng. Jejak apakah itu? Kak Andri memutuskan untuk ke Malaysia juga. Dan hingga saat ini, sudah 10 tahun kak Andri di Malaysia. Aku masih ingat, saya masih duduk di bangku kelas 2 SD, saat itu pun Kak Andry ke Malaysia. Dan sekarang saya duduk di bangku kuliah Kak Andry belum pulang-pulang juga. Selama ia di Malaysia, ia pernah ngasi kabar sewaktu saya masih kelas 5 SD. Cuma itu doang. Dan sekarang saya tidak tau bagaimana kabar Kak Andri Di Malaysia.

3.       Kak Nurmi
Kak Nurmi adalah kakak ketigaku. Ia  adalah kakak perempuanku satu-satunya. Dan satu-satunya kakakku yang berprestasi di sekolahnya. Disukai oleh banyak Guru dan teman-temannya karena ia berprestasi di bidang akademik. Selain itu, kak Nurmi juga berprestasi dibidang non akademik. Apakah itu? Kak Nurmi sering mewakili sekolahnya untuk mengikuti lomba Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) tingkat kabupaten. Namun, prestasi yang ia miliki musnah ketika ia lulus SMA. Kenapa? Seminggu setelah UN SMA, Kak Nurmi di jodohkan oleh Ayah dan Ibuku dengan laki-laki yang tidak dikenalnya. Mimpinya sebagai guru tak bisa ia raih, ia putus asa. Pendidikannya akan terputus karena ia akan menjadi seorang istri buat laki-laki yang tidak dikenalnya. Pada hal kak Nurmi sudah punya calon suami pilihannya sendiri. Tapi, jodoh itu ditangan Tuhan. Dan saat ini Kak Nurmi berprofesi sebagai Ibu Rumah Tangga dan dikaruniai oleh dua orang anak.




4.       Kak Ari
Kak Ari adalah kakak terakhirku alias kakak ke empat. Kak Ari ini adalah kakak yang paling tampan dan cerdas, dan hebat berceramah. Tapi sayangnya, ia hanya berpendidikan sampai kelas 2 SMA. Ia memutuskan sekolah, karena tidak tahan dan bosan tingga di pesantren terus. 3 bulan setelah ia putus sekolah. Ia menikah dengan perempuan di desa tetangga sendiri. Kasian.. baru kelas 2 SMA udah menikah. Namun, hubungan dengan istrinya tidak berlangsung lama. Ia hanya hidup setahun bersama istrinya. karena istrinya selingkuh di tengah hutan ketika Kak Ari kerja  sebagai petani kelapa sawit di Kalimantan. Yah…karena istrinya selingkuh, terpaksa Kak Ari menceraikannya. Dan ia menjadi duda selama 4,5 tahun. Dan 4 minggu yang lalu, kak Ari menikah lagi dengan wanita dari tetangga Desa sendiri. Dan saat ini, Kak Ari berprofesi sebagai petani.

5.       Dan yang terakhir ini, lahirlah anak ke lima dari pasangan suami istri H. Sulle dan Sabo. Anak yang ke lima ini adalah adik kandung dari Kak Olleng, Kak Andri, Kak Nurmi dan Kak Ari. Anak yang ke lima ini adalah salah satu anak H. Sulle yang bisa mendapatkan prestai di bangku sekolah, juara kelas, juara MTQ, MHQ, Da’I, Pramuka, Puisi, SKJ, Volly  dan masih banyak prestasi yang pernah ia raih. Bahkan anak ke lima ini dapat beasiswa SMA di Jakarta. Selama ia SMA, ia  punya banyak fans karena kemahirannya membaca Al-Qur’an. Dan ia selalu mewakili sekolahnya mengikuti lomba da’I dan MTQ. Selain itu, ia juga banyak pengalaman organisasi mulai dari ketua PASKIBRA, Ketua SEKBID 1 OSIS, Wakil ketua II ROHIS dan lain-lain. Dan pada tahun 2014, ia menjadi lulusan terbaik ke dua di Yayasan Muslim Jabal Haq (YMJH) Dengan predikat SANGAT MEMUASKAN. Ia pun punya cita-cita menjadi seorang dosen dan hafidz 30 juz. Cita-citanya sebagai Menteri Keuangan terhapus semenjak ia bergabung sebagai Guru Qur’an (Tahfidz) Di yayasan Rumah Qur’an Mulia. Dan saat ini, ia menjadi penulis (tapi belum terkenal hehe…)dan ia tercatat sebagai Guru Qur’an dan Mahasiswa di Sekolah Tinggi Ilmu Ushuluddin (STIU) Darul Hikmah jurusan Tafsir Hadits strata 1 (S1). Ia punya mimpi melanjutkan kuliah S2 dan S3 di Al-Azhar Madinah. Siapakah anak ke lima ini. dia adalah saya sendiri. Namaku RISAL SULLE. Saya ingin membahagiakan seluruh masyarakat di kampungku terutama keluargaku dan khususnya lagi kedua orang tuaku. Saya tak ingin nasibku seperti saudara-saudaraku. Saya siap menjadi mutiara ditengah-tengah mereka.






Tidak ada komentar:

Posting Komentar