Selama tiga tahun lebih aku
merantau di Ibu Kota Jakarta. Orang-orang sukses selalu terlihat di depan
mataku. Jauh beda dengan orang-orang pelosok seperti di daerahku kabupaten
Bulukumba Sulawesi Selatan. Sangat jarang aku meihat orang-orang hebat, selain
orang-orang yang berprofesi sebagai petani seumur hidup mereka. Dan itulah yang
dialami oleh ke empat saudaraku. Sungguh menyedihkan.
1.
Kak Olleng
Kak Olleng
adalah kakak pertamaku, ia sekarang berumur 28 tahun. Masa kecilnya ia jalani
di sebuah kampung yang amat sangat terpolosok di Kabupaten Bulukumba. Desa Somba
Palioi. Ia hanya mengenyam pendidikan sampai kelas 5 SD. Itu pun selama sekolah
tidak pernah mengikuti pelajaran di sekolah. Ia hanya menunggu di tengah jalan
sampai teman-temannya pulang. Umurnya semakin bertambah hingga ia menginjak
masa remaja. Kak Olleng adalah satu-satunya remaja kampung yang ditakuti oleh
banyak orang. Why? Karena ia sangat nakal. Kerjaannya tiap hari adalah berantem
dan memukul anak orang hingga benjol-benjol. Bukan hanya itu Kak Olleng juga
pernah mencuri cokelat warga kampung di jalan, hingga ia masuk penjara selama 3
bulan. Setelah ia bebas dari penjara, ia ke rumah orang tua saya selama seminggu
dan pamit ke Malaysia. Namun, ia merasa terjanggal karena Ayah dan Ibuku tidak
mengizinkan kak Olleng untuk pergi ke Malaysia. Karena usianya yang masih
remaja. Tapi, Kak Olleng ini tetap saja ngelotot pengen ke Malaysia. Hingga tanpa
restu dari Ayah dan Ibuku ia berangkat ke Malysia. 10 tahun lamanya Kak Olleng
di Malaysia, ia tidak pernah ada kabar sama sekali. Tetanggaku menganggap bahwa
Olleng mati di Malaysia karena ia tidak pernah ada kabar. Namun, Ibuku masih
saja merindukan anak pertamanya ini. hingga pada tahun 2012 Kak Olleng pulang
kampung dan membawa uang sebanyak Rp. 2.000. huffttt menyedihkan. 10 tahun
lamanya di Malaysia pulang kampung cum bawa uang Rp. 2.000. Menyedihkan bukan? Saya
jawab PAKE BANGAT MENYEDIHKANNYA. Nah… selama beberapa bulan di kampung, ia
semakin terlihat nakal. Kebun Ayahku dijual Oleh Kak Olleng tanpa tujuan yang
pasti. Motor Ayahku pun ia jual karena utan-utangnya tidak bisa ia bayar. Ayah
dan Ibuku tidak bisa berbuat apa-apa melihat tingkah Kak Olleng seperti ini. di
rumah kerjanya hanya tidur,nonton TV, dan marah-marah. Dan bahkan ia sering
menendang panci dan piring di dapur ketika ia mau makan tapi tidak ada makanan.
Ibuku hanya bisa menjatuhkan butiran-butiran air matanya melihat tingkah Kak
Olleng. Hingga saat ini, ia tidak pernah berubah sikapnya. Dan sekarang Kak
Olleng sudah bersitri dan punya anak. Tapi sikapnya tetap seperti itu, bahkan
ia sering membentak istrinya di rumah. Sekarang, ia hanya berprofesi sebagai
petani di kampung. Huuffftt.
2.
Kak Andri
Kak Andri adalah
kakak keduaku. Alhamdulillah kak Andri tidak berakhlak buruk seperti Kak Olleng.
Ia lebih sopan dan lebih tampan dari Kak Olleng. Kak Andri hanya berpendidikan
sampai kelas 2 SMP. Ia memutuskan pendidikannya karena warga sekampungku
menggosipnya bahwa di sekolah ia pernah berpacaran bahkan menciumnya dengan
tetanggaku sendiri. Pada hal semua itu hanya omongan kosong dari warga
sekampungku. Setelah putus sekolah, Kak Andri mengikuti jejak Kak Olleng. Jejak
apakah itu? Kak Andri memutuskan untuk ke Malaysia juga. Dan hingga saat ini,
sudah 10 tahun kak Andri di Malaysia. Aku masih ingat, saya masih duduk di
bangku kelas 2 SD, saat itu pun Kak Andry ke Malaysia. Dan sekarang saya duduk
di bangku kuliah Kak Andry belum pulang-pulang juga. Selama ia di Malaysia, ia
pernah ngasi kabar sewaktu saya masih kelas 5 SD. Cuma itu doang. Dan sekarang
saya tidak tau bagaimana kabar Kak Andri Di Malaysia.
3.
Kak Nurmi
Kak Nurmi adalah
kakak ketigaku. Ia adalah kakak
perempuanku satu-satunya. Dan satu-satunya kakakku yang berprestasi di
sekolahnya. Disukai oleh banyak Guru dan teman-temannya karena ia berprestasi
di bidang akademik. Selain itu, kak Nurmi juga berprestasi dibidang non
akademik. Apakah itu? Kak Nurmi sering mewakili sekolahnya untuk mengikuti
lomba Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) tingkat kabupaten. Namun, prestasi yang
ia miliki musnah ketika ia lulus SMA. Kenapa? Seminggu setelah UN SMA, Kak
Nurmi di jodohkan oleh Ayah dan Ibuku dengan laki-laki yang tidak dikenalnya. Mimpinya
sebagai guru tak bisa ia raih, ia putus asa. Pendidikannya akan terputus karena
ia akan menjadi seorang istri buat laki-laki yang tidak dikenalnya. Pada hal
kak Nurmi sudah punya calon suami pilihannya sendiri. Tapi, jodoh itu ditangan
Tuhan. Dan saat ini Kak Nurmi berprofesi sebagai Ibu Rumah Tangga dan
dikaruniai oleh dua orang anak.
4.
Kak Ari
Kak Ari adalah
kakak terakhirku alias kakak ke empat. Kak Ari ini adalah kakak yang paling
tampan dan cerdas, dan hebat berceramah. Tapi sayangnya, ia hanya berpendidikan
sampai kelas 2 SMA. Ia memutuskan sekolah, karena tidak tahan dan bosan tingga
di pesantren terus. 3 bulan setelah ia putus sekolah. Ia menikah dengan
perempuan di desa tetangga sendiri. Kasian.. baru kelas 2 SMA udah menikah. Namun,
hubungan dengan istrinya tidak berlangsung lama. Ia hanya hidup setahun bersama
istrinya. karena istrinya selingkuh di tengah hutan ketika Kak Ari kerja sebagai petani kelapa sawit di Kalimantan. Yah…karena
istrinya selingkuh, terpaksa Kak Ari menceraikannya. Dan ia menjadi duda selama
4,5 tahun. Dan 4 minggu yang lalu, kak Ari menikah lagi dengan wanita dari tetangga
Desa sendiri. Dan saat ini, Kak Ari berprofesi sebagai petani.
5.
Dan yang terakhir ini, lahirlah anak ke lima
dari pasangan suami istri H. Sulle dan Sabo. Anak yang ke lima ini adalah adik
kandung dari Kak Olleng, Kak Andri, Kak Nurmi dan Kak Ari. Anak yang ke lima
ini adalah salah satu anak H. Sulle yang bisa mendapatkan prestai di bangku
sekolah, juara kelas, juara MTQ, MHQ, Da’I, Pramuka, Puisi, SKJ, Volly dan masih banyak prestasi yang pernah ia
raih. Bahkan anak ke lima ini dapat beasiswa SMA di Jakarta. Selama ia SMA, ia punya banyak fans karena kemahirannya membaca
Al-Qur’an. Dan ia selalu mewakili sekolahnya mengikuti lomba da’I dan MTQ. Selain
itu, ia juga banyak pengalaman organisasi mulai dari ketua PASKIBRA, Ketua
SEKBID 1 OSIS, Wakil ketua II ROHIS dan lain-lain. Dan pada tahun 2014, ia
menjadi lulusan terbaik ke dua di Yayasan Muslim Jabal Haq (YMJH) Dengan predikat
SANGAT MEMUASKAN. Ia pun punya cita-cita menjadi seorang dosen dan hafidz 30
juz. Cita-citanya sebagai Menteri Keuangan terhapus semenjak ia bergabung
sebagai Guru Qur’an (Tahfidz) Di yayasan Rumah Qur’an Mulia. Dan saat ini, ia
menjadi penulis (tapi belum terkenal hehe…)dan ia tercatat sebagai Guru Qur’an
dan Mahasiswa di Sekolah Tinggi Ilmu Ushuluddin (STIU) Darul Hikmah jurusan
Tafsir Hadits strata 1 (S1). Ia punya mimpi melanjutkan kuliah S2 dan S3 di
Al-Azhar Madinah. Siapakah anak ke lima ini. dia adalah saya sendiri. Namaku RISAL
SULLE. Saya ingin membahagiakan seluruh masyarakat di kampungku terutama
keluargaku dan khususnya lagi kedua orang tuaku. Saya tak ingin nasibku seperti
saudara-saudaraku. Saya siap menjadi mutiara ditengah-tengah mereka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar