Senin, 20 Oktober 2014

Malam bina iman dan taqwa

“MALAM BINA IMAN DAN TAQWA”
 Malam yang yang difokuskan untuk beribadah guna untuk membina iman dan taqwa. Ya.. itulah yang disebut malam bina iman dan taqwa (MABIT). Apa sih pengertian yang sesungguhnya dari Mabit itu? Sebenarnya, dalam bahasa Arab mabit itu adalah bermalam atau menginap. Hmm sama aja ya. So, timbul pertanyaan, ngapain aja sih ketika bermalam? Ya… ada banyak kok, muroja’ah hafalan, belajar agama, games, tadabbur alam jam 2 malam dan masih banyak lagi. Mabit adalah salah satu program yang telah kami jalankan di Yayasan Rumah Qur’an Mulia.  Dimana program ini diadakan setiap miggu ke dua dan ke empat setiap bulannya. Kadang dilaksanakan di Masjid kadang juga di Rumah Qur’an Mulia. Tapi seringnya di Rumah Qur’an Mulia. Why? Karena di Rumah Qur’anlah tempat santri menyetor hafalan dan belajar Ilmu tajwid.
Malam ahad kemarin (19 oktober 2014) Mabit diadakan di Masjid Al- Ihsan yang  diikuti oleh 15 santri yayasan Rumah Qur’an Mulia dibawa pimpinan saya sendiri dan Ust. Firman. Ketika jam dinding menunjukkan pukul 20.00 WIB,  Santri mulai berdatangan di Rumah Qur’an dengan wajah begitu gembira. Di punggung mereka ada tas yang tentunya berisi Al-Qur’an dan buku panduan dzkir pagi dan sore. Lama-kelamaan lengkaplah sudah 15 orang. Dengan berpakain baju kokoh berwarna putih kenangan dari MJH dan sarung kotak berwarna biru kenangan dari Ibu 7 tahun yang lalu, saya gunakan untuk memimpin santri ketika mabit. Ya…mabit malam itu dibuka dengan muroja’ah hafalan juz 30 dan dilanjutkan games yang membuat santri semakin tertawa terbahak-bahak. Saya pun ikut tertawa terbahak-bahak juga.  Setelah satu jam berlalu, selesailah sudah muroja’ah hafalan dan games. So, berikutnya apa? Berikutnya adalah penerimaan hadiah yang dilaksanakan di Masjid Al- Ihsan bagi santri yang berprestasi selama bulan September. Nilai mereka diambil dari 3 kriteria yaitu nilai menulis ayat dan hadits, akhlaq dan kehadiran. Sehingga yang berhak menjadi santri berprestasi adalah Andre Setiaji, Rizky Faisal dan Fathan Mubina. Mereka bertiga memang santri yang membuat saya bangga. Sehingga pantaslah jika mereka menjadi santri berprestasi. Hadiahnya sangatlah sederhana. Berupa makanan ringan. Tapi bukan itu tujuan utama yang mereka kejar, tapi bagaimana mereka bisa membuktikan kemampuan mereka dalam bidang agama mereka.
Setelah pembagian hadiah, semuanya saya perintahkan untuk tidur karena malam sudah semakin larut. Namun, sesuatu yang menjanggal dalam diriku. Apakah itu?? Para santri tidak bisa tidur. Why? Ada apa gerangan?? Alasannya simple bangat. Banyak nyamuk, huffttt… gara-gara nyamuk mereka tidak bisa tidur. Tapi, untung saja Ust. Alwi datang membawa autan yang banyak untuk para santri. Akhirnya dengan autan itu para nyamuk ogah untuk menghisap darah lagi. Akhirnya santri pun tertidur nyenyak dan saya pun menyusul tidur di tengah-tengah masjid.
Waktu berputar begitu cepat. Tepat pada pukul 02.00 malam. Santri saya bangunkan satu-persatu untuk tadabbur alam. Alhamdulillah tidak ada diantara mereka yang susah saya bangunkan. Gerak cepat, itulah yang meraka lakukan. 15 menit kemudian, shalat tahjjud dimulai yang diimami oleh Ust. Firman dan dilanjutkan shlaat witir 3 raka’at yang diimami oleh saya sendiri. Hmm… suara merdu sang nyamuk terdengar lagi membuat para santri mulai mengeluh. Namun, saya beri mereka pencerahan sedikit tentang pahala shlalat tahajjud. Dan aalhamdulillah mereka semangat lagi dan tidak peduli dengan suara merdu sang nyamuk. Setelah itu, santri saya perintahka untuk ke lapangan yasmi (lapangan bulu tangkis) untuk tadabbur alam. Ust. Firman sudah menunggu disana. Satu-persatu ,mereka menuju lapangan. Rasa takut masih ada dalam diri mereka untuk ke lapangan yasmi. Ya.. wajarlah usia mereka memang usia anak SD. Namun akhirnya mereka berhasil mengalahkan rasa takut itu.dan berkumpul di lapangan yasmi membahas tafsir dari surah An-Naba tentang berita besar. Apakah berita besar itu? Baca sendiri dalam tafsir. Hehe…

Selang beberapa waktu kemuadian, adzan subuh mulai terdengar. Para santr menuju ke masjid untuk shlalat subuh dan dilanjutkan dzikir pagi di teras masjid. Setelah dzikir, tiba-tiba Pak Rijal datang membawa nasi uduk untuk sarapan para santri. Dan..nyem..nyem..nyem enak memang rasanya nasi uduk yang berlauk tempe dan bakwan. Setelah sarapan, para santri saya ajak renang di YAPIDH tapi bayar sendiri. Namun, tidak semua dari mereka yang ikut renang karena sudah kelelahan mengikuti kegiatan semalaman. Renang ini adalah agenda terakhir pelaksaan mabit. Dan insyaallah berikutnya akan diadakan mabit lagi dengan remaja masjid Al- Ihsan yang akan diketuai oleh teman saya sendiri dari kampus. Tunggu ceritanya 2 minggu lagi. Salam sukses akhirat.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar