Sabtu, 22 November 2014

Ini Pilihanku


Semua bisa kita raih dengan kemauan yang ada dalam diri kita sendiri. Hidup memang banyak rintangan yang menunggu di depan. Dan rintangan itu kadang datang disaat kita dalam situasi kesibukan. Entah itu sibuk karena pelajaran di sekolah, organisasi, dan lain-lain. Mungkin tak asing lagi kita dengar sebuah kata “hidup adalah pilihan”. Iya.. memang hidup adalah pilihan. Kita mau jadi apa? Semuanya ada di tangan kita sendiri. Tapi, apakah keinginan itu bisa kita genggam dan meraihnya secara tiba-tiba? Tidak!! Apa yang kita pilih dalam hidup ini didasari dengan kemauan. Dan menurut saya, kemauan itu memang hal yang paling dasar dalam meraih apa yang kita inginkan. Sesulit apa pun itu dan seberat apa pun itu, semuanya akan terputus oleh kemauan. Contohnya saya sendiri. Untuk mencalonkan sebagai ketua PASKIBRA, saya merasa banyak bangat kesulitan yang menurut saya susah untuk saya hilangkan. Merasa kesulitan karena angkatan saya di PASKIBRA tinggal saya sendiri. Dan semua seangkatan saya keluar dari PASKIBRA dengan alasan yang menurut saya alasan yang tidak masuk akal. Mungkin ada orang yang bertanya “kok tetap mau sih ikut PASKIBRA, sedangkan taman-temannya udah pada keluar?”. Saya jawab dengan tegas “karena saya mau dan berani memimpin PASKIBRA ditahun ajaran 2012-2013. Apa pun itu saya korbankan, mulai dari korban waktu, uang, fisik dan semua yang saya miliki. Demi PASKIBRA dan anggota-anggota saya yang masih setia dibawa pimpinan saya.

Saya masih ingat bangat waktu kelas X semester II. Setiap hari sabtu, yang datang latihan Cuma bertiga dan yang paling banyak empat orang. Dan ketika latihan dimulai, kadang saya gemetaran, mulai dari ujung kaki sampai ujung rambut. Kenapa?? Karena saya sangat tegang. Kakang Tetehnya pada galak-galak. Saat itu saya benar-benar mengorbankan apa yang saya miliki. Terutama fisik saya, panas-panasan dibawa terik matahari. Dan juga push up merupakan makanan pokok bagi saya di PASKIBRA.

Kadang, ada omongan yang terdengar dan bergelombang di kedua kuping saya yang membuat saya merasa sakit hati. Tapi apakah saya mengundurkan diri dari PASKIBRA? Tidak!! Saya tidak mau meninggalkan PASKIBRA karena hanya kata-kata yang seperti itu. Saya tetap kuat menghadapinya. Apalagi saya dicap oleh ketua PASKIBRA saat itu sebagai anggota tauladan dan teraktif. Dan satu-satunya anggota PASKIBRA kelas X yang boleh menggantikan kang Rio sebagai penggerek bendera adalah saya. Dan saat itu pula, saya diposisikan sebagai penanggung jawab diangkatan 16. Yang paling membuat saya sesak nafas adalah masuk sebagai pasukan inti PASKIBRA SMAN 7 BEKASI. Semangat saya semakin berkobar dan membakar fikiran-fikiran yang bisa membuat saya  tidak bisa meraih apa yang saya impikan selama di PASKIBRA. Dan saya mulai menjalani suka dukanya PASKIBRA SMAN 7 BEKASI. Saat itu disetiap latihan diomelin melulu, dibentak-bentak dan disuruh push up melulu paling sedikit 1 seri. Saya jalani sendiri dan saya merasa ini adalah tantangan berat yang harus saya terima. Saya tidak bisa mengharapkan untuk membantu mengatur semua acara PASKIBRA ke depannya. Karena mereka muncul sesaat dan menghilang secara tiba-tiba dan bahkan main kabur-kaburan. Yang menurut saya, itu bukan ciri khas sebagai anggota PASKIBRA. Mengapa saya katakan demikian? Karena dengan cara mereka yang seperti itu, membuat kakang dan tetehnya tak bisa menampung Kristal bening yang ada di kedua kelopak matanya. Saya merasa tidak punya rasa tanggung jawab jika saya harus mengikuti tingkah laku seangkatan saya seperti itu. Apalagi ketua paskibra saat itu, harapannya ada sama saya. Arti dari harapan itu apa? Artinya adalah dia percaya sama saya untuk memimpin PASKIBRA Di tahun berikutnya. Dan kepercayaan itu tidak mungkin saya abaikan begitu saja, karena saya tidak mau dicap sebagai orang munafik. Jujur, saya tidak punya pengalaman banyak tentang baris-berbaris apalagi PASKIBRA yang kerjanya bukan hanya baris-berbaris tapi juga mengajarkan sejarah yang berkaitan dengan bendera merah putih. Meskipun seperti itu, saya tetap aktif dan menjalani apa adanya.

Mungkin ada orang yang menilai saya sebagai orang yang tidak punya pilihan lain untuk berorganisasi. Jangan salah… PASKIBRA itu bukan hanya panas-panasan dibawa terik sinar matahari. Tapi juga, sebuah organisasi yang merupakan hal yang sangat penting buat masa depan saya. Iya…. Orang-orang bilang PASKIBRA itu tidak ada untungnya. Hanya membuang tenaga doang dibawa panasnya terik sinar matahari. Meraka ngomong seperti itu, karena mereka tidak  tau tentang organisasi PASKIBRA. Tapi bagi saya, ini adalah sesuatu yang bisa membuat saya lebih maju untuk masa depan saya. Meskipun hanya sendiri, tapi saya mempunyai keberanian memilih apa yang saya inginkan dan menjadi pilihan buat saya. Dan saya bisa terpilih sebagai ketua PASKIBRA SMAN 7 BEKASI tahun ajaran 2012-2013.

By: Risal Sulle




Tidak ada komentar:

Posting Komentar