Semua bisa kita raih
dengan kemauan yang ada dalam diri kita sendiri. Hidup memang banyak rintangan
yang menunggu di depan. Dan rintangan itu kadang datang disaat kita dalam
situasi kesibukan. Entah itu sibuk karena pelajaran di sekolah, organisasi, dan
lain-lain. Mungkin tak asing lagi kita dengar sebuah kata “hidup adalah
pilihan”. Iya.. memang hidup adalah pilihan. Kita mau jadi apa? Semuanya ada di
tangan kita sendiri. Tapi, apakah keinginan itu bisa kita genggam dan meraihnya
secara tiba-tiba? Tidak!! Apa yang kita pilih dalam hidup ini didasari dengan
kemauan. Dan menurut saya, kemauan itu memang hal yang paling dasar dalam
meraih apa yang kita inginkan. Sesulit apa pun itu dan seberat apa pun itu,
semuanya akan terputus oleh kemauan. Contohnya saya sendiri. Untuk mencalonkan
sebagai ketua PASKIBRA, saya merasa banyak bangat kesulitan yang menurut saya
susah untuk saya hilangkan. Merasa kesulitan karena angkatan saya di PASKIBRA
tinggal saya sendiri. Dan semua seangkatan saya keluar dari PASKIBRA dengan alasan
yang menurut saya alasan yang tidak masuk akal. Mungkin ada orang yang bertanya
“kok tetap mau sih ikut PASKIBRA, sedangkan taman-temannya udah pada keluar?”.
Saya jawab dengan tegas “karena saya mau dan berani memimpin PASKIBRA ditahun
ajaran 2012-2013. Apa pun itu saya korbankan, mulai dari korban waktu, uang,
fisik dan semua yang saya miliki. Demi PASKIBRA dan anggota-anggota saya yang
masih setia dibawa pimpinan saya.
Saya masih ingat
bangat waktu kelas X semester II. Setiap hari sabtu, yang datang latihan Cuma
bertiga dan yang paling banyak empat orang. Dan ketika latihan dimulai, kadang
saya gemetaran, mulai dari ujung kaki sampai ujung rambut. Kenapa?? Karena saya
sangat tegang. Kakang Tetehnya pada galak-galak. Saat itu saya benar-benar
mengorbankan apa yang saya miliki. Terutama fisik saya, panas-panasan dibawa
terik matahari. Dan juga push up merupakan makanan pokok bagi saya di PASKIBRA.
Kadang, ada
omongan yang terdengar dan bergelombang di kedua kuping saya yang membuat saya
merasa sakit hati. Tapi apakah saya mengundurkan diri dari PASKIBRA? Tidak!!
Saya tidak mau meninggalkan PASKIBRA karena hanya kata-kata yang seperti itu.
Saya tetap kuat menghadapinya. Apalagi saya dicap oleh ketua PASKIBRA saat itu
sebagai anggota tauladan dan teraktif. Dan satu-satunya anggota PASKIBRA kelas
X yang boleh menggantikan kang Rio sebagai penggerek bendera adalah saya. Dan
saat itu pula, saya diposisikan sebagai penanggung jawab diangkatan 16. Yang
paling membuat saya sesak nafas adalah masuk sebagai pasukan inti PASKIBRA SMAN
7 BEKASI. Semangat saya semakin berkobar dan membakar fikiran-fikiran yang bisa
membuat saya tidak bisa meraih apa yang
saya impikan selama di PASKIBRA. Dan saya mulai menjalani suka dukanya PASKIBRA
SMAN 7 BEKASI. Saat itu disetiap latihan diomelin melulu, dibentak-bentak dan
disuruh push up melulu paling sedikit 1 seri. Saya jalani sendiri dan saya
merasa ini adalah tantangan berat yang harus saya terima. Saya tidak bisa
mengharapkan untuk membantu mengatur semua acara PASKIBRA ke depannya. Karena
mereka muncul sesaat dan menghilang secara tiba-tiba dan bahkan main
kabur-kaburan. Yang menurut saya, itu bukan ciri khas sebagai anggota PASKIBRA.
Mengapa saya katakan demikian? Karena dengan cara mereka yang seperti itu,
membuat kakang dan tetehnya tak bisa menampung Kristal bening yang ada di kedua
kelopak matanya. Saya merasa tidak punya rasa tanggung jawab jika saya harus
mengikuti tingkah laku seangkatan saya seperti itu. Apalagi ketua paskibra saat
itu, harapannya ada sama saya. Arti dari harapan itu apa? Artinya
adalah dia percaya sama saya untuk memimpin PASKIBRA Di tahun berikutnya. Dan
kepercayaan itu tidak mungkin saya abaikan begitu saja, karena saya tidak mau
dicap sebagai orang munafik. Jujur, saya tidak punya pengalaman banyak tentang
baris-berbaris apalagi PASKIBRA yang kerjanya bukan hanya baris-berbaris tapi
juga mengajarkan sejarah yang berkaitan dengan bendera merah putih. Meskipun
seperti itu, saya tetap aktif dan menjalani apa adanya.
Mungkin ada
orang yang menilai saya sebagai orang yang tidak punya pilihan lain untuk
berorganisasi. Jangan salah… PASKIBRA itu bukan hanya panas-panasan dibawa
terik sinar matahari. Tapi juga, sebuah organisasi yang merupakan hal yang
sangat penting buat masa depan saya. Iya…. Orang-orang bilang PASKIBRA itu
tidak ada untungnya. Hanya membuang tenaga doang dibawa panasnya terik sinar
matahari. Meraka ngomong seperti itu, karena mereka tidak tau tentang organisasi PASKIBRA. Tapi bagi
saya, ini adalah sesuatu yang bisa membuat saya lebih maju untuk masa depan
saya. Meskipun hanya sendiri, tapi saya mempunyai keberanian memilih apa yang
saya inginkan dan menjadi pilihan buat saya. Dan saya bisa terpilih sebagai
ketua PASKIBRA SMAN 7 BEKASI tahun ajaran 2012-2013.
By:
Risal Sulle
Tidak ada komentar:
Posting Komentar