Rabu, 12 November 2014

Jangan Kau Fitnah Aku Menghamilimu


Disebuah Desa pelosok di Kabupaten Bulukumba Sulawesi Selatan, Desa yang terkenal dengan sebutan Desa Somba Palioi. Kok Somba Palioi? Iya,, di Desa tersebut terdapat sungai besar namanya sungai Palioi. Terus kata somba itu dari mana? Somba itu artinya menyembah. Zaman dahulu di Desa Somba Palioi, ketika ada Masyarakat yang sakit parah, mereka mengambil air di sungai Palioi untuk dijadikan sebagai obat dicampur dengan tanah disekitar sungai tersebut. Dan masyarakat percaya karena banyak yang terbukti, banyak orang yang sembuh dengan   air dari sungai Palioi itu. Sehingga diberilah nama Desa Somba Palioi. Tapi, saat ini adat itu sudah hilang karena  berkembanganya agama Isam di Desa tersebut dan sangat banyak Jam’ah Tabligh di Desa tersebut.

Nah… yang menjadi pertanyaan adalah bagaimana kehidupan Masyarakat di Desa tersebut untuk saat ini hkhususnya dikalangan remaja? Saya katakan kasihan kuadrat deh bagi para remaja di Desa tersebut. Why? Karena 95% para remaja Desa Somba Palioi menikah diusia yang sangat-sangat muda. Ada yang masih duduk dibangku kelas 2 SMP, kelas 3 SMP. Dan bahkan ada yang menikah loh masih duduk di kelas 5 SD. Apa lagi kalau anak SMA,  Hmmm..habismi sedikit sekalimi kodong yang masih bujangan sampai saat ini. bahkan ada yang sudah menjanda 2 kali loh. Duhhh..parah..siapakah yang menjanda 2 kali itu? Umurnya berapa tahun? Namanya siapa?  Okey…saya jawab ya. Dia adalah sepupu saya sendiri umurnya 21 tahun. Namanya hmm..kita sebut aja Betty ya (nama samaran). Preeetttt,,,,, mengagetkan sekali tak? Pake bangat mengagetkannnya. Bagaimana kisahnya?



Awalnya si Betty ini suka sama sepupunya sendiri. Ia sering menulis surat cinta dan manaruhnya di ranjang sepupunya tersebut. Kata-kata yang paaaling sering ia tulis adalah “Buat kakak Olleng yang tersayang”. Cieeee….haha..tau ngga siapa kak Olleng itu? Kak Olleng adalah kakak sulung saya (kakak kandung). Setelah Kak Olleng pulang dari Malaysia selama 12 tahun dan tidak pernah ada kabar dan hanya membawa uang Rp. 3.000, si Betty jatuh cinta padanya. Saking cintanya kepada Kak Olleng, Betty selalu mencari perhatian. Dandangannya wihhh luar biasa. Beda 180 derajat dari biasanya. Ia menggunakan bedak diamond supaya wajahnya kelihatan cerah dan bersinar seperti mutiara. Setiap kak Olleng duduk disebuah kursi, Betty selalu saja duduk dipangkuan Kak Olleng membuat orang-orang terheran-heran melihatnya. Atau ngga Betty mengelus-ngelus tangan Kak Olleng sambil bercerita panjang lebar ngga jelas. Tapi kak Olleng ini membiarkan Betty bertingkah aneh seperti itu kepadanya. Meski ia tau bahwa Betty jatuh cinta kepadanya. Beberapa minggu kemudian, dengan tingkah Betty yang selalu duduk di pangkuan Kak Olleng, ia mulai berani tidur di kamar Kak Olleng. Si Betty masuk ke kamar Kak Olleng hampir setiap malam. Bahkan ia pernah tidur didekat Kak Olleng tanpa Kak Olleng sadari. Tapi tidak tejadi apa-apa loh, soalnya kakak saya tuh tau diri juga kali. Si Bettynya doang nih yang cakkidi-kidi sekali adedeh…calleda sekali kasi’na. akhirnya 1 bulan kemudian setelah Betty tidur di dekat Kak Olleng, ia bercerita kepada Ibunya dan Om Tahi bahwa ia hamil karena Kak Olleng. Oh…my god betapa jahatnya si Betty cakkidi-kidi. Ia bercerita panjang lebar dengan kejadian yang pernah ia alami bersama kak Olleng di kamar. Tapi semua itu hanyalah omongan kosong, Betty beralasan hamil karena ia ingin Kak Olleng menjadi bagian dalam hidupnya. Pada hal saat itu umur Betty masih 17 tahun, saya masih duduk di kelas 2 SMP saat itu. Setelah Ibu Betty mengetahui kejadian itu, ia mulai menyebarka luaskan fitnah ini di kampungku. Memang Ibunya Betty sudah lama ingin menghancurkan keluargaku karena iri dengan penghasilan cengkeh yang didapat oleh Ayahku yang lebih besar dari Ibu Betty. Om Tahi pun demikian sehati dengan Ibunya Betty punya niat jahat. Licik sekaaaliiiii…. Setelah fitnah itu tersebar luas di kampung, Ibu Betty dan Om Tahi datang ke rumahku meminta Kak Olleng untuk bertanggung jawab atas kejadian ini (menikahi Betty). Kak Olleng saat itu maaaraaah besar, mukanya merah, urat-urat dipergelangan tangannya mulai terlihat seperti akar-akar pohon, ia berdiri sambil berteriak “woyyy Betty tailaso,, angngura nu pakunjoa, nu tudua ampakatianangko!!”. Ibuku saat itu hanya terdiam membisu dan menjatuhkan butiran-butiran air matanya. Ia bingung, mengapa keluarganya sendiri memfitnahnya seperti ini. Ayahku pun demikian ia terdiam membisu tanpa ada sepatah kata yang mampu ia keluarkan dari mulutnya. Cuma ada kak Nurmi yang berani ngomong saat itu. Pokoknya kak Nurmi ini mencaci maki si Betty saking kesalnya dan saking bencinya karena sepupunya sendiri memfitnah Kak Olleng menghamilinya.

Kak Olleng tidak mau menikahi si Betty karena ia tau bahwa semua ini hanyalah fitnah. Akhirnya kedua orang tuaku dituntut untuk membayar 7 juta “dipassala 7 juta (bahasa kampung)”. Ibuku menjatuhkan butiran-butiran air matanya karena ia bingung  bagaimana caranya ia bisa mendapatkan uang sebesar itu. Pada hal mata pencahariannya setiap hari adalah membuat gula merah yang terbuat dari air pohon aren. Akhirnya dengan suara yang bergetar, Ayahku angkat bicara “baiklah kalau memang Olleng tidak mau menikahi Betty dan saya harus membayar 7 juta, kebun cengkeh saya gadaikan 7 juta”. Ibu Betty dan Om Tahi tersenyum bahagia dengan keputusan Ayahku. Karena satu-satunya mata pencaharian terbesarnya dari cengkeh ia gadaikan selama 2 tahun. Akhirnya orang Ibu Betty dan Om Tahi setuju.  Akhirnya digadaikanlah kebun cengkeh Ayahku saat itu sebesar 7 juta dan tetap semangat menjalani hidup dan membiayai sekolahku di Pesantern saat itu. Saat itu, saya tidak pernah berhenti berdo’a supaya kedua orang tua saya diberi kesabaran dalam menghadapi cobaan ini.


Dua bulan setelah kejadian itu, Betty dilamar oleh seorang laki-laki di Desa Somba Palioi. Tapi hubungan suami istri ini tidak berlangsung lama, hanya bertahan dua bulan. Karena sang suami jijik dengan Betty. Kenapa jijik? Duh maaf ya ngga bisa saya ceritakan karena tidak pantas bela. Akhirnya Betty menjanda diusia 17 tahun. Dua bulan setelah sang suami pergi meninggalkan Betty, ia kembali lagi ke Betty dan menikah lagi  dengan Betty. Namun sayang, kedua kalinya ini tidak berlangsung lama juga. Mereka berdua hanya bertahan 2 minggu. dan  akhirnya si Betty menjanda lagi kodong. Bertahun-tahun Betty menjanda dua kali. Karena Betty mungkin bosan dengan hidup menjanda, ia kawin lari dengan seorang duda dengan 7 orang anak. Walah....Betty niat aja  ya kawin lari dengan lelaki duda yang punya 7 orang anak. Dan saat ini Betty dan suami beserta ke 7 anaknya ada di Malaysia dan tidak pernah ada kabar sampai saat ini. sementara Kak Olleng sudah menikah dengan seorang perempuan dari Je’na Ponto dan dikaruniai seorang anak. Dan kedua orang tuaku saat ini Alhamdulillah tidak pernah lagi terkena fitnah. Semoga Allah selalu melindungi mereka. Aminnnn…..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar