Hafalan memang masih sangat minim. Tapi Allah memilihku untuk disini. Mengajarkan kalam-kalam-Nya kepada para generasi mulia yang dirindukan Islam.
Ibadahku memang masih sangat minim. Tapi Allah menaruhku di tempat ini untuk membina, mentarbiyah dan sambil belajar untuk lebih dekat kepada sang pencipta.
Tak segampang membalikkan tangan berada di jalan ini. Tapi mau tidak mau, suka atau tidak suka harus tetap ku jalani dan ku nikmati.
Hamasah....
Senin, 06 November 2017
Selasa, 24 Oktober 2017
Insan Istimewa
Telah jauh aku berlayar dan telah banyak gelombang dan badai kehidupan yang telah aku lalui. Walau harus menelan paksa pahitnya kesabaran, menjahit setiap goresan luka di hati dan menyatukan semangat yang kadang hancur berkeping-keping hingga aku tiba dipertengahan perjalanan ini. Perjalanan panjang yang ku lalui tanpa belaian tangan dan perhatian dari seorang Amma' (ibu). Perjalanan yang berkelok seribu yang ku lalui tanpa arahan dari seorang Aji (bapak) yang begitu teliti disetiap langkah pendidikanku. Jarak yang memisahkan kami. Namun, nama mereka tak pernah terlewatkan dalam setiap bait-bait do'aku. Dan wajah mereka yang tak pernah terhapus menjelang tidurku.
Amma'... Seorang ibu rumah tangga yang sangat luar biasa.
Darimu aku belajar bagaimana menjalani hidup dengan penuh kesabaran.
Darimu aku belajar untuk selalu mengulurkan tanganku dikala ada orang yang membutuhkanku.
Darimu aku belajar untuk tetap tersenyum walau ada banyak luka yang tergores dalam hatiku.
Darimu aku belajar untuk tetap tegar menghadapi tantangan kehidupan sejengkal demi sejengkal.
Ah... Terlalu banyak hal yang dapat ku petik darimu yang tak mampu ku tuliskan dengan rangkaian kata dan kalimat. Ada dua hal yang sangat mahal dan sangat melekat dalam jiwaku. Yaitu CINTA dan KASIH SAYANGMU. Selama 22 tahun aku mengarungi samudera kehidupan ini, aku belum pernah menemukan sosok wanita sepertimu. Sungguh kau lebih indah dari bintang kejora dan bulan purnama. Kau lebih berharga dari intan dan permata. Dan kau lebih lembut dari kain sutera. Dan, aku begitu bangga menjadi anak bontotmu (anak ke 5).
Dan untuk Aji, seorang petani hebat.
Darimu aku belajar tentang kesungguhan.
Darimu aku belajar tentang ketangguhan.
Darimu aku belajar tentang kegigihan.
Darimu aku belajar tentang kedisiplinan.
Darimu aku belajar tentang bagaimana beribadah yang baik kepada Rabb yang telah menciptakan alam semesta ini.
Sungguh kau adalah lelaki hebat dan istimewa yang ku miliki dalam hidupku. Aku berharap, engkau bisa meminjamkan hatimu untukku walau hanya sedetik saja agar aku dapat mengerti bagaimana menjalani hidup dan menyelesaikan masalah tanpa keluh kesah dan putus asa.
Aji, Amma', tahukah kau? Bahwa dikala senja menampakkan keindahannya, kadang kala aku menatap wajahmu. Wajah lelah, wajah yang mulai berkeriput. Hingga aku tertunduk dan meresapi dalam-dalam bahwa kedua wajah itulah yang telah memberikan segalanya dalam hidupku, dua wajah itu yang tak kenal lelah untuk membesarkan anak-anaknyah hingga aku sendiri bisa sampai disini.
Dari senja itu pula, kadangkala berputar kembali rekamanmu yang sedang memikul enam ember hitam yang kau gunakan untuk mengambil air aren lalu diolah menjadi gula merah. Tak kenal teriknya matahari dan tak kenal derasnya hujan
demi untuk memenuhi kebutuhan anggota keluarga.
Kuharap namaku selalu ada dalam setiap sujud dan do'amu agar perjuanganku tak berujung sia-sia.
Ketahuilah Amma', Aji. Bahwa engkau adalah insan istimewa yang ku miliki. Dan ketahuilah bahwa mimpi terbesarku adalah bisa membahagiakanmu dunia dan akhirat serta mencarikan menantu istimewa yang kau inginkan.
Amma'... Seorang ibu rumah tangga yang sangat luar biasa.
Darimu aku belajar bagaimana menjalani hidup dengan penuh kesabaran.
Darimu aku belajar untuk selalu mengulurkan tanganku dikala ada orang yang membutuhkanku.
Darimu aku belajar untuk tetap tersenyum walau ada banyak luka yang tergores dalam hatiku.
Darimu aku belajar untuk tetap tegar menghadapi tantangan kehidupan sejengkal demi sejengkal.
Ah... Terlalu banyak hal yang dapat ku petik darimu yang tak mampu ku tuliskan dengan rangkaian kata dan kalimat. Ada dua hal yang sangat mahal dan sangat melekat dalam jiwaku. Yaitu CINTA dan KASIH SAYANGMU. Selama 22 tahun aku mengarungi samudera kehidupan ini, aku belum pernah menemukan sosok wanita sepertimu. Sungguh kau lebih indah dari bintang kejora dan bulan purnama. Kau lebih berharga dari intan dan permata. Dan kau lebih lembut dari kain sutera. Dan, aku begitu bangga menjadi anak bontotmu (anak ke 5).
Dan untuk Aji, seorang petani hebat.
Darimu aku belajar tentang ketangguhan.
Darimu aku belajar tentang kegigihan.
Darimu aku belajar tentang kedisiplinan.
Darimu aku belajar tentang bagaimana beribadah yang baik kepada Rabb yang telah menciptakan alam semesta ini.
Sungguh kau adalah lelaki hebat dan istimewa yang ku miliki dalam hidupku. Aku berharap, engkau bisa meminjamkan hatimu untukku walau hanya sedetik saja agar aku dapat mengerti bagaimana menjalani hidup dan menyelesaikan masalah tanpa keluh kesah dan putus asa.
Aji, Amma', tahukah kau? Bahwa dikala senja menampakkan keindahannya, kadang kala aku menatap wajahmu. Wajah lelah, wajah yang mulai berkeriput. Hingga aku tertunduk dan meresapi dalam-dalam bahwa kedua wajah itulah yang telah memberikan segalanya dalam hidupku, dua wajah itu yang tak kenal lelah untuk membesarkan anak-anaknyah hingga aku sendiri bisa sampai disini.
Dari senja itu pula, kadangkala berputar kembali rekamanmu yang sedang memikul enam ember hitam yang kau gunakan untuk mengambil air aren lalu diolah menjadi gula merah. Tak kenal teriknya matahari dan tak kenal derasnya hujan
demi untuk memenuhi kebutuhan anggota keluarga.
Kuharap namaku selalu ada dalam setiap sujud dan do'amu agar perjuanganku tak berujung sia-sia.
Ketahuilah Amma', Aji. Bahwa engkau adalah insan istimewa yang ku miliki. Dan ketahuilah bahwa mimpi terbesarku adalah bisa membahagiakanmu dunia dan akhirat serta mencarikan menantu istimewa yang kau inginkan.
Jumat, 20 Oktober 2017
Berhenti Sejenak
Waktu tidak mengenal siaran tunda, waktu tidak mengenal siaran ulang. Waktu akan terus bejalan tanpa peduli dengan keadaan kita. Kita tidak bisa memberhentikan waktu, namun kita bisa memberhentikan sejenak diri kita. Berhenti untuk merefleksikan diri di masa lalu. Berhenti untuk bermuhasabah diri. Sejauh mana kedekatan dengan sang pencipta, sejauh mana keridhoan Allah pencipta alam semesta dan diri ini. Berhenti untuk melihat seberapa besar kesalahan dan dosa yang pernah dilakukan.
Mari renungkan perjalanan kehidupan yang telah dilalui hingga detik ini. Coba tanyakan pada diri sendiri, apakah tapak demi tapak langkah yang dilalui hingga saat ini adalah langkah yang benar? Apakah kita berada pada jalur yg benar? Kita Mungkin sama-sama tau bahwa setiap manusia diberi satu kesempatan untuk hidup di dunia ini, bukan dua atau tiga kesempatan. Untuk itu, kita harus menggunakan satu kesempatan itu dgn sebaik-baiknya. Kenapa? Jika satu-satunya kesempatan yang telah diberikan tetapi tidak mampu menggunakannya dengan baik maka kita akan mendapatkan penyesalan abadi. Jika ruh sudah tidak bersatu dalam raga, maka sampai disitulah batas waktunya. Sekali lagi, waktu tidak akan berbaik hati sedikitpun untuk memberikan satu lagi kesempatan bagi kita.
Senin, 16 Oktober 2017
Tentang Dakwah
Berada di jalan ini bukan karena kebetulan, tapi karena Allah yang telah memilih diantara hamba-hamba-Nya.
Berada di jalan ini bukan karena terpaksa, tapi karena Allah yang telah meneguhkan hati untuk merangkul dakwah ini.
Mengajarkan kalam-kalam-Nya nan mulia dan mentarbiyah generasi emas yang sedang dirindukan Islam (Agama tercinta ini) dimasa mendatang. Tak gampang memang, tapi Allah yang telah memberi kekuatan untuk mengarungi perjalanan dakwah ini.
Lelah? Pasti. Capek? Iya. Sulit? Mungkin. Tapi tidak ada kata putus asa di jalan ini. Biarlah dalam kesulitan teruji kesabaran dan dalam perjuangan teruji keikhlasan. Biarlah lelah yang menjadi teman sejati di jalan ini. Lelah itu membahagiakan bila kita berada di jalan kebaikan, lelah itu membahagiakan bila kita berada di jalan kebenaran, lelah itu membahagiakan bila melangkah bersama orang-orang yang beriman. Dan lelah itu indah bila kita berlelah di jalan dakwah.
Lelah itu berkah bila kita berlelah tuh raih Syahidah, lelah itu ibadah bila kita berlelah tuk raih jannah. Jika berat beban ini, janganlah meminta Allah untuk meringankan bebanmu. Tapi mintalah Allah untuk menguatkan pundakmu. Jika berat jalan ini, jangan meminta Allah untuk meratakan jalan yang kita lalui, tapi mintalah pada Allah untuk memberi kita sepatu yang kuat dan kaki yang sehat untuk menapaki terjalnya jalan yang ada di hadapan kita.
Mudah-mudahan selalu istiqamah di jalan-Nya.
Berada di jalan ini bukan karena terpaksa, tapi karena Allah yang telah meneguhkan hati untuk merangkul dakwah ini.
Mengajarkan kalam-kalam-Nya nan mulia dan mentarbiyah generasi emas yang sedang dirindukan Islam (Agama tercinta ini) dimasa mendatang. Tak gampang memang, tapi Allah yang telah memberi kekuatan untuk mengarungi perjalanan dakwah ini.
Lelah? Pasti. Capek? Iya. Sulit? Mungkin. Tapi tidak ada kata putus asa di jalan ini. Biarlah dalam kesulitan teruji kesabaran dan dalam perjuangan teruji keikhlasan. Biarlah lelah yang menjadi teman sejati di jalan ini. Lelah itu membahagiakan bila kita berada di jalan kebaikan, lelah itu membahagiakan bila kita berada di jalan kebenaran, lelah itu membahagiakan bila melangkah bersama orang-orang yang beriman. Dan lelah itu indah bila kita berlelah di jalan dakwah.
Lelah itu berkah bila kita berlelah tuh raih Syahidah, lelah itu ibadah bila kita berlelah tuk raih jannah. Jika berat beban ini, janganlah meminta Allah untuk meringankan bebanmu. Tapi mintalah Allah untuk menguatkan pundakmu. Jika berat jalan ini, jangan meminta Allah untuk meratakan jalan yang kita lalui, tapi mintalah pada Allah untuk memberi kita sepatu yang kuat dan kaki yang sehat untuk menapaki terjalnya jalan yang ada di hadapan kita.
Mudah-mudahan selalu istiqamah di jalan-Nya.
Jumat, 13 Oktober 2017
Celoteh Murid
Tok...Tok...Tok...
Terdengar suara ketukan pintu di kamar kecil itu. Dan suara panggilan dari anak kecil "Ustadz... Ustadz... Ustadz...". Iya, itu suara Aziz murid SDQU yang tiap hari ikut program full day di sekolah. Saya pun tergegas meninggalkan tempat tidur yang empuk nan sederhana itu dan membuka pintu kamar. "Eh... Ustadz udah bangun" kata Aziz sambil tersenyum. "Shalat Ashar Ustadz, udah adzan" lanjutnya. Saya pun segera ke tempat wudhu dan ke mushallah untuk shalat Maghrib berjamaah bersama murid SDQU dan Rumah Qur'an Mulia. Usai shalat Ashar, saya kembali ke kamar untuk bersantai sejenak sambil menunggu jam dinding tepat pukul 16.00 WIB.
Sore itu, langit terlihat mendung yang menandakan akan turunnya hujan. Tak lama mata ini menatap langit tiba-tiba terdengar suara "tok...Tok... Tok...". Nah itu bukan suara ketukan pintu, tapi bell yang menandakan waktunya untuk ngajar lagi. Saya menyegerakan diri ke mushallah untuk mendampingi murid-murid dzikir sore dan lanjut ke halaqoh Qur'an. Namun, hari ini murid-murid tidak saya haruskan setor hafalan, melainkan hanya muroja'ah saja 1/2 juz dan menyiapkan kertas plus pensil untuk menuliskan sesuatu. Saya memberikan dua butir pertanyaan dan jawaban mereka tuangkan dalam kertas yang telah mereka siapkan.
Pertanyaannya adalah:
1. Apa pesan dan kesan kalian selama belajar di SDQU dan RQM?
2. Utarakan mengenai saya (Risal).
Sengaja saya memberikan dua pertanyaan itu hanya ingin tau saja apa yang mereka rasakan selama belajar dengan guru yang dikenal galak ini hehe... Jawaban mereka bermacam-macam tentunya dan lucu. Dan berikut jawaban mereka:
1. Miftah (kelas 4).
" Kesan saya, suka sekali di SDQU karena ada kak Salman dan ada teman yang baik".
" Saya suka sama Ustadz Risal karena sukanya marah-marah seperti saya".
2. Umar (kelas 6)
" Kesan saya, biasa aja sih, cuma Paling seru mainnya hehe... Gitu deh. Tapi disini aku bisa nambah hafalan Qur'an yang banyak. Cuman yaa... Akunya banyak bercanda jadinya gitu deh".
"Pesan, mudah-mudahan ustadznya tambah ganteng, baik, tulus, dan mudah-mudahan SDQU tambah luas dan banyak yang masuk SDQU".
"Kalo saya Ustadz Risal, Lumayan galak. Cuman kalo lagi lucu kayak badut dari Afrika. Ustadz Risal tuh belum nikah dari Makassar. Ustadz Risal tuh item, idungnya gede,. Eh.. tapi jangan salah Ustadz Risal itu keren dan pintar sering juara kelas".
3. ayyasy (kelas 4)
"Aku senang sekolah disini. Disini kalo hari Jumat shalat Jumat berjamaah di masjid Al-Qolam dan kalo hari Rabu memanah dan menembak".
"Kalo sama Ustadz Risal, ah... Lumayan sama Ustadz Risal, lumayan galak. Tapi kadang-kadang seru, suaranya bagus dan belum nikah. Kalo muridnya bandel, Ustadz Risal marah. Kalo berenang Ustadz Risal menyamar jadi hiu buat main-main sama muridnya. Kalo baris berbaris muridnya bandel, dipukulin pake kayu. Terus kalo hari Jum'at, cerita-cerita. Yah... udahlah pokonya Ustadz Risal seru".
4. Raihan (kelas 6).
"RQM itu sangat bagus, muridnya juga baik-baik. SDQU adalah sekolah yang sangat bagus dan mulia. Gurunya baik-baik. Muridnya juga baik dan ganteng semua. Di SDQU aktivitasnya juga seru, ada olahraga. Semuanya pokoknya seru. Kalo berenang dilatih sama pelatih jago.
Memanah agar kita mempersiapkan untuk perang. Menembak juga buat perang nanti. Halaqoh Qur'annya kompak dan gurunya juga bagus. Campingya juga seru. Ya Allah Mudah-mudahan SDQU terus bertahan dan murid-muridnya pintar semua. SDQU siap perang ke negeri Syam. Allahu Akbar....!!!
5. Naufal (kelas 6)
"Sekolah di SDQU itu seru walaupun aku masih anak baru disini. Tapi aku paling suka saat pelajaran full day dan aku disini bisa menghafal Al-Quran bersama".
"Ustadz Risal sih menurutku biasa aja, tapi kadang Ustadz Risal itu suka marah. Dan kadang baik juga dan lucu. Dan Ustadz Risal itu Suka cerita masa kecilnya. Tapi, walaupun Ustadz Risal itu tegas tapi aku yakin Ustadz Risal itu sayang sama kita".
6. Rassya (kelas 3)
" Sekolah di SDQU seru banget. Soalnya ada teman baru namanya kak Naufal. Main benteng sama dia".
" Ustadz Risal kalo mau nikah dengan orang Makassar, nanti anak muridnya diajak ke Makassar ya Ustadz".
7. Kholid (kelas 5).
"Di SDQU kadang enak kadang juga gak. Ustadznya ada yang baik ada juga yang galak"
" Kalo Ustadz Risal itu kadang galak kadang juga seru. Tapi kalo gak ada Ustadz Risal itu sepi. Kalo muridnya bercanda dia marah. Tapi kadang juga diajak ngobrol".
8. Kalifa (kelas 3)
"Aku disini suka menembak dan memanah serta camping Qur'an. Dan kalo belajar ketawa-ketawa".
" Ustadz Risal itu suka lucu pas full day. Kalo ada yang berisik diiqob"
9. Abbas (kelas 4)
"Alhamdulillah saya sekolah di SDQU bisa menghafal Al-Quran 3 juz. Saya senang sekolah disini Ustadznya baik-baik".
"Saya senang dengan Ustadz Risal dia baik dan bisa menghibur saya. Tetapi, ketika saya bandel, saya diomelin. Walaupun Ustadz Risal kadang galak, dia juga baik. Terimakasih ustadz Risal karena sudah mengajarkan saya. Terimakasih Ustadz Risal. Cepat nikah ya....
Baca coloteh mereka, jadi senyum-senyum sendiri.
Makin cinta dengan dunia pendidikan.
Mudah-mudahan kalian tumbuh jadi anak yang baik, soleh, hafidz Qur'an dan bisa jadi pemimpin Islam. Belajar terus. Hamasah !!.
Terdengar suara ketukan pintu di kamar kecil itu. Dan suara panggilan dari anak kecil "Ustadz... Ustadz... Ustadz...". Iya, itu suara Aziz murid SDQU yang tiap hari ikut program full day di sekolah. Saya pun tergegas meninggalkan tempat tidur yang empuk nan sederhana itu dan membuka pintu kamar. "Eh... Ustadz udah bangun" kata Aziz sambil tersenyum. "Shalat Ashar Ustadz, udah adzan" lanjutnya. Saya pun segera ke tempat wudhu dan ke mushallah untuk shalat Maghrib berjamaah bersama murid SDQU dan Rumah Qur'an Mulia. Usai shalat Ashar, saya kembali ke kamar untuk bersantai sejenak sambil menunggu jam dinding tepat pukul 16.00 WIB.
Sore itu, langit terlihat mendung yang menandakan akan turunnya hujan. Tak lama mata ini menatap langit tiba-tiba terdengar suara "tok...Tok... Tok...". Nah itu bukan suara ketukan pintu, tapi bell yang menandakan waktunya untuk ngajar lagi. Saya menyegerakan diri ke mushallah untuk mendampingi murid-murid dzikir sore dan lanjut ke halaqoh Qur'an. Namun, hari ini murid-murid tidak saya haruskan setor hafalan, melainkan hanya muroja'ah saja 1/2 juz dan menyiapkan kertas plus pensil untuk menuliskan sesuatu. Saya memberikan dua butir pertanyaan dan jawaban mereka tuangkan dalam kertas yang telah mereka siapkan.
Pertanyaannya adalah:
1. Apa pesan dan kesan kalian selama belajar di SDQU dan RQM?
2. Utarakan mengenai saya (Risal).
Sengaja saya memberikan dua pertanyaan itu hanya ingin tau saja apa yang mereka rasakan selama belajar dengan guru yang dikenal galak ini hehe... Jawaban mereka bermacam-macam tentunya dan lucu. Dan berikut jawaban mereka:
1. Miftah (kelas 4).
" Kesan saya, suka sekali di SDQU karena ada kak Salman dan ada teman yang baik".
" Saya suka sama Ustadz Risal karena sukanya marah-marah seperti saya".
2. Umar (kelas 6)
" Kesan saya, biasa aja sih, cuma Paling seru mainnya hehe... Gitu deh. Tapi disini aku bisa nambah hafalan Qur'an yang banyak. Cuman yaa... Akunya banyak bercanda jadinya gitu deh".
"Pesan, mudah-mudahan ustadznya tambah ganteng, baik, tulus, dan mudah-mudahan SDQU tambah luas dan banyak yang masuk SDQU".
"Kalo saya Ustadz Risal, Lumayan galak. Cuman kalo lagi lucu kayak badut dari Afrika. Ustadz Risal tuh belum nikah dari Makassar. Ustadz Risal tuh item, idungnya gede,. Eh.. tapi jangan salah Ustadz Risal itu keren dan pintar sering juara kelas".
3. ayyasy (kelas 4)
"Aku senang sekolah disini. Disini kalo hari Jumat shalat Jumat berjamaah di masjid Al-Qolam dan kalo hari Rabu memanah dan menembak".
"Kalo sama Ustadz Risal, ah... Lumayan sama Ustadz Risal, lumayan galak. Tapi kadang-kadang seru, suaranya bagus dan belum nikah. Kalo muridnya bandel, Ustadz Risal marah. Kalo berenang Ustadz Risal menyamar jadi hiu buat main-main sama muridnya. Kalo baris berbaris muridnya bandel, dipukulin pake kayu. Terus kalo hari Jum'at, cerita-cerita. Yah... udahlah pokonya Ustadz Risal seru".
4. Raihan (kelas 6).
"RQM itu sangat bagus, muridnya juga baik-baik. SDQU adalah sekolah yang sangat bagus dan mulia. Gurunya baik-baik. Muridnya juga baik dan ganteng semua. Di SDQU aktivitasnya juga seru, ada olahraga. Semuanya pokoknya seru. Kalo berenang dilatih sama pelatih jago.
Memanah agar kita mempersiapkan untuk perang. Menembak juga buat perang nanti. Halaqoh Qur'annya kompak dan gurunya juga bagus. Campingya juga seru. Ya Allah Mudah-mudahan SDQU terus bertahan dan murid-muridnya pintar semua. SDQU siap perang ke negeri Syam. Allahu Akbar....!!!
5. Naufal (kelas 6)
"Sekolah di SDQU itu seru walaupun aku masih anak baru disini. Tapi aku paling suka saat pelajaran full day dan aku disini bisa menghafal Al-Quran bersama".
"Ustadz Risal sih menurutku biasa aja, tapi kadang Ustadz Risal itu suka marah. Dan kadang baik juga dan lucu. Dan Ustadz Risal itu Suka cerita masa kecilnya. Tapi, walaupun Ustadz Risal itu tegas tapi aku yakin Ustadz Risal itu sayang sama kita".
6. Rassya (kelas 3)
" Sekolah di SDQU seru banget. Soalnya ada teman baru namanya kak Naufal. Main benteng sama dia".
" Ustadz Risal kalo mau nikah dengan orang Makassar, nanti anak muridnya diajak ke Makassar ya Ustadz".
7. Kholid (kelas 5).
"Di SDQU kadang enak kadang juga gak. Ustadznya ada yang baik ada juga yang galak"
" Kalo Ustadz Risal itu kadang galak kadang juga seru. Tapi kalo gak ada Ustadz Risal itu sepi. Kalo muridnya bercanda dia marah. Tapi kadang juga diajak ngobrol".
8. Kalifa (kelas 3)
"Aku disini suka menembak dan memanah serta camping Qur'an. Dan kalo belajar ketawa-ketawa".
" Ustadz Risal itu suka lucu pas full day. Kalo ada yang berisik diiqob"
9. Abbas (kelas 4)
"Alhamdulillah saya sekolah di SDQU bisa menghafal Al-Quran 3 juz. Saya senang sekolah disini Ustadznya baik-baik".
"Saya senang dengan Ustadz Risal dia baik dan bisa menghibur saya. Tetapi, ketika saya bandel, saya diomelin. Walaupun Ustadz Risal kadang galak, dia juga baik. Terimakasih ustadz Risal karena sudah mengajarkan saya. Terimakasih Ustadz Risal. Cepat nikah ya....
Baca coloteh mereka, jadi senyum-senyum sendiri.
Makin cinta dengan dunia pendidikan.
Mudah-mudahan kalian tumbuh jadi anak yang baik, soleh, hafidz Qur'an dan bisa jadi pemimpin Islam. Belajar terus. Hamasah !!.
Selasa, 10 Oktober 2017
Sibuk di Dunia Pendidikan itu Nikmat
Bagi saya, mendidik dan mentarbiyah adalah sebuah hobby yang begitu menarik dan membuat saya jatuh cinta. Sudah tiga tahun lamanya Allah memberikan amanah ini untuk saya jalani dan saya nikmati. Dengan segala rintangan-rintangan dan hal-hal yang tidak mengenakkan. Namun, dari situlah saya belajar bagaimana untuk menjadi pribadi yang tangguh, menjadi pribadi yang lebih sabar lagi, lebih introspeksi diri lagi dan lebih memperbanyak pengalaman lagi untuk peran-peran di dunia pendidikan berikutnya. Saya begitu sangat bersyukur karena dengan usia yang masih muda begini, Allah sudah memberikan amanah ini (ngajar full) yang notabenenya ilmu tidak begitu banyak dan bukan seorang sarjana pendidikan. Tapi masih dalam status mahasiswa di STIU Darul Hikmah Bekasi. Padat memang aktivitas sehari-hari. Sampai-sampai mencuci baju saja harus mencuri waktu kosong di malam hari karena saking padatnya. Tapi kesemua itu ternyata makin menumbuhkan benih-benih cinta dalam dunia pendidikan dan semakin bermekaran dan saya begitu menikmatinya sehingga waktu rasanya begitu cepat berlalu.
Di SD yang dibawa naungan yayasan Rumah Qur'an Mulia Al-Quds, saya diamanahkan sebagai wali kelas dan harus mengajar seluruh mata pelajaran tanpa terkecuali. Bisa? Iya bisalah, masa tidak. Meskipun awal-awal ngajar harus icip-icip dulu bagaimana cara menyampaikan materi dengan baik agar anak-anak bisa memahaminya dengan baik. Di SD inilah yang banyak merubah pribadi saya sendiri. Lebih disiplin, lebih bersih, lebih menghargai waktu dan memanfaaatkannya dengan baik. Karena Setiap murid yang sekolah disini setiap hari harus dimutaba'ah aktivitas kesehariannya. Mulai dari shalat subuh, mandi, kebersihan kuku, dan semuanya mulai dari ujung kaki sampai ujung rambut semua di mutaba'ah. Karena muridnya harus super, ya.. gurunya juga harus lebih super. Harus jadi multitalenta. Hehe...
Di luar jam mengajar di SD, juga sibuk di rumah Qur'an pusat pondok gede dan rumah Qur'an cabang jatisari. juga sibuk di bangku kuliah. Sesibuk apapun, nikmati, jalani dan syukuri.
Di SD yang dibawa naungan yayasan Rumah Qur'an Mulia Al-Quds, saya diamanahkan sebagai wali kelas dan harus mengajar seluruh mata pelajaran tanpa terkecuali. Bisa? Iya bisalah, masa tidak. Meskipun awal-awal ngajar harus icip-icip dulu bagaimana cara menyampaikan materi dengan baik agar anak-anak bisa memahaminya dengan baik. Di SD inilah yang banyak merubah pribadi saya sendiri. Lebih disiplin, lebih bersih, lebih menghargai waktu dan memanfaaatkannya dengan baik. Karena Setiap murid yang sekolah disini setiap hari harus dimutaba'ah aktivitas kesehariannya. Mulai dari shalat subuh, mandi, kebersihan kuku, dan semuanya mulai dari ujung kaki sampai ujung rambut semua di mutaba'ah. Karena muridnya harus super, ya.. gurunya juga harus lebih super. Harus jadi multitalenta. Hehe...
Di luar jam mengajar di SD, juga sibuk di rumah Qur'an pusat pondok gede dan rumah Qur'an cabang jatisari. juga sibuk di bangku kuliah. Sesibuk apapun, nikmati, jalani dan syukuri.
Senin, 09 Oktober 2017
Ke Jakarta Mau Ngapain??
Mentang-mentang tinggal di Jakarta.
Sukanya makan di mall, pada hal uangnya saja masih dari orang tua.
Sukanya shoping kemana-mana ketika weekend, pada hal isi ATMnya sudah sekarat.
Sukanya kelihatan keren dan wow, pada hal tinggalnya masih ngekos.
Gak pernah mikirin orang tuanya di kampung, selelah dan secapek apa mereka bekerja hanya untuk anaknya yang katanya kini di Jakarta kuliah. Apa lagi yang orang tuanya seorang petani, ngurus cengkeh yang saat ini bukan buahnya yang dipetik dan dijual. Tapi daunnya yang dipungut dan dijual dengan harga yang sangat rendah. Yang di otaknya hanya uang yang terus masuk ke ATMnya tiap bulannya. Gak pernah ngerasa dan gak pernah mikirin bahwa namanya selalu ada dalam setiap bait-bait do'a Ibu Bapaknya. Dirinya kini boro-boro do'ain ibu bapaknya, shalatnya aja masih pake nanti aja. Shalat subuhnya aja tunggu matahari terbit.
Pernahkah berpikir walau hanya semenit saja, bagimana cucuran keringat ibu bapak di kampung, memperjuangkan segala-galanya hanya demi kamu. Bahkan sampai ada yang jual tanah demi pendidikan anaknya. Mereka tidak berharap kamu kelak ngasi uang berjuta-juta dan segala kemewahan dunia. Tapi, yang mereka harapkan adalah kelak kamu jadi orang. Berakhlak mulia, santun kepada siapa saja dan menjadi pemimpin yang baik (untuk kaum Adam). Jadi pemimpin yang disegani masyarakat karena kesantunannya dalam memimpin. Bukan menjadi pemimpin yang dibenci masyarakat karena keserakahannya dalam memimpin. Kesemua itu dibangun dari sekarang, detik, menit, jam dan hari ini. Bukan besok, bukan lusa, bukan tahun depan. Tapi SEKARANG!!!. Waktu itu mahal, lebih mahal dari dollar, lebih mahal dari butiran mutiara dan lebih berharga dari intan dan permata. Jikalau saat ini kau gunakan untuk hal-hal yang baik, maka kelak kamu akan jadi orang yang lebih mahal dari intan dan permata. Namun sebaliknya, jika saat ini kau gunakan untuk hal-hal yang sia-sia, maka kelak kau akan jadi orang yang tak dibutuhkan orang lain, tak ada yang banggakan. Mau seperti itu? Kalau mau jadi seperti itu, mendinh sekarang packing barang dan sana PULANG!! Kasihan waktunya, kasihan ibu bapaknya gak ada yang bantu kerja di kebun.
Coba diam sejenak dan pikirkan baik-baik. Sudah berapa lama di Jakarta dan sudah berapa kali pulang kampung. Pernahkah kau membuat tersenyum ibu bapakmu ketika kamu pulang karena hasil dari pendidikanmu? Pernahkah?!!.
Pernahkah kamu membuat Ibu Bapakmu merasa bangga punya anak sepertimu? Pernahkah?!!.
Atau malah mereka marah-marah karena Shalatmu saja masih memprihatinkan, akhlakmu saja kalah masih kalah dengan anak SD. Jangan, jangan kecewakan mereka. Jangan biarkan mereka meneteskan air mata kecewa karenamu. Tapi buatlah mereka meneteskan air mata bahagia atas keberhasilanmu dan akhlakmu yang begitu mulia.
Jika saat ini kamu merasa kurang memberikan yang terbaik bagi ibu, bapak dan keluarga, coba refresh ulang lagi niatnya. Kamu ke Jakarta mau ngapain??.
Berhasil ataupun tidak, semuanya ada di tanganmu. Mulailah dari sekarang, jangan tunggu nanti, nanti dan nanti. Ingat!! Waktu itu mahal.
Sukanya makan di mall, pada hal uangnya saja masih dari orang tua.
Sukanya shoping kemana-mana ketika weekend, pada hal isi ATMnya sudah sekarat.
Sukanya kelihatan keren dan wow, pada hal tinggalnya masih ngekos.
Gak pernah mikirin orang tuanya di kampung, selelah dan secapek apa mereka bekerja hanya untuk anaknya yang katanya kini di Jakarta kuliah. Apa lagi yang orang tuanya seorang petani, ngurus cengkeh yang saat ini bukan buahnya yang dipetik dan dijual. Tapi daunnya yang dipungut dan dijual dengan harga yang sangat rendah. Yang di otaknya hanya uang yang terus masuk ke ATMnya tiap bulannya. Gak pernah ngerasa dan gak pernah mikirin bahwa namanya selalu ada dalam setiap bait-bait do'a Ibu Bapaknya. Dirinya kini boro-boro do'ain ibu bapaknya, shalatnya aja masih pake nanti aja. Shalat subuhnya aja tunggu matahari terbit.
Pernahkah berpikir walau hanya semenit saja, bagimana cucuran keringat ibu bapak di kampung, memperjuangkan segala-galanya hanya demi kamu. Bahkan sampai ada yang jual tanah demi pendidikan anaknya. Mereka tidak berharap kamu kelak ngasi uang berjuta-juta dan segala kemewahan dunia. Tapi, yang mereka harapkan adalah kelak kamu jadi orang. Berakhlak mulia, santun kepada siapa saja dan menjadi pemimpin yang baik (untuk kaum Adam). Jadi pemimpin yang disegani masyarakat karena kesantunannya dalam memimpin. Bukan menjadi pemimpin yang dibenci masyarakat karena keserakahannya dalam memimpin. Kesemua itu dibangun dari sekarang, detik, menit, jam dan hari ini. Bukan besok, bukan lusa, bukan tahun depan. Tapi SEKARANG!!!. Waktu itu mahal, lebih mahal dari dollar, lebih mahal dari butiran mutiara dan lebih berharga dari intan dan permata. Jikalau saat ini kau gunakan untuk hal-hal yang baik, maka kelak kamu akan jadi orang yang lebih mahal dari intan dan permata. Namun sebaliknya, jika saat ini kau gunakan untuk hal-hal yang sia-sia, maka kelak kau akan jadi orang yang tak dibutuhkan orang lain, tak ada yang banggakan. Mau seperti itu? Kalau mau jadi seperti itu, mendinh sekarang packing barang dan sana PULANG!! Kasihan waktunya, kasihan ibu bapaknya gak ada yang bantu kerja di kebun.
Coba diam sejenak dan pikirkan baik-baik. Sudah berapa lama di Jakarta dan sudah berapa kali pulang kampung. Pernahkah kau membuat tersenyum ibu bapakmu ketika kamu pulang karena hasil dari pendidikanmu? Pernahkah?!!.
Pernahkah kamu membuat Ibu Bapakmu merasa bangga punya anak sepertimu? Pernahkah?!!.
Atau malah mereka marah-marah karena Shalatmu saja masih memprihatinkan, akhlakmu saja kalah masih kalah dengan anak SD. Jangan, jangan kecewakan mereka. Jangan biarkan mereka meneteskan air mata kecewa karenamu. Tapi buatlah mereka meneteskan air mata bahagia atas keberhasilanmu dan akhlakmu yang begitu mulia.
Jika saat ini kamu merasa kurang memberikan yang terbaik bagi ibu, bapak dan keluarga, coba refresh ulang lagi niatnya. Kamu ke Jakarta mau ngapain??.
Berhasil ataupun tidak, semuanya ada di tanganmu. Mulailah dari sekarang, jangan tunggu nanti, nanti dan nanti. Ingat!! Waktu itu mahal.
Rabu, 09 Agustus 2017
Iri
Iri...
.
.
Iri kepada mereka yang punya hafalan Qur'an yang banyak.
Iri kepada mereka yang mutqin bahasa Arabnya.
Iri kepada mereka yang selalu berprestasi di kampusnya.
Iri kepada mereka yang selalu rajin bersedekah.
Iri kepada mereka yang tak pernah bosan berbuat baik.
Iri kepada mereka yang selalu membantu dikala saudara seimannya terkena musibah.
Iri, iri dan iri ketika diri ini hanya bisa menonton orang-orang disekeliling yang tiap hari berbuat sesuatu yang baru dan bermanfaat buat orang banyak. .
.
Iya,,, boleh saja iri dengan hal seperti itu. Yang penting adalah kita jangan terlalu merendah diri hingga timbul rasa malas belajar dan berbuat. Setiap kita punya kelebihan dan kekurangan masing-masing bukan?. It's okey, jadikan kelebihan orang lain sebagai motivasi kita untuk terus berkembang, jangan hanya berdiam diri. Jangan tiap hari pulang pergi kampus tanpa ada yang dibawa pulang. .
.
Mari tingkatkan mutu belajar kita, jangan mau tertinggal dengan orang lain.
.
.
Iri kepada mereka yang punya hafalan Qur'an yang banyak.
Iri kepada mereka yang mutqin bahasa Arabnya.
Iri kepada mereka yang selalu berprestasi di kampusnya.
Iri kepada mereka yang selalu rajin bersedekah.
Iri kepada mereka yang tak pernah bosan berbuat baik.
Iri kepada mereka yang selalu membantu dikala saudara seimannya terkena musibah.
Iri, iri dan iri ketika diri ini hanya bisa menonton orang-orang disekeliling yang tiap hari berbuat sesuatu yang baru dan bermanfaat buat orang banyak. .
.
Iya,,, boleh saja iri dengan hal seperti itu. Yang penting adalah kita jangan terlalu merendah diri hingga timbul rasa malas belajar dan berbuat. Setiap kita punya kelebihan dan kekurangan masing-masing bukan?. It's okey, jadikan kelebihan orang lain sebagai motivasi kita untuk terus berkembang, jangan hanya berdiam diri. Jangan tiap hari pulang pergi kampus tanpa ada yang dibawa pulang. .
.
Mari tingkatkan mutu belajar kita, jangan mau tertinggal dengan orang lain.
Minggu, 26 Maret 2017
Berjuang di tengah Samudera Kehidupan
Perjalanan hidup yang begitu panjang dan berkelok-kelok. Rintangan beribu-ribu batu yang terus datang menerpa hidup ini. Tak kunjung habis dan tak kunjung sirna dalam hidup. Tapi semua itulah yang akan melahirkan pribadi yang kuat, tangguh, tegar, pekerja keras dan tak mudah putus asa. Siapapun yang mampu menyingkirkan rintangan itu, yakin dan percayalah ia akan menjadi insan dibutuhkan oleh banyak orang di luar sana.
Setiap kita punya jalan yang berbeda-beda dalam menempuh hidup ini, setiap kita punya cara dan arah terbaik untuk menembus segala metamorgana kehidupan ini. Usaha yang besar akan menghasilkan sesuatu yang besar, begitu pula sebaliknya.
Jika saat ini kau merasa lelah dengan aktivitasmu, entah itu belajar atau hal-hal lain, disitulah engkau sedang berjuang untuk masa depanmu, untuk keluargamu, untuk teman-temanmu, untuk sahabat-sahabatmu dan untuk semua orang yang telah berjasa dalam hidupmu. Mereka tak meminta rupiah darimu, tapi mereka ingin melihatmu menjadi orang yang bermanfaat di dunia ini.
Coba kau ingat-ingat orang tuamu. Ingat Ayahmu, yang saat ini beliau sedang bekerja keras untuk membayar uang kuliahmu, untuk memenuhi kebutuhan sehari-harimu. Telah jauh engkau berlayar dalam samudera kehidupan ini. Ayahmulah yang bekerja keras dan banting tulang di belakang layar, Ayahmulah yang yang selalu kuat menjadi mesin kapalmu hingga saat ini kau masih berlayar. Beliau tak kenal lelah, tak kenal panas dan hujan hanya demi untukmu. Jangan ! jangan sampai cucuran keringatnya kau balas dengan cucuran air mata kecewa, tapi balaslah dengan cucuran air mata bahagia. Bahagia karena engkau kini menjadi anak yang berprestasi dan menjadi panutan masyarakat.
Dan coba ingat Ibumu, kau tau betapa kuatnya beliau? Kau tak betapa susahnya beliau menutup matanya dimalam hari disaat engkau masih bernaung dalam rahimnya? Hingga akhirnya kau lahir dengan tangisan manjamu, sedang ibumu membalasa tangis manjamu itu dengan senyum manis dan bahagia. Bahagia karena engkau kini lahir dunia untuk hidup bersamanya.
Dan saat ini kau kini telah dewasa, perjuangan Ibumu tak mampu pula kau bayar dengan nilai rupiah. Cinta dan kasih sayangnya yang tak tertandingi oleh miliaran manusia di dunia ini.
Sekarang, selamat berlayar mengarungi samudera kehidupan ini. Jika suatu saat dalam pelayaran ini engkau tertempa badai dan ombak besar, tegar dan kuatlah sekuat Ayah dan Ibumu yang begitu kuat memperjuangkan hidupmu hingga detik ini. Kuatlah seperti batu karang di lautan yang tak pernah goyah disaat ombak datang menerjangnya.
Mudah-mudahan dalam perjalanan di tengah-tengah samudera kehidupan ini, engkau dapat umpangan besar berupa ilmu pengetahuan dan keberhasilan untuk kau persembahkan buat semua orang di dunia ini, hingga namamu tertulis di layar sejarah.
Selamat berlayar !!
Setiap kita punya jalan yang berbeda-beda dalam menempuh hidup ini, setiap kita punya cara dan arah terbaik untuk menembus segala metamorgana kehidupan ini. Usaha yang besar akan menghasilkan sesuatu yang besar, begitu pula sebaliknya.
Jika saat ini kau merasa lelah dengan aktivitasmu, entah itu belajar atau hal-hal lain, disitulah engkau sedang berjuang untuk masa depanmu, untuk keluargamu, untuk teman-temanmu, untuk sahabat-sahabatmu dan untuk semua orang yang telah berjasa dalam hidupmu. Mereka tak meminta rupiah darimu, tapi mereka ingin melihatmu menjadi orang yang bermanfaat di dunia ini.
Coba kau ingat-ingat orang tuamu. Ingat Ayahmu, yang saat ini beliau sedang bekerja keras untuk membayar uang kuliahmu, untuk memenuhi kebutuhan sehari-harimu. Telah jauh engkau berlayar dalam samudera kehidupan ini. Ayahmulah yang bekerja keras dan banting tulang di belakang layar, Ayahmulah yang yang selalu kuat menjadi mesin kapalmu hingga saat ini kau masih berlayar. Beliau tak kenal lelah, tak kenal panas dan hujan hanya demi untukmu. Jangan ! jangan sampai cucuran keringatnya kau balas dengan cucuran air mata kecewa, tapi balaslah dengan cucuran air mata bahagia. Bahagia karena engkau kini menjadi anak yang berprestasi dan menjadi panutan masyarakat.
Dan coba ingat Ibumu, kau tau betapa kuatnya beliau? Kau tak betapa susahnya beliau menutup matanya dimalam hari disaat engkau masih bernaung dalam rahimnya? Hingga akhirnya kau lahir dengan tangisan manjamu, sedang ibumu membalasa tangis manjamu itu dengan senyum manis dan bahagia. Bahagia karena engkau kini lahir dunia untuk hidup bersamanya.
Dan saat ini kau kini telah dewasa, perjuangan Ibumu tak mampu pula kau bayar dengan nilai rupiah. Cinta dan kasih sayangnya yang tak tertandingi oleh miliaran manusia di dunia ini.
Sekarang, selamat berlayar mengarungi samudera kehidupan ini. Jika suatu saat dalam pelayaran ini engkau tertempa badai dan ombak besar, tegar dan kuatlah sekuat Ayah dan Ibumu yang begitu kuat memperjuangkan hidupmu hingga detik ini. Kuatlah seperti batu karang di lautan yang tak pernah goyah disaat ombak datang menerjangnya.
Mudah-mudahan dalam perjalanan di tengah-tengah samudera kehidupan ini, engkau dapat umpangan besar berupa ilmu pengetahuan dan keberhasilan untuk kau persembahkan buat semua orang di dunia ini, hingga namamu tertulis di layar sejarah.
Selamat berlayar !!
Jumat, 24 Maret 2017
Akibat Makanan yang Haram
Sungguh banyak kaum Muslimin pada
masa sekarang ini menggampangkan masalah keharaman. Mereka terjerumus di
dalamnya dan berlomba-lomba kepadanya, terutama dalam urusan harta. Akibatnya,
kehalalan bagi mereka adalah apa yang berada di tangan walaupun itu keharaman
yang jelas tiada syubhat di dalamnya. Mereka mentakwilkannya dengan
takwil-takwil serampangan, pertimbangan murahan, dan siasat-siasat lemah yang
hanya menambah keharaman itu semakin diharamkan dan menambah kezhaliman semakin
pekat. Syaitanlah yang menarik mereka kepadanya, dan kecintaan kepada dunia
serta mengikuti hawa nafsu mendorong mereka ke dalam kelemahan iman dan kurang
amanah. Karena itu, jangan heran bila engkau melihat dan mendengar setiap hari
ada orang yang jatuh ke dalam lumpur keharaman yang hina. Ia menjual Agama dan
amanahnya dengan harta dunia yang sedikit. Na’udzubillahi min dzalik.
Banyak kenyataan-kenyataan di
luar sana yang telah kita saksikan. Orang-orang yang tidak takut kepada Allah,
orang-orang yang imannya masih sangat lemah dan orang-orang yang masih menjadi
babu-babu syaithan. Mereka-mereka itulah yang tidak mengenal halal haramnya
sesuatu. Pada hal, Allah telah menyempurnakan nikmat untuk kita, dan
menyempurnakan Agama untuk kita, dengan menjadikannya sebagai Agama yang
lengkap lagi sempurna yang mencakup semua aspek kehidupan. Dengan Allah menjaga
lima kebutuhan paling primer: agama, akal, kehormatan, jiwa dan harta.
Dalam tulisan sederhana ini, saya
akan menjelaskan 6 akibat makanan yang haram.
1. Menghilangkan keberkahan
Allah berfirman :
“Allah memusnahkan riba dan menyuburkan sedekah” (QS.
Al-Baqarah: 276)
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda “penjual
dan pembeli itu berada dalam khiyar selama keduanya belum berpisah. Jika
keduanya jujur dan transparan, maka keduanya diberkahi dalam jual belinya.
Sebaliknya, jika menyembunyikan dan berdusta, maka dihapuskan keberkahan jual
belinya”. (HR. Bukhari dan An-Nasa’i).
Lihatlah saudaraku, tentang akibat dusta dan
bertransaksi dengan keharaman berupa riba, kecurangan dan selainnya,
sesungguhnya itu menghilangkan keberkahan. Siapa yang melakukan kecurangan dan
menyembunyikan cacat barang karena menginginkan keuntungan lebih, maka ia
dihukum dengan kebalikan tujuannya, yaitu hilang keberkahan harta yang
diambilnya. Meskipun bertambah secara kuantitas, tapi tiada keberkahan di
dalamnya, atau ia didera musibah, petaka, penyakit atau suatu peristiwa, lalu
ia membelanjakan harta tersebut untuk mengatasi musibah yang menimpanya. Namun,
jika jujur dan menjelaskan cacat barang serta tulus kepada saudaranya sesama
muslim, maka harga barang itu menjadi sedikit, tapi Allah Ta’ala memberkahi
harta tersebut. Banyak orang pada masa sekarang mengeluhkan sedikitnya
keberkahan harta padahal hartanya banyak.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
“sumpah itu melariskan barang dagangan tapi menghilangkan keberkahan”. (HR.
Al-bukhari).
Bersumpah, yaitu bersumpah atas jual beli, dan ini
tidak boleh. Memang dapat melariskan barang dagangan, yaitu terjual dengan harga
yang banyak, tapi tidak ada keberkahan pada harta ini. Lalu apa gunanya?!
Banyak pebisnis pada masa sekarang mengalami
kebangkrutan dan hutang mereka menumpuk tidak lain karena disebabkan muamalah
yang diharamkan, terutama riba. Semoga Allah melindungi kita darinya dan dari
segala keharaman.
2. Do’a tidak terkabul
Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda kepada Sa’ad bin Waqqassh: “wahai Sa’ad,
perbaikilah makananmu, niscaya do’amu terkabul”. (HR. ath-Thabrani)
Dalam hadits, Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda : “Sungguh beliau menyebutkan orang yang menempuh
perjalanan panjang dalam keadaan rambut kusut, tubuh berdebu, ia mengangkat
kedua tangannya seraya berucap ‘Wahai Rabb, Wahai Rabbi!’ sementara makanannya
haram, minumannya haram, pakaiannya haram dan diberi makanan dari yang haram,
maka bagaimana mungkin do’anya terkabul?”. (HR. Muslim).
Perhatikanlah,
semoga Allah merahmatimu. Pengaruh makan haram dalam menghalangi terkabulnya
do’a. Apa daya seseorang ketika sebab-sebab langit terputus darinya, ia
mengangkat kedua tangannya ke langit saat sedang sakit mengharapkan kesembuhan
dari penyakitnya, saat ia berada dalam kesusahan yang mengharapkan kelapangan
darinya, dan saat ia berada dalam duka yang mengharapkan kelapangan darinya. Ia
mengangkat kedua tangannya dengan mengiba kepada Rabbnya agar dihilangkan
kesusahannya dan dilapangkan kesedihannya, sedang pintu-pintu langit di tutup
karena ia makan haram, maka bagaimana mungkin do’anya akan dikabulkan? Andaikan
tidak ada dalam keharaman kecuali kerugian ini, niscaya itu sudah bisa menjadi
penjera dan penghalau terbesar untuk tidak makan keharaman. Karena itu,
perbaikilah makananmu, niscaya do’amu dikabulkan, dan janganlah tutup
pintu-pintu langit dengan makan keharaman. Karena engkau butuh kepada Rabbmu,
dan engkau tidak pernah tidak butuh kepada-Nya.
Penya’ir berkata
:
Kita menyeru
kepada Ilah dalam segala kesusahan
Kemudian kita
melupakan-Nya ketika kesusahan telah hilang
Bagaimana
mungkin kita mengharapkan terkabulnya do’a
Sedangkan
kita menutup jalannya dengan dosa
3. Penghalang dari
diterimanya sedekah, haji, umrah, dan semua yang di dalamnya terdapat harta
haram
Nabi Shallallahu
‘alahi wa sallam bersabada : “Sesungguhnya Allah itu baik tidak menerima
kecuali yang baik-baik”. (HR. Muslim).
Dalam hadits
lain disebutkan “Jika seseorang pergi berhaji dengan nafkah yang baik dan
menaruh kakinya di lembah lalu berseru :’labbaika Allahumma labbaik,’
maka penyeru berseru kepadanya dari langit, ‘Labbaika wa Sa’dik’, bekalmu halal
kendaraanmu halal, dan hajimu mabrur tanpa berdosa. Jika ia keluar dengan
membawa nafkah yang buruk dan menaruh kakinya di lembah lalu berseru :’Labbaika
Allahumma Labbaik’, maka penyeru berseru kepadanya ‘La Labbaik wala sa’dik’,
bekalmu haram, nafkahmu haram, dan hajimu tidak mabrur’.” (HR. Ath-Thabrani).
Dalam Al-Musnad
disebutkan :”Tidaklah seorang hamba mencari harta dari keharaman lalu
menafkahkannya dengan diberi keberkahan, dan tidaklah menyedekahkannya lalu
diterima sedekahnya, serta tidaklah ia meninggalkannya di belakang punggungnya
melainkan itu semakin menambahnya ke Neraka. Sesungguhnya Allah tidak menghapus
keburukan dengan keburukan, tetapi menghapus keburukan dengan kebaikan.
Sesungguhnya keburukan itu tidak menghapuskan keburukan”. (HR. Ahmad.
Syaikh Al-Albani rahimahullah mendha’ifkannya dalam Dha’iiful Jaami no.
1625).
Anehnya,
sebagian orang tidak berhati-hati dari muamalah yang diharamkan. Di samping
itu, mereka menyedekahkan dan menyumbangkan dalam aspek-aspek kebajikan berupa
membangun masjid dan selainnya, berhaji dan berumroh, serta menyangka bahwa itu
akan diterima dari mereka, dan bahwa
sedekah-sedekah ini akan menghapuskan keburukan makan haram. Orang-orang yang
merana ini tidak mengetahui bahwa mereka telah membinasakan diri mereka dalam keharaman,
dan sedekah mereka tidak diterima, karena sedekah tersebut bukan sedekah yang
baik, dan Allah tidak menerima kecuali yang baik.
‘Abdullah bin
‘Umar berkata “Sungguh menolak seperenam dirham dari keharaman adalah lebih
baik dari seratus ribu dirham yang dinafkahkan di jalan Allah”.
‘Abdullah bin
Al-Mubarak berkata “Sungguh jika aku menolak satu dirham dari syubhat lebih
aku sukai dari pada menyedekahkan 600.000 dirham.”
4. Kerusakan Hati
Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda :”Ingatlah, bahwa di dalam tubuh terdapat
segumpal daging; jika baik, maka seluruh tubuh menjadi baik. Dan jika rusak,
maka seluruh tubuh menjadi rusak pula, ketahuilah bahwa itu adalah hati”.
(HR. Muttafaqun ‘alaih)
Ibnu Hajar
berkata “Didalamnya terdapat peringatan supaya mengagumkan nilai hati dan
menganjurkan supaya memperbaikinya, serta mengisyaratkan bahwa penghasilan yang
baik itu memiliki dampak”. (Fath al-Baari). “Imam Ahmad ditanya, ‘dengan apakah
hati menjadi lunak? Ia menjawab ‘Dengan makan yang halal’.’’ (Manaaqib
al-Imaam Ahmad, hal. 255).
5. Hidup Dalam Keadaan
hina, gelisah lagi bimbang
Hal itu karena
ia terombang ambing dalam kemaksiatan kepada Allah, baik pagi maupun petang.
Pakaian yang dikenakannya berasal dari keharaman, tempat tinggalnya dari
keharaman, makan dan minumnya dari keharaman, dan do’anya tidak dikabulkan.
Hatinya dirusak oleh makan keharaman. Kemudian ia berada dalam ketakutan dan
kecemasan dari tersingkap urusannya, diketahui pencuriannya dan
penjambretannya. Bagaiman merasa tentram orang yang demikian keadaannya, dan
merasa tenang orang yang demikian akibatnya, terutama orang melakukan taruhan
dan memperdaya orang lain untuk mengambil harta mereka. Engkau melihatanya
menjalani kehidupan di siang hari dalam keadaan hina dan di malam hari dalam
kedukaan. Ia berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya, ketika tempat dan
kampungnya diketahui. Ia ketakutan ketika mendengar dering teleponnya berbunyi, dan terkejut
ketika pintu rumahnya diketuk. Allah berfirman “Mereka mengira bahwa
tiap-tiap teriakan yang keras ditujukan kepada mereka”. (QS. Al-Baqarah:
4).
Semoga Allah
tidak memberkahi harta yang mendatangkan kehinaan, dan perdagangan yang
mengakibatkan kesusahan dan kesudahan.
6. Ancaman dengan adzab
yang keras pada hari kiamat
Demi Allah, itu
adalah dampak yang besar dan musibah yang parah. Di samping orang yang makan
keharaman itu yang mendaptkan duka, kesedihan, kerusakan hati, dan tidak
terkabul do’anya, ia juga diberi ancaman dengan api yang menyala-nyala yang
hanya dimasuki orang yang paling celaka.
Allah berfirman:
“Sesungguhnya
orang-orang yang memakan harta anak yatim secara zhalim, sebenarnya mereka itu
menelan api dalam perutnya dan mereka akan masuk ke dalam api yang
menyala-nyala”. ( QS. An-Nisa’: 10).
Orang yang makan
(mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirnya orang yang
kemasukan syaithan lantaran tekanan penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian
itu, adalah disebabkan mereka berkata (berpendapat), sesungguhnya jual beli itu
sama dengan riba. Sedang Allah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba.
Orang-orang yang telah sampai kepadanya larangan dari Rabbnya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba), maka baginya
apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum datang larangan); dan urusannya
(terserah) kepada Allah Ta’ala. Orang yang mengulangi (mengambil riba), maka
orang itu “Adalah penghuni-penghuni Neraka; mereka kekal di dalamny”. (QS.
Al-Baqarah: 275).
Dalam hadits
disebutkan “Suatu daging yang tumbuh dari keharaman, maka neraka lebih patut
baginya”. (. HR. Ath-Thabrani)
Bagamana mungkin
orang yang berakal lebih mementingkan dunia daripada akhirat, lebih mementingkan negeri mereka yang
terbatas daripada Surga yang luasnya seluas langit dan bumi, dan dikumpulkan
sebagai umpan Jahannam.
Namun, para pencari
dunia itu telah dibutakan oleh dunianya, difitnah oleh hawa nafsunya, dan
disesatkan oleh Syaithan dari kalangan jin dan manusia, sehingga ia menjadi
hamba dinar dan dirham.
Celakalah hamba
dinar dan dirham, orang yang merana ini tidak tahu bahwa pada Hari Kiamat kelak
ia akan berandai-andai sekiranya bisa menebus dirinya dari adzab dengan semua
yang ada di bumi.
Allah berfirman
:
“Sedang
mereka saling melihat. Pada hari itu, orang yang berdosa ingin sekiranya dia
dapat menebus (dirinya) dari adzab dengan anak-anaknya, dan istrinya dan
saudaranya, dan keluarga yang melindunginya (di dunia), dan orang-orang di bumi
seluruhnya, kemudian mengharapkan (tebusan) itu dapat menyelamatkannya”. (QS. Al-Ma’arij: 11-14)
Demi Allah, jika
seorang muslim hidup dalam keadaan fakir hanya cukup dengan memakan sepotong
roti, tinggal di dalam tenda terbuat dari bulu, dan hidup dalam keadaan mulia,
damai, tentram, dikabulkan do’anya, diterima amalnya, dan selamat dari api yang
menyala-nyala, itu lebih disukainya dan lebih mulia daripada hidup di dalam istana
yang bisa makan segala macam makanan, memakai pakaian paling mewah, dan
mengendarai kendaraan paling mewah, sedang ia dalam kehinaan dan kesusahan,
do’anya tidak diterima, amalnya tidak dinaikkan, dan diberi ancaman dengan
Neraka yang menyala-nyala. Tapi dimanakah akal yang sehat, dan hati yang
berpandangan, yang lebih mengutamakan apa yang ada di sisi Allah berupa
kenikmatan dan kemuliaan dibandingkan syahwat dunia dan kesenangannya yang
fana?.
sumber :buku "akibat makanan yang haram" :Abdullah bin Sa'ad Al Faalih
Jumat, 17 Maret 2017
Keikhlasan si Mas Gojek
Sore itu, saya mulai beres-beres
pulang ke rumah setelah mengajarkan Qur’an kepada anak-anak usia TK dan SD.
Begitu pula dengan anak-anak yang super semangat membereskan semua peralatan
belajarnya ketika jam pulang. Pertemuan
hari itu dengan anak-anak diakhiri dengan muroja’ah dan juga membaca doa lalu
kemudian bubar satu per satu dari lingkaran halaqoh Qur’an. Bubar untuk pulang
ke rumah masing-masing. Saya pun terakhir bubar dari lingkaran halaqoh Qur’an
sore itu. Ya…namanya juga pengajar yang pulangnya lebih akhir dibandingkan
anak-anak. Saya pun bergegas pergi dari ruangan yang berdinding bambu itu membawa
tas yang lumayan berat.
Dalam perjalanan pulang ke rumah
sore itu, keadaan jalan tidak begitu mecat. Saya pun berlalu dengan cepat
dengan motor kirana alias si kuda hitam yang selalu setia menemani dan
mengangkut kemana pun saya pergi. Beberapa menit dalam perjalanan itu, saya
berbelok kanan di jalan kodau. Tidak cukup 2 menit di jalan kodau,si kuda hitam
mulai mengeluarkan tanda-tanda aneh. tanda-tanda yang sudah saya hafal dan tau
sekali ada apa dengannya. Yapp tidak lain dan tidak bukan bensinnya habis. Dari
kemarin memang saya sendiri sudah memprediksi bahwa si kuda hitam ini
sepertinya sudah mulai lapar. Dan ternyata disore hari itu benar, ia tak mampu
melanjutkan perjalanan bersama saya. Karena bensinnya habis, tidak ada pilihan
lain. Saya dorong sampai menemukan
bensin alias makanan buat si kuda hitam. Kehabisan bensin di jalan memang sudah
hal yang sangat biasa terjadi bagi saya, diakibatkan motornya sudah lumayan tua
dan beberapa hal yang sudah tidak berfungsi akhirnya saya ketahui banyak atau
sedikitnya bensin yang ada dalam perut si kuda hitam itu. Pede dan tak
menghiraukan kendaraan lain yang ulu lalang di jalan ramai sore itu, saya
mendorong dengan perasaan agak jengkel. Tiba-tiba ada motor berwarna putih plus
dengan pengendaranya yang berjaket hijau dan berhelm hijau pula. Ah… ternyata si mas
gojek. Tanpa salam dan tanpa permisi, si mas gojek bertanya dengan muka yang terlihat
lelah “mas, motornya kenapa?”. Tanya si mas gojek. “kehabisan bensin mas”,
jawabku. “naik aja ke motornya mas, nanti saya bantu”. Tawaran si mas gojek.
Tapi karena saya berfikir penjual bensin tidak terlalu jauh dan tidak mau
merepotkan orang, saya menolak tawaran si mas gojek dan melanjutkan mendorong
si kuda hitam. “mas, naik aja mas, kasian masnya sudah sore begini pula” si mas
gojek kembali menawarkan pertolongannya. Saya sedikit memperhatikan raut wajah
si mas gojek yang sudah terilihat lelah juga terlihat wajah ikhlasnya yang
ingin membantu orang. Iya, membantu saya sore itu. Saya kembali duduk di atas
si kuda hitam. si mas gojek mengendarai motornya sambil melentangkan kakinya
ke arah klapot motor saya, ngeng…
motorku kini kembali melanjutkan perjalanan dengan bantuan dorongan si mas
gojek. Dalam perjalanan itu, saya menoleh kiri dan kanan untuk mencari dimana
penjual bensin. Sekitar 500 meter saya berlalu tertnyata belum ketemu-ketemu
juga penjual bensin eceran di pinggir jalan. Pada hal biasanya, ketika di
perjalanan saya kehabisan bensin, penjual bensin eceran tidak begitu jauh. Hanya beberapa meter saja sudah
ketemu. Tapi kali ini tidak. Sabar hehe…
Si mas gojek terus membantu
mendorong motor saya dihari yang mulai gelap itu. Dalam perjalanan, hati kecil
saya sangat bersyukur karena ada orang yang begitu tulus dan begitu ikhlas
membantu saya. iya sangat bersyukur. Sekitar 1 km dalam perjalanan itu,
akhirnya saya menemukan penjual bensin eceran. “mas, berhenti disini aja, tuh
ada penjual bensin” teriakku ke mas gojek. Si mas gojek pun berhenti.
Setelah berhenti, bukannya ngisi bensin
si mas gojek malah nyuruh saya untuk naik ke motor kembali dan melanjutkan
perjalanan dengan perut kosong si kuda hitam. “loh.. kenapa mas? Ini kan ada
penjual bensin”. Kataku ke mas gojek. “di depan ada pom bensin mas. Tidak jauh
dari sini” kata si mas gojek. “o…iya, ada ya pom bensin dekat sini”. Kataku
dengan sedikit cengingisan. Ngeng… kembali melanjutkan perjalanan.
Tidak lama kemudian, tiba juga
akhirnya di pom bensin. Sebelum belok kanan ke pom bensin, si mas gojek
memintaku untuk mengambil jalan tengah persiapan belok kanan pom bensin. Saya
pun mengikuti perintah si mas gojek. Tepat depan pom bensin (di jalan), ketika
saya mau belok kanan, si kuda hitam belum berhenti dengan sempurna saya sudah
keburu menurunkan kedua kaki dan menyenggol tas yang saya taro bagian depan
sedangkan si mas gojek sudah belok kanan ke arah pom bensin. Brukkkk….ah… tas
saya jatuh. Si kuda hitam pun saya rem mendadak dalam keadaan yang sudah panik.
Saya ambil tas yang terjatuh di jalan dengan tangan kiri karena tangan kanan
menahan si kuda hitam agar tidak ikutan jatuh. Setelah tas itu berhasil saya
ambil, saya pun membelokkan si kuda hitam ke pom bensin dengan tergesah-gesah
karena kendaraan di jalan sudah mulai macet berlawanan arah. Karena sikap
terburu-buru dan tergesah-gesah, akhirnya bruuukkkkk…. Si kuda hitam jatuh ke
kanan saya pun juga ikutan jatuh. Setelah saya berusaha bangun, terlihat
seorang lelaki tua turun dari motornya dan membantu membangunkan si kuda hitam
yang terjatuh “mas, hati-hati ya” kata lelaki si tua itu. “iya pak, terima kasih banyak”.
Kataku. Sejumlah kendaraan yang sudah memadati jalan membunyikan klaksonnya.
Begitu pula dengan mobil avanza yang tepat berada di depan saya ketika jatuh.
Saya membelokkan motor ke kanan arah pom bensin dan mencari-cari si mas gojek
yang tadi membantu mendorong motor saya yang kehabisan bensin. Mataku melirik
dan menoleh ke sana kemari tapi tak kunjung menemukan si mas gojek. Ah… pada
hal saya belum sempat berterima kasih banyak kepadanya karena keikhlasannya
yang begitu tulus membantu saya. karena mas gojeknya menghilang saya langsung
mengisi bensin dan melanjutkan perjalanan ke rumah tanpa menyampaikan terima
kasih banyak ke mas gojek. sekitar 5 menit di perjalanan, tiba-tiba ibu jari
saya terasa perih dan tangan kiri juga perih begitu pula dengan betis bagian
kanan. Tapi, yah… ini hanya perih biasa saja. Maklum tadi abis dubrak
bareng motor di tengah jalan. Terus
melanjutkan perjalanan dengan hati-hati dan akhirnya Alhamdulillah tiba di
rumah dengan selamat. Lalu kemudian persiapan shalat maghrib dan ngajar kembali
anak-anak di rumah.
Besok-besok perhatikan motornya jangan kehabisan bensin lagi di jalan hehe…
Minggu, 12 Maret 2017
Untukmu yang memendam rasa
"Bukan curhat,,, hanya merangkai kata saja menjadi sebuah kalimat hehe.."
Hari hari yang telah berlalu bersama angin yang membawa pesan yang tak tersampaikan, hari yang telah berlalu yang akhirnya menjadi sebuah sejarah kehidupan yang mungkin tidaklah direkam oleh para sejarawan, akan tetapi terekam oleh jiwa dan hati yang berlalu bersamanya. Hari hari yang berlalu bersama rintihan hujan yang menyisakan butiran-butiran embun yang menari di atas daun hijau nan segar. Hari yang telah pergi bersama masa lalu yang kini hanya tinggal menjadi sebuah kenangan. Dan hari yang telah pergi yang kini menyisakan rindu yang begitu dalam. Iya, begitulah putaran kehidupan di atas bumi ini. Waktu yang terus berjalan tak akan menunggu anda untuk siap mengikuti setiap putaran kehidupan. Ia bukanlah sebuah angkutan umum yang bisa menunggu untuk berlalu bersamanya.
Perjalanan yang tak pernah berhenti yang membawa manusia mengarungi samudera kehidupan. Perjalanan yang mengenalkan manusia tentang sebuah rasa yang bergejolak. Rasa yang tak mampu tersampaikan, rasa yang hanya bersarang dalam hati, rasa yang begitu sulit untuk diungkapkan kepada seseorang yang telah membuat rasa itu tumbuh tak terawat. Ya... Itulah rasa yang terpendam. Rasa yang kini menjadi tamu tak diundang oleh para remaja. Ia memang tidak terlihat oleh kasat mata tapi ia terlihat oleh mata hati. Ia memang tak sekuat senjata tapi ia mampu membuat seseorang lemah. Iya lemah, lemah tak berdaya. Ia juga mampu mengalihkan kedua bola mata untuk mencuri pandangan ke arah siapa yang telah membuatnya tumbuh dan bersarang. Ia begitu sulit untuk dihentikan bereaksi. Tapi sulit bukan berarti tak mampu untuk dipatahkan. Hey... Kau yang kini sedang merasakannya, jangan larut bersamanya, jangan biarkan ia menenggelamkanmu dalam lautan hati yang tak bertepi.
"UNGKAPKAN, JANGAN DIPENDAM"
Hari hari yang telah berlalu bersama angin yang membawa pesan yang tak tersampaikan, hari yang telah berlalu yang akhirnya menjadi sebuah sejarah kehidupan yang mungkin tidaklah direkam oleh para sejarawan, akan tetapi terekam oleh jiwa dan hati yang berlalu bersamanya. Hari hari yang berlalu bersama rintihan hujan yang menyisakan butiran-butiran embun yang menari di atas daun hijau nan segar. Hari yang telah pergi bersama masa lalu yang kini hanya tinggal menjadi sebuah kenangan. Dan hari yang telah pergi yang kini menyisakan rindu yang begitu dalam. Iya, begitulah putaran kehidupan di atas bumi ini. Waktu yang terus berjalan tak akan menunggu anda untuk siap mengikuti setiap putaran kehidupan. Ia bukanlah sebuah angkutan umum yang bisa menunggu untuk berlalu bersamanya.
Perjalanan yang tak pernah berhenti yang membawa manusia mengarungi samudera kehidupan. Perjalanan yang mengenalkan manusia tentang sebuah rasa yang bergejolak. Rasa yang tak mampu tersampaikan, rasa yang hanya bersarang dalam hati, rasa yang begitu sulit untuk diungkapkan kepada seseorang yang telah membuat rasa itu tumbuh tak terawat. Ya... Itulah rasa yang terpendam. Rasa yang kini menjadi tamu tak diundang oleh para remaja. Ia memang tidak terlihat oleh kasat mata tapi ia terlihat oleh mata hati. Ia memang tak sekuat senjata tapi ia mampu membuat seseorang lemah. Iya lemah, lemah tak berdaya. Ia juga mampu mengalihkan kedua bola mata untuk mencuri pandangan ke arah siapa yang telah membuatnya tumbuh dan bersarang. Ia begitu sulit untuk dihentikan bereaksi. Tapi sulit bukan berarti tak mampu untuk dipatahkan. Hey... Kau yang kini sedang merasakannya, jangan larut bersamanya, jangan biarkan ia menenggelamkanmu dalam lautan hati yang tak bertepi.
"UNGKAPKAN, JANGAN DIPENDAM"
Rabu, 08 Maret 2017
Remaja Berkarakter untuk Indonesia
Untuk teman-teman remaja dimana pun kalian berada, yang hatinya sedang bergejolak oleh cinta rasa sayang yang tidak terbina dengan syariat. Saya menulis ini bukan karena saya adalah seorang pemuda yang suci, sok pintar, sok menasehati, dan bukan pula sok alim. Saya menulis ini karena saya merasa peduli dengan kalian yang masih sibuk dengan pasangan yang tidak halal bagimu. Yang setiap Minggu atau bahkan tiap hari kalian bersama, berpegangan tangan, jalan bareng, makan suap suapan layaknya suami istri. Why? Kenapa kalian melakukan itu? Kenapa kalian begitu berani dan merasa tidak malu kepada Dzat yang telah menciptakan kalian dengan sempurna? Agama kalian adalah Islam. Islam adalah agama yang lurus, mengajarkan semua hal yang berkaitan dengan kehidupan. Jangankan shalat, masuk kamar mandi pun ada adab dan aturannya apa lagi soal rumah tangga.
Saya dan semua orang juga tau bahwa manusia dilahirkan yang disertai dengan hawa nafsu. Punya rasa suka terhadap lawan jenisnya. Tapi bukan berarti rasa suka itu dilarutkan melalui pacaran. Jangan pikir pacaran itu dapat memuaskan hawa nafsumu. Tidak kawan! Itu bukan jalan yang tepat yang harus kalian tempuh. Jika kalian belum mampu menahan hawa nafsumu dan juga belum mampu untuk menikah, maka berpuasalah. Coba perlahan-lahan latih dirimu untuk meninggalkan hal-hal yang tak seharusnya dilakukan.
Coba lirik disekelilingmu, betapa banyak wanita-wanita yang hamil di luar nikah. Dan itu otomatis mereka telah mencoreng malu di muka keluarganya. Atau peribahasa orang Makassar "pada disapu tai di rupangku na pakua siri' ".
Juga pernah tersebar berita siswa SMA yang melahirkan di kebun, entah itu hoax atau apalah, dari hal itu kita bisa mengambil pelajaran. Coba lihat dan perhatikan mereka. Apa mau jadi orang setelahnya? Na'udzu billahi min dzalik.
Waktu dekat kemarin, kita dihebohkan dengan berita-berita pelecehan terhadap umat Islam oleh pemimpin di negeri tercinta ini. Rakyat yang tak bersalah digusur paksa oleh penguasa. Dan mereka hanya merintih, meratapi nasib yang begitu menyayat hati mereka. Apakah kalian hanya diam dan gigit jari dan hanya mampu berkata "kasihan ya". Bangkitlah kawan! Bangkitlah, perbaiki lisanmu, perbaiki akhlakmu, perbanyak ilmumu karena masa depan bangsa ini ada di tangan kalian.
Saya berharap kita semua segera sadar akan apa yang telah terjadi. Negara kita butuh pemimpin yang bijak, berkarakter, beriman dan cinta akan rakyatnya. Jika saat ini kalian belum mampu menjadi seorang pemimpin dan mengayomi banyak orang, jadilah seorang pendidik. Bukan larut dalam pacaran. Mendidik anak-anak menjadi generasi yang berkarakter, berwibawa, peduli terhadap orang lain dan hal yang lainnya.
Mudah-mudahan Allah selalu menjaga kita dari segala hal yang dapat merusak diri dan juga bangsa dan negara ini.
Allahu Akbar !!!.
Bangkit! Karena menyerah bukan solusi.
Saya dan semua orang juga tau bahwa manusia dilahirkan yang disertai dengan hawa nafsu. Punya rasa suka terhadap lawan jenisnya. Tapi bukan berarti rasa suka itu dilarutkan melalui pacaran. Jangan pikir pacaran itu dapat memuaskan hawa nafsumu. Tidak kawan! Itu bukan jalan yang tepat yang harus kalian tempuh. Jika kalian belum mampu menahan hawa nafsumu dan juga belum mampu untuk menikah, maka berpuasalah. Coba perlahan-lahan latih dirimu untuk meninggalkan hal-hal yang tak seharusnya dilakukan.
Coba lirik disekelilingmu, betapa banyak wanita-wanita yang hamil di luar nikah. Dan itu otomatis mereka telah mencoreng malu di muka keluarganya. Atau peribahasa orang Makassar "pada disapu tai di rupangku na pakua siri' ".
Juga pernah tersebar berita siswa SMA yang melahirkan di kebun, entah itu hoax atau apalah, dari hal itu kita bisa mengambil pelajaran. Coba lihat dan perhatikan mereka. Apa mau jadi orang setelahnya? Na'udzu billahi min dzalik.
Waktu dekat kemarin, kita dihebohkan dengan berita-berita pelecehan terhadap umat Islam oleh pemimpin di negeri tercinta ini. Rakyat yang tak bersalah digusur paksa oleh penguasa. Dan mereka hanya merintih, meratapi nasib yang begitu menyayat hati mereka. Apakah kalian hanya diam dan gigit jari dan hanya mampu berkata "kasihan ya". Bangkitlah kawan! Bangkitlah, perbaiki lisanmu, perbaiki akhlakmu, perbanyak ilmumu karena masa depan bangsa ini ada di tangan kalian.
Saya berharap kita semua segera sadar akan apa yang telah terjadi. Negara kita butuh pemimpin yang bijak, berkarakter, beriman dan cinta akan rakyatnya. Jika saat ini kalian belum mampu menjadi seorang pemimpin dan mengayomi banyak orang, jadilah seorang pendidik. Bukan larut dalam pacaran. Mendidik anak-anak menjadi generasi yang berkarakter, berwibawa, peduli terhadap orang lain dan hal yang lainnya.
Mudah-mudahan Allah selalu menjaga kita dari segala hal yang dapat merusak diri dan juga bangsa dan negara ini.
Allahu Akbar !!!.
Bangkit! Karena menyerah bukan solusi.
Selasa, 07 Maret 2017
Persahabatan Itu Indah
Sahabat..
persahabatan bukan tentang siapa yang lebih dahulu kamu kenal atau yang baru kenal. tapi persahabatan ialah mereka yg datang dan tidak pernah pergi.
"sepucuk kata untuk sahabat"
sahabat...
kau memang bukan malaikat tak bersayap, tapi kau mampu membawa aku terbang saat kaki dan tanganku tak berperan. kau memang bukan pelangi yang selalu hadir saat hujan, tapi kau selalu hadirkan keindahan di tengah badai air mataku. kau memang bukan bintang yg selalu menghiasi gelapnya malam, tapi kau lebih dari cahaya bintang yang mampu menerangi hidupku.
sahabat...
aku tak punya permata untukmu, yg ku punya hanya air mata, air mata bahagia karena telah mengenalmu. aku tak punya berlian untukmu, yg ku punya hanya ketulusan, ketulusan untuk menyayangimu.
sahabat...
mungkin hingga tubuhku tertimbun tanah, aku tak sempat mebalas kebaikanmu. aku yakin Allah selalu ada untuk orang sebaik dirimu.
sahabat...
aku hanyalah kanvas putih jika tanpa dirimu di hidupku.
terima kasih tak terhingga untukmu sahabatku. kau adalah hadiah terindah Tuhan Untukku. sukses selalu ya untukmu.
selamat berjuang...:-)
persahabatan bukan tentang siapa yang lebih dahulu kamu kenal atau yang baru kenal. tapi persahabatan ialah mereka yg datang dan tidak pernah pergi.
"sepucuk kata untuk sahabat"
sahabat...
kau memang bukan malaikat tak bersayap, tapi kau mampu membawa aku terbang saat kaki dan tanganku tak berperan. kau memang bukan pelangi yang selalu hadir saat hujan, tapi kau selalu hadirkan keindahan di tengah badai air mataku. kau memang bukan bintang yg selalu menghiasi gelapnya malam, tapi kau lebih dari cahaya bintang yang mampu menerangi hidupku.
sahabat...
aku tak punya permata untukmu, yg ku punya hanya air mata, air mata bahagia karena telah mengenalmu. aku tak punya berlian untukmu, yg ku punya hanya ketulusan, ketulusan untuk menyayangimu.
sahabat...
mungkin hingga tubuhku tertimbun tanah, aku tak sempat mebalas kebaikanmu. aku yakin Allah selalu ada untuk orang sebaik dirimu.
sahabat...
aku hanyalah kanvas putih jika tanpa dirimu di hidupku.
terima kasih tak terhingga untukmu sahabatku. kau adalah hadiah terindah Tuhan Untukku. sukses selalu ya untukmu.
selamat berjuang...:-)
Minggu, 05 Maret 2017
Kita dan Mereka adalah sama
Ketika
seorang ibu melahirkan anak, tentu mereka ingin anaknya kelak menjadi anak yang
berguna bagi bangsa, agama dan juga negara. Dan seorang ibu punya tanggung
jawab untuk mendidik dan memberikan kasih sayang kepada anak-anaknya agar
mereka tumbuh dengan baik. Akan tetapi, tidak semua anak yang dilahirkan oleh
seorang ibu adalah anak yang normal. iya, tidak semuanya. Tidak sedikit di luar
sana seorang ibu yang melahirkan anaknya berbeda dengan anak-anak yang lain.
Katakan saja mereka para ibu-ibu itu melahirkan anak berkebutuhan khusus (ABK) atau
biasa juga disebut autis. ABK /autisme merupakan suatu gangguan adanya
kerusakan pada simpul syaraf, dan hal ini dapat mengganggu perkembangan anak. Namun,
apakah ABK itu juga berbeda dengan kasih
sayang yang diberikan oleh sang Ayah dan Bundanya? Apakah ABK itu tidak perlu
dibekali pendidikan dan sebagainya? Jawabannya adalah tidak ! Mereka juga punya
hak besar untuk mendapatkan kasih sayang dan cinta dari orang tuanya serta
orang-orang yang ada di sekelilingnya. Meskipun ia memang berbeda dengan
anak-anak yang lain, tapi haknya tetap diberikan sebagai seorang anak. Cinta,
kasih sayang, pendidikan, dan banyak hal lain yang menjadi haknya untuk mereka
terima. Dengan diberikan hak-hak mereka, akan membuat mereka senang.
Orang
tua yang memiliki anak berkebutuhan khsusus, banyak yang bisa dan harus dilakukan. Penanganan untuk ABK sebuah tim
baik secara medis ataupun psikologis dan kerja sama dengan orang tua. Secara
medis ada dokter anak dan dan rehabilitasi medis, kemudian psikolog sebagai
pendamping dalam memotivasi terapi baik orang tua maupun anak. Terapi terhadap
ABK tidak akan berhasil tanpa kerja sama yang baik dari orang tua, karena
terapi tidak hanya dilakukan di tempat terapi saja namun ketika ada di rumah,
orang tua juga harus melakukan proses terapi kepada anak. Dan perlu orang tua
pahami bahwa ABK bukanlah sebuah bencana dan bukan aib dalam keluarga. Mereka
tetaplah seorang anak yang memerlukan hangatnya kasih sayang dari orang tuanya.
Sebagian
orang berpikiran bahwa ABK itu tidak ada yang bisa dibanggakan dari mereka dan
akhirnya mereka mengucilkan dan membully ABK. Pada hal, mereka juga punya kelebihan yang tidak dimiliki oleh
anak-anak yang lain. Sebenarnya, ABK memiliki tingkat kecerdasan yang tinggi
dan mereka mampu menyelesaikan materi pembelajaran yang sulit. Contohnya
matematika. Matematika selalu menjadi pelajaran tersulit dibandingkan dengan
pelajaran-pelajaran yang lain yang tidak disukai anak-anak. Namun, ABK mampu
dalam bidang tersebut. Seperti Ismail murid kelas 5 SD Qur’an Jatimakmur. Ia
adalah seorang anak yang berkebutuhan khusus yang mampu mengerjakan soal
matematika dengan cepat dan benar. Pada hal teman-temannya yang lain yang tidak
berkebutuhan khusus (normal) tidak mampu mengerjakan soal matematika seperti
Ismail.
Dari
contoh anak yang berkebutuhan khusus di atas, kita dapat melihat bahwa mereka
juga mempunyai kelebihan. Mereka juga berhak untuk dihargai dan mendorong serta
mendukung mereka dalam mengembangkan kemampuan yang mereka miliki. Dan ketika
kita ikut andil dalam membantu mereka untuk mengembangkan kemampuannya, itu
adalah kebahagiaan yang sangat luar biasa bagi dirinya dan juga keluarganya.
Mungkin sebagian dari kita belum mengetahui bahwa sesungguhnya ABK yang mampu
membaca diusia 8 tahun, adalah sebuah keberhasilan dan kesenangan bagi para
orang tua mereka. Bagaimana tidak, mereka adalah anak-anak yang jelas berbeda
dengan anak-anak lainnya, tapi mampu membaca seperti anak umum lainnya.
Kita
ketahui bersama bahwa manusia adalah makhluk sosial yang tidak bisa hidup
sendiri. Perlu bantuan, perlu sahabat dan perlu dukungan dari orang-orang di
sekitarnya untuk terus menumbuhkan semangatnya dalam meraih apa yang mereka
impikan. Kita hidup berbeda-beda, akan tetapi dengan perbedaan itulah yang
membuat hidup lebih bermakna, saling memahami antara satu dengan yang lainnya.
Jika kita adalah orang-orang yang tidak berkebutuhan khusus (normal), bantu
saudara-saudara kita, adik-adik kita di luar sana yang berkebutuhan khusus,
bantu mereka untuk bisa meraih mimpi-mimpinya, bantu mereka untuk bisa berkarya
dan bantu mereka untuk bisa membahagiakan keluarganya terutama orang tua dan
untuk orang banyak. Mengucilkan dan membully mereka adalah sesuatu yang salah
dan membuat mereka makin tidak berani, tidak percaya diri dan akhirnya mereka
merasa tak mampu berkarya. Kita dan mereka adalah sama, sama dihadapan Allah,
tidak ada yang membedakan kecuali taqwa dan tingkat keimanan kita kepada-Nya.
Jadikan
hidup ini indah seperti pelangi, meskipun warnanya berbeda-beda tapi terlihat
indah di langit biru. Itulah kebersamaan, itulah ukhuwah yang patut kita
contoh. Satu hal catatan penting bagi orang tua yang mempunyai anak yang tidak
berkebutuhan khusus (normal), ajari mereka bagaimana menghormati orang lain,
ajari mereka memahami setiap perbedaan antara satu dengan yang lainnya agar anak
tersebut tidak membully anak-anak yang berkebutuhan khusus.
Rabu, 01 Februari 2017
Dia Malaikat Bersayapku
Mimpi itu diraih dengan kerja keras,
Mimpi itu dikejar dengan langkah yang teratur,
Mimpi itu digapai dengan doa,
Dan mimpi jadi kenyataan dengan tekad yang kuat.
Perjalanan untuk menjemput mimpi, kadang terjatuh di tengah perjalanan, kadang lelah, kadang dongkol dan bahkan air mata ikut menyertai. Tapi satu hal yang indah dalam mengajar mimpi adalah hadirnya orang-orang yang selalu memberi semangat untuk terus berjalan, berlari ataupun merangkak dalam menjemput mimpi.
Sekitar dua tahun lalu, dalam perjalananku mengejar mimpi hingga saat ini, Allah mempertemukan orang yang begitu mengerti, yang begitu mendukung, yang begitu berhati emas, yang begitu istimewa buatku. Ya... ini adalah hal yang tidak pernah aku duga, tidak pernah aku bermimpi untuk bertemu dengannya.
Ia begitu berbeda dengan orang lain yang aku kenal, ia laksana air yang datang menyiram tanaman ku yang sekian lama layu, ia laksana cahaya yang datang menyinari hidupku yang sekian lama berlarut dalam gelap, dan ia laksana malaikat bersayap yang membawa sejuta semangat untuk membangkitkan semangatku.
Hari-hari ku berputar 180 derajat semenjak ia hadir, berputar menjadi lebih indah.
Ah... terlalu indah yang Allah berikan, terlalu istimewa yang Allah hadiahkan.
Mudah-mudahan dia selalu baik-baik disana. Harapan terbesarku adalah ia menjadi insan/hamba Allah yang beriman, santun, berwibawa, rendah hati dan tak pernah lupa untuk bersujud kepada Rabbnya di sepertiga malam terakhirnya serta tak pernah lupa untuk membaca kalam-kalam Ilahi.
Dan harapan terakhirku, ia kuat dalam menjalani hidup, sehingga ia mampu menguasai ilmu yang ia inginkan dan tak lupa untuk membagikan ilmunya itu kepada orang banyak.
Selamat menjalani kehidupan, teruslah belajar, teruslah berkarya dan teruslah bermimpi menjadi insan yang kaya akan ilmu pengetahuan.
Terima kasih telah menjadi malaikat bersayap untukku.
Selasa, 31 Januari 2017
Sosok Seorang Pemuda Muslim sejati
Beriman, berwibawa, berkarakter dan
berkarya itulah pemuda yang didambakan oleh banyak orang. Pemuda yang tidak
pernah puas dengan apa yang ia dapatkan, ia selalu berusaha, berkarya dan
bekerja keras untuk mempersembahkan hal-hal yang baru, hal-hal yang penuh
dengan manfaat. Karena ia selalu menyadari bahwa hidup untuk bermanfaat bagi
orang, bukan mencari kedudukan, bukan mencari nama dan bukan menjadi insan yang selalu merasa benar.
Sesungguhnya pemuda tertampan
bukanlah pemuda yang memiliki rupa tampan, tapi pemuda tertampan adalah pemuda
yang selalu menebar senyumnya untuk semua orang.
Sesungguhnya pemuda
yang kuat bukanlah pemuda yang berotot besar, tapi pemuda yang kuat adalah
pemuda yang selalu ikhlas menerima dan menjalani liku liku kehidupan tanpa berkeluh kesah, karena ia
menyadari bahwa sesuatu yang dijalankan disertai dengan Allah maka semuanya
akan mudah.
Dan pemuda yang paling istimewa adalah pemuda yang selalu
bersujud kepada Rabbnya di sepertiga malam, mengangkat kedua tangannya,
merendahkan mata hatinya dihadapan sang Ilahi dan selalu larut dalam membaca
surat-surat cinta (Al-Quran). Hati dan pikirannya selalu tertuju pada Rabbnya,
sehingga kesehariannya wajahnya selalu terlihat bahagia, senyumnya berbinar-binar
seakan-akan ia adalah insan yang paling
bahagia di dunia ini meskipun ia terhitung kurang dalam hal materi.
Pemuda terhebat dari yang terhebat adalah pemuda yang menembus
batas, mengunyah mimpi, menganyam matahari, itulah karakter dan tekad kuat nan
membara seorang anak muda, ingin melampaui dari yang pernah ada, ingin
mewujudkan semua mumpi-mimpinya, ingin menjadikan matahari yang menemaninya
menjadi karya yang luar biasa. Silahkan para sejarahwan mencatat karya yang
telah dan akan dibuatnya, silahkan para pengagum diam tanpa mampu berkata
apa-apa karena melihat sesuatu yang hampir tidak dipercaya pada apa yang
dilihatnya. Itulah geliat, itulah warna, itulah wajah asli seorang pemuda
muslim sejati, pemuda yang memiliki sederat prestasi hebat berkelas dunia.
Prestasi yang ia persembahkan bagi bangsa dan agamanya, ia persembahkan bagi
peradaban Islam, ia persembahkan bagi masyarakat dunia yang ingin membuktikan
bahwa Islam itu rahmat bagi seluruh alam, Islam itu sangat bermanfaat dan
dibutuhkan untuk memberikan kontribusi kedamaian dan kesejahteraan dunia yang
kian hilang. Dari atas sejadah ketaatan ia mulai bergerak, dan dari kajian
bacaan Al-Qur’an ia mulai merangkai serta dari keikhlasan dan kerendahan hati
ia mulai bekerja penuh semangat dalam berkarya.
Baginya ia seperti belum belajar kalau belum memahami dan
menemukan sesuatu, baginya belumlah bekerja kalau ia belum sampai bercucuran
keringat, baginya tidak ada kata malas dan menunda waktu, baginya ia belum
merasa berbahagia kalau belum bersujud menikmati kekhusyuan shalat. Itulah
sosok enerjik seorang pemuda muslim sejati. Semua bisa kita lakukan, semua bisa
kita mulai, semua bisa terwujud wahai pemuda muslim. Dan dunia ini sedang
menunggu karya-karya dan prsetasi besarmu.
Bangkit dan berkaryalah wahai pemuda muslim sejati !!
Catatan : ‘’sebagian artikel ini dikutip dari kalender
hijriyah (Telkom Indonesia)”
Sabtu, 28 Januari 2017
Perbedaan Itu Indah
Setiap kita punya trik baru dalam meraih mimpi
Setiap kita punya langkah baru untuk berjalan mengarungi samudra kehidupan.
Dan setiap kita punya metode baru dalam menyusun rumus-rumus pendidikan kita masing-masing.
Dan setiap langkah mengarungi samudera pendidikan kita punya tempat yang berbeda-beda dalam menimba ilmu yang sebanyak-banyaknya. Disetiap tempat itulah kita punya teman/sahabat baru, tempat kita berbagi cerita, tempat kita saling memberi masukan, tempat kita saling mengingatkan jika ada yang salah, dan tempat kita saling memahami. Karena setiap kita punya karakter yang berbeda,punya hobby yang berbeda, bahkan suku pun berbeda. Dengan perbedaan itulah kata "saya" dan "kamu" menjadi "kita". Iya kita, kita yang saling memahami antara satu dengan yang lainnya. Ketika kita punya kawan baru yang mungkin tidak sesuai dengan kita, solusi terbaik adalah menyatukan perbedaan itu menjadi sebuah visi yang sama, hingga akhirnya bareng-bareng membangun misi agar bisa menghasilkan kata "kita" menjadi sebuah persahabatan yang luar biasa, bermanfaat bagi Agama, bangsa dan negara serta untuk orang banyak. Itu adalah solusi yang terbaik dalam membangun perbedaan diantara kita, BUKAN meninggalkan.
Perbedaan yang membuat hidup kita menjadi pelangi. Pelangi yang indah, yang warnanya berbeda-beda yang membuat banyak makhluk kagum melihatnya .
Hiduplah seperti pelangi, warnanya bermacam-macam tapi karena ia bersatu, terlihat indah di langit biru .
Sabtu, 21 Januari 2017
Keikhlasan si Mas Gojek
Sore itu, saya mulai beres-beres
pulang ke rumah setelah mengejarkan Qur’an kepada anak-anak usia TK dan SD.
Begitu pula dengan anak-anak yang super semangat membereskan semua peralatan
belajarnya ketika jam pulang. Pertemuan
hari itu dengan anak-anak diakhiri dengan muroja’ah dan juga membaca doa lalu
kemudian bubar satu per satu dari lingkaran halaqoh Qur’an. Bubar untuk pulang
ke rumah masing-masing. Saya pun terakhir bubar dari lingkaran halaqoh Qur’an
sore itu. Ya…namanya juga pengajar yang pulangnya lebih akhir dibandingkan
anak-anak. Saya pun bergegas pergi dari ruangan yang berdinding bambu itu membawa
tas yang lumayan berat.
Dalam perjalanan pulang ke rumah
sore itu, keadaan jalan tidak begitu mecat. Saya pun berlalu dengan cepat
dengan motor kirana alias si kuda hitam yang selalu setia menemani dan
mengangkut kemana pun saya pergi. Beberapa menit dalam perjalanan itu, saya
berbelok kanan di jalan kodau. Tidak cukup 2 menit di jalan kodau,si kuda hitam
mulai mengeluarkan tanda-tanda aneh. tanda-tanda yang sudah saya hafal dan tau
sekali ada apa dengannya. Yapp tidak lain dan tidak bukan bensinnya habis. Dari
kemarin memang saya sendiri sudah memprediksi bahwa si kuda hitam ini
sepertinya sudah mulai lapar. Dan ternyata disore hari itu benar, ia tak mampu
melanjutkan perjalanan bersama saya. Karena bensinnya habis, tidak ada pilihan
lain. Saya dorong sampai menemukan
bensin alias makanan buat si kuda hitam. Kehabisan bensin di jalan memang sudah
hal yang sangat biasa terjadi bagi saya, diakibatkan motornya sudah lumayan tua
dan beberapa hal yang sudah tidak berfungsi akhirnya saya ketahui banyak atau
sedikit bensin yang ada dalam perut si kuda hitam itu. Pede dan tak
menghiraukan kendaraan lain yang ulu lalang di jalan ramai sore itu, saya
mendorong dengan perasaan agak jengkel. Tiba-tiba ada motor berwarna putih plus
dengan pengendaranya yang berjaket hijau dan berhelm hijau pula. Ah… ternyata si mas
gojek. Tanpa salam dan tanpa permisi, si mas gojek bertanya dengan muka yang terlihat
lelah “mas, motornya kenapa?”. Tanya si mas gojek. “kehabisan bensin mas”,
jawabku. “naik aja ke motornya mas, nanti saya bantu”. Tawaran si mas gojek.
Tapi karena saya berfikir penjual bensin tidak terlalu jauh dan tidak mau
merepotkan orang, saya menolak tawaran si mas gojek dan melanjutkan mendorong
si kuda hitam. “mas, naik aja mas, kasian masnya sudah sore begini pula” si mas
gojek kembali menawarkan pertolongannya. Saya sedikit memperhatikan raut wajah
si mas gojek yang sudah terilihat lelah juga terlihat wajah ikhlasnya yang
ingin membantu orang. Iya, membantu saya sore itu. Saya kembali duduk di atas
si kuda hitam. si mas gojek mengendarai motornya sambil melentangkan kakinya
ke arah klapot motor saya, ngeng…
motorku kini kembali melanjutkan perjalanan dengan bantuan dorongan si mas
gojek. Dalam perjalanan itu, saya menoleh kiri dan kanan untuk mencari dimana
penjual bensin. Sekitar 500 meter saya berlalu tertnyata belum ketemu-ketemu
juga penjual bensin eceran di pinggir jalan. Pada hal biasanya, ketika di
perjalanan saya kehabisan bensin, penjual bensin eceran tidak begitu jauh. Hanya beberapa meter saja sudah
ketemu. Tapi kali ini tidak. Sabar hehe…
Si mas gojek terus membantu
mendorong motor saya dihari yang mulai gelap itu. Dalam perjalanan, hati kecil
saya sangat bersyukur karena ada orang yang begitu tulus dan begitu ikhlas
membantu saya. iya sangat bersyukur. Sekitar 1 km dalam perjalanan itu,
akhirnya saya menemukan penjual bensin eceran. “mas, berhenti disini aja, tuh
ada penjual bensin” teriakku ke mas gojek. Si mas gojek pun berhenti.
Setelah berhenti, bukannya ngisi bensin
si mas gojek malah nyuruh saya untuk naik ke motor kembali dan melanjutkan
perjalanan dengan perut kosong si kuda hitam. “loh.. kenapa mas? Ini kan ada
penjual bensin”. Kataku ke mas gojek. “di depan ada pom bensin mas. Tidak jauh
dari sini” kata si mas gojek. “o…iya, ada ya pom bensin dekat sini”. Kataku
dengan sedikit cengingisan. Ngeng… kembali melanjutkan perjalanan.
Tidak lama kemudian, tiba juga
akhirnya di pom bensin. Sebelum belok kanan ke pom bensin, si mas gojek
memintaku untuk mengambil jalan tengah persiapan belok kanan pom bensin. Saya
pun mengikuti perintah si mas gojek. Tepat depan pom bensin (di jalan), ketika
saya mau belok kanan, si kuda hitam belum berhenti dengan sempurna saya sudah
keburu menurunkan kedua kaki dan menyenggol tas yang saya taro bagian depan
sedangkan si mas gojek sudah belok kanan ke arah pom bensin. Brukkkk….ah… tas
saya jatuh. Si kuda hitam pun saya rem mendadak dalam keadaan yang sudah panik.
Saya ambil tas yang terjatuh di jalan dengan tangan kiri karena tangan kanan
menahan si kuda hitam agar tidak ikutan jatuh. Setelah tas itu berhasil saya
ambil, saya pun membelokkan si kuda hitam ke pom bensin dengan tergesah-gesah
karena kendaraan di jalan sudah mulai macet berlawanan arah. Karena sikap
terburu-buru dan tergesah-gesah, akhirnya bruuukkkkk…. Si kuda hitam jatuh ke
kanan saya pun juga ikutan jatuh. Setelah saya berusaha bangun, terlihat
seorang lelaki tua turun dari motornya dan membantu membangunkan si kuda hitam
yang terjatuh “mas, hati-hati ya” kata lelaki si tua itu. “iya pak, terima kasih banyak”.
Kataku. Sejumlah kendaraan yang sudah memadati jalan membunyikan klaksonnya.
Begitu pula dengan mobil avanza yang tepat berada di depan saya ketika jatuh.
Saya membelokkan motor ke kanan arah pom bensin dan mencari-cari si mas gojek
yang tadi membantu mendorong motor saya yang kehabisan bensin. Mataku melirik
dan menoleh ke sana kemari tapi tak kunjung menemukan si mas gojek. Ah… pada
hal saya belum sempat berterima kasih banyak kepadanya karena keikhlasannya
yang begitu tulus membantu saya. karena mas gojeknya menghilang saya langsung
mengisi bensin dan melanjutkan perjalanan ke rumah tanpa menyampaikan terima
kasih banyak ke mas gojek. Sekitar 5 menit di perjalanan, tiba-tiba ibu jari
saya terasa perih dan tangan kiri juga perih begitu pula dengan betis bagian
kanan. Tapi, yah… ini hanya perih biasa saja. Maklum tadi abis dubrak
bareng motor di tengah jalan. Terus
melanjutkan perjalanan dengan hati-hati dan akhirnya Alhamdulillah tiba di
rumah dengan selamat. Lalu kemudian persiapan shalat maghrib dan ngajar kembali
anak-anak di rumah.
Besok-besok perhatikan motornya
jangan kehabisan bensin lagi di jalan hehe…
Langganan:
Postingan (Atom)
-
“PERAWANKU DIRENGGUT PACARKU” Ketika kita menyimak orang yang menjalin hubungan atau yang biasa disebut pacaran, mungkin tidak asing la...
-
“KETIKA AKU BERBEDA DENGAN MEREKA” Hidup ini kadang diartikan oleh sebagian orang adalah kehidupan yang sangat kejam. Mengapa mereka ka...
-
“AKU, KESUKSESAN DAN KEGAGALAN” Kesuksesan menurut aku adalah meraih apa yang telah orang itu impikan dalam hidupnya. Sukses bukan be...